Satnight, Sya

484 92 114
                                    

Suara petikan gitar serta nyanyian merdu terdengar indah di ruangan milik seorang pemuda, siapapun yang mendengarnya pasti akan ikut terhanyut pada lantunan nada itu. Sungguh indah bagi seseorang yang tengah jatuh cinta.

Track suits and red wine
Movies for two
We'll take off our phones
And we'll turn off our shoes
We'll play Nintendo
Though I always lose
'Cause you'll watch the TV
While I'm watching you

There's not many people
I'd honestly say
I don't mind losing to
But there's nothing
Like doing nothing
With you

Dumb conversations
We lose track of time
Have I told you lately
I'm grateful you're mine
We'll watch The Notebook
For the 17th time
I'll say "It's stupid"
Then you'll catch me crying

We're not making out
On a boat in the rain
Or in a house I've painted blue
But there's nothing
Like doing nothing

With you


Berbanding terbalik dengan lirik lagu yang begitu hangat, suasana kamar pemuda itu begitu gelap serta dingin. Ac nya sengaja ia nyalakan padahal hujan baru saja selesai reda.

Ini pukul 7 malam, semua jendela dan tirai di kamar itu tertutup. Tidak ada cahaya kecuali dari layar monitor yang kini menampilkan chord serta lirik dari lagu yang pemuda itu nyanyikan. Pemuda itu, persis seperti orang yang tengah menghukum dirinya sendiri. kacau.

William, ia adalah William.

William menghela nafas frustasi setelah menyelesaikan 3/4 dari lagu tersebut. Ia memilih tidak melanjutkan nyanyiannya, meletakan gitarnya di samping lemari dan merebahkan dirinya di kasur.

"Will ahh ga asik, ayo cover lagu ini.... mau gue upload instagram" bujuk seorang gadis di hadapannya.

"Gamau ah males di rekam mulu lu mah" tolak William

"Ayolah Will, kalo covernya berdua sama lo views gue bisa dua kali lipat lebih banyak tau" bujuk sang gadis lagi, kini tangannya merangkul bahu William

"Gak mau Esya..." kekeuh William sembari melepas rangkulan Esya pada pundaknya.

"Willi....." belum sempat Esya selesai bicara, William dengan jahil menggelitik sahabatnya itu, membuat Esya terpingkal-pingkal memohon ampun kepada William

"Hahaahaahaha, ampun will ampunn iya iya gue cover sendiri iyaaa" Jawab Esya sembari berusaha menjauh dari William


William menjambak rambutnya frustasi, kenapa disaat-saat seperti ini rasa rindunya pada Esya begitu menyeruak hebat hingga membuatnya mengingat setiap detail moment mereka.

Ia hanya tak mengerti, apa arti Esya baginya....

William juga sama, tidak ingin kehilangan sahabat tersayangnya itu.

Dulu, ia sering sekali berjanji pada Esya. Janji kecil hingga janji yang bebannya begitu berat, yang bahkan ia sendiri tidak yakin apakah bisa menepatinya.

"Liam janji bakal jagain Esya..."

"Liam janji bakal temenin Esya kemana aja..."

"Liam janji bakal bantuin Esya kerjain PR..."

"Liam janji bakal temenin Esya naik gunung suatu hari nanti..."

"Liam janji bakal bawa Esya keluar negri cuma berdua..."

Confused | Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang