Rolland sedang duduk sendirian di salah satu meja bar, wajahnya terlihat jika dia sedang memiliki masalah. Pria itu terus menyesap minuman beralkohol yang berada dihadapannya, gelas demi gelas telah dia habiskan isinya lalu menuangkannya lagi.
"Hey, yooo, kamu Rolland kan, Abangnya Shana," sapa Rojak pemilik Bar.
Rolland mendongakkan kepalanya, lalu tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban membernarkan pertanyaan Rojak.
"Jika aku lihat, Abang ini sedang ada masalah?" tanya Rojak sok akrab, dia duduk di kursi berhadapan dengan Rolland.
"Kamu teman Shana?"
"Yap, sejak SMA, kita pernah bertemu, tapi mungkin kamu lupa," jawab Rojak mantab.
Rolland sedang menimbang-nimbang pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Rojak.
"Apa kamu tahu apa yang terjadi pada Shana dan Hera?" tanya Rolland setelah dia memutuskan untuk lebih baik dia bertanya mengenai hubungan Hera tunangannya dan Shana.
"Ah itu...," Rojak bingung harus menjawab seperti apa pertanyaan Rolland.
"Ceritakanlah apa yang kamu tahu, dan masalah Shana, aku sudah mengetahui jika dia berbeda."
"Baiklah," Rojak menjeda ucapannya dia meneguk minumannya yang tadi dia bawa.
"Mereka dulu mempunyai hubungan yang spesial saat mereka masih SMA, namun hubungan itu kandas setelah Hera memilih untuk mengejar pendidikannya ke Jerman dan tanpa memberi kabar apapun untuk Shana, bodohnya Shana menunggu selama itu, hingga akhirnya dia tahu jika kekasih yang selama ini dia harapkan dan ditunggunya sudah bertunangan dengan sepupu yang paling dia sayang dan hormati saat acara reuni itu,"
"Sejak saat itu juga, Shana memutuskan jika semua sudah selesai, kamu pasti tahu rasanya menjadi Shana seperti apa kan?"
"Begitu ternyata, aku hanya butuh kejelasan saja dari apa yang aku dengar minggu lalu."
Flashback on.
Rolland berjalan kesana kemari mencari keberadaan tunangannya yang tiba-tiba saja menghilang, dia bertanya pada beberapa orang dan salah satunya menunjukan jika Hera berjalan kearah toilet yang ada di belakang, segera dia menyusul Hera karena dia tahu jika Hera paling takut jika disuruh ke toilet belakang yang menghadap ke taman.
Sesampainya di depan pintu toilet yang kebetulan tidak tertutup rapat langkah Rolland terhenti setelah mendengar suara yang begitu dia kenal.
Perbaiki apalagi, sudah tidak ada lagi yang perlu diperbaiki, semua sudah aku anggap selesai!" suara tegas Shana membuatnya menghentikan langkah tepat sebelum dia membuka pintu toilet.
"Jika kamu mengijinkan, aku janji aku akan memperbaiki semuanya, please," dan yang lebih mengejutkan lagi adalah suara tunangannya yang muncul.
"Sebaiknya kamu berusaha menjadi tunangan Bang Rolland dan menjadi menantu yang baik."
Rolland memilih menyandarkan tubuhnya pada dinding dan mendengarkan percakapan dua perempuan yang ada didalam.
"Jika perlu aku selesaikan semuanya dengan Rolland jika kamu mau kembali padaku."
"Maaf, aku tidak bisa, dan hentikan semua ini, kamu jadi tunangan Bang Rolland ataupun orang lain aku tidak akan pernah kembali padamu, meskipun kau menyelesaikan tunanganmu aku tidak akan kembali padamu camkan itu! kita selesai, dan aku sudah tidak mau lagi kamu berada dalam kehidupanku, jikapun aku masih menerimamu itu semua karena aku masih menghormati Bang Rolland yang menjadi tunanganmu, berhentilah!"