21) Jealous

590 77 71
                                    

Jake masih sedikit tidak terima melihat dirinya tidak satu tim dengan Esya, Dia sedikit merasa aneh. Di hadapannya ia melihat semua orang yang ia kenal mendapat pasangan bersama kekasihnya masing-masing. Sedikit membingungkan memang. Apalagi tadi ia sempat melihat Vita bersama Dion, siswa yang sempat mengalahkannya saat kompetisi untuk perwakilan olimpiade matematika tahun lalu. Aneh memang, padahal Vita dan Dion mungkin tidak saling mengenal.

"Udahlah bro, lu se tim sama gue tuh itung-itung kita mengenang masa lalu." ucap Bima yang langsung mendapat geplakan dari Jake.

"Masa lalu palamu."

"Lah lu ga kangen gua apa, gua kan langganan nyontek ke lu dari kelas 10 ampe kelas 11."

Jake menggelengkan kepalanya jengah, "Bim, mana ada sih orang yang bakal kangen di contekin..."

Bima hanya terkekeh menanggapi ocehan Jake. Mereka berjalan sekitar 10 menit, sejauh ini yang dilewati hanyalah hamparan kebun teh, belum terlihat satu pohon pun.

"Ini kita yang jalannya kelambatan, apa mereka yang kecepetan dah? kok udah sepi aja kaga ada orang" ucap Bima sambil merapatkan tubuhnya pada Jake.

"Ih apaan sih, jauh jauh sono!, gua juga takut kali!" jawab Jake. Dua manusia itu memang sama-sama penakut.

Setiap pasangan, diberi jeda 5 menit untuk mulai berjalan, tentu saja demi menghindari bergerombol. Sialnya, dua manusia penakut itu justru mendapat giliran terkahir untuk berjalan. Belum lagi mereka berjalan sedikit lambat, tentu saja itu membuat peserta lain sudah lebih dulu ada di depan sana.

"Demi alek kaga ngapa ngapa gua di contekin si Bima selama sisa umur gua, asal jangan ada setan yang nongol." Ucap Jake saat memeriksa pohon pertama yang mereka temui.

"Wait, i-itu apaan anjir??!!" Jay melihat putih-putih pada dahan di belakang pohon.

Keringat dingin mulai mengucur pada dahi keduanya, mereka sama-sama bergetar menahan takut. "J-jake?, setan doyan duit ga ya?, g-gue rela nih lemparin dompet gue biar dia pergi..."

Jake hanya menggeleng, dia juga sangat ketakutan. Fokusnya kini hanya memikirkan bagaimana caranya ia lari lebih cepat dari Bima dalam keadaan gelap gulita seperti ini...



Tapi sebelum itu terjadi,



































"Itu cuma kain, bodoh."

"Ohiya di dahan ke tiga tuh, nomor lo pada. Kelompok 21 kan?." ucap Loly sambil memungut sesuatu di bawah pohon tersebut.


"L-lo ngapain lol?" tanya Bima gugup, masih ketakutan.

Loly mengacungkan sebuah kupluk, "Kupluk gue ketinggalan, makanya gue balik lagi sendirian karna si Suno ga mau nemenin. Gausah penakut lo bedua, muka doang serem-serem"
Setelah itu Loly berjalan lagi kedepan, menjauhi dua pemuda yang kini masih kebingungan.

"Lyta? makasih loh ya.." teriak Bima saat Lolyta sudah tidak terlihat dibalik gelapnya malam. Fyi, seminggu yang lalu Lolyta menyatakan cinta pada Bima, namun ditolak oleh Bima sendiri. Entah apa alasannya.


Jake yang sudah berhasil mengambil kertas milik kelompoknya buru-buru menarik Bima untuk terus berjalan ke ujung rute, "Mantep cuy kita menang tanpa susah-susah nyari lagi, ayo cepetan susul yang lain sebelom ketemu setan beneran."

Bima mengangguk, lalu mereka bergegas melanjutkan perjalanan dengan hati yang sedikit tenang.



******

Confused | Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang