Kala itu, musim hujan.
Seorang gadis berumur 9 tahun dengan asyiknya melompat-lompat di atas rumput becek, di halaman rumahnya tentu saja.
"Liam, lepasin payungnya! mana seru hujan-hujanan tapi pake payung" seru sang gadis kecil kepada bocah laki-laki yang masih ragu untuk ikut andil dalam permainan dibawah hujan itu.
Bocah yang dipanggil Liam menggeleng, "Enggak ca, Liam takut dimarahin mamah"
Senyum sang gadis kecil mulai memudar, tapi sedetik kemudian ia mengangguk dan melompat-lompat kembali. Gadis itu begitu senang diguyur derasnya rintik hujan, tertawa lepas dan menari-nari seperti orang paling bahagia sedunia.
Hingga segerombol anak laki-laki yang sama-sama sedang bermain hujan melewati halaman rumah sang gadis, jumlahnya mungkin sekitar 5 orang.
"Anak itu kan yang gapunya mamah!" tunjuk salah satu anak bertubuh gempal kepada sang gadis. Membuat sang gadis mengehentikan aksi melompat-lompat.
"Kasian banget haha, pantes main hujan di depan rumah gak dimarahin. Toh dia gak punya mamah!" timpal anak yang paling tinggi
"HAHAHAHAHAHA"
"hahahahhahahha"
"hahahahhahahhahahhaa"
Gadis kecil itu kesal, lalu ia berjalan menghampiri segerombol anak laki-laki tadi dengan berani
"Puas kalian ketawa karna aku gapunya mamah hah?!" teriak sang gadis kecil pada bocah bertubuh gempal.
Sang bocah kesal tidak terima, "Kamu jangan teriak dong sama aku!" lalu ia mendorong sang gadis hingga jatuh tersungkur ke aspal.
Bocah laki-laki yang sedari tadi terdiam sambil menggenggam payung pun tersentak kaget saat melihat kaki sang gadis mengucurkan darah.
Dengan cepat ia melempar payung tersebut, mengambil beberapa kerikil kecil, dan berlari menghampiri sang gadis yang sudah menangis akibat melihat darah di kakinya.
"Pergi kalian semua!!!" amuk bocah kecil itu sembari melempari segerombol anak dengan kerikil di genggamannya.
Kini hanya tersisa mereka berdua,
"Huaaaa, Liam ini sakit" tangis sang gadis semakin menjadi-jadiLiam kecil tidak tau harus berbuat apa, dadanya sakit melihat sang gadis terluka. 5 detik kemudian ia memutuskan untuk berjongkok didepan sang gadis
"Eca jangan nangis, Liam ga suka liatnya"
"Ini sakit" tunjuk sang gadis pada lututnya,
"Jangan nangis, Liam janji bakal jagain Eca. Liam janji gak akan ada yang bisa dorong Eca sampe jatoh lagi. Kita kan sahabat. hiks huaaaaa" ucap sang bocah sambil ikut menangis,
Gadis kecil itu dibuat heran oleh temannya, kenapa jadi dia yang menangis? pikir gadis itu. Ia bangkit sambil mengucek matanya yang perih akibat tercampur air hujan.
Gadis itu menjulurkan jari kelingkingnya pada sang bocah, "Liam janji bakal jagain Eca?"
Sang bocah mengangguk, lalu mengaitkan jari kelingkingnya pada kelingking sang gadis.
******
William dengan kasar menarik tangan Esya menuju lorong yang lebih sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confused | Park Sunghoon
Fanfiction"Kamu pilih aku atau sahabat kamu?" "maaf" "lo pikir gabakal ada celah buat sahabat lo itu jatuh cinta sama lo?" (17+) **************************************** cerita ini dibuat atas dasar kegabutan dan keisengan. mohon dimaklumi atas keterbatasan...