Ujian nasional tinggal seminggu lagi. Sudah tidak ada waktu bagi para siswa untuk berleha-leha, termasuk anak kelas 12-2. Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, tapi hanya satu dua orang yang beranjak pergi ke kantin. Sisanya tetap di kelas berhadapan dengan tumpukan buku masing-masing.
Di sela-sela mengerjakan latihan soal, Esya mengetikkan sesuatu di layar ponselnya sambil tersenyum.
William tiba-tiba menyodorkan sekotak nasi goreng buatan mamahnya untuk Esya, "Nih makan dulu. Udahan dulu belajarnya."
Esya tersenyum menerima nasi goreng tersebut. "Ohiya Will, nanti lu balik bareng Vita aja. Gua mau jenguk si Jake dulu sebentar."
William menaikan sebelah alisnya, "Sama siapa?."
"Sendiri lah. Palingan nanti kesananya nebeng si Seon."
"Hmm, oke deh." William membalikan kembali punggungnya menghadap ke depan, kembali membantu Vita yang juga sedang disibukan dengan soal-soal penuh rumus.
Jam pembelajaran berjalan cukup normal, 2 bulan terakhir ini semua siswa belajar dengan serius. Tidak ada lagi, yang mengobrol ataupun tertidur saat guru sedang menerangkan materi.
Bel pulang berbunyi tepat pukul setengah 4 Sore, namun sebagian murid kelas 12 ada yang tetap tinggal di sekolah untuk sekedar belajar di perpustakaan ataupun mengerjakan hal lainnya.
"Anak kelas kita udah pulang semua, kenapa ga tadi pagi aja sih piket nya." omel William di depan pintu kelas.
"Iya sya, udah mau ujan nih langitnya udah gelap." Vita menimpali.
"Kalian pulang duluan aja. Tadi si Seon bilang mau ngerjain sesuatu dulu di perpus, terus dia juga bawa mobil jadi ga masalah kalo ujan." jawab Esya sambil menyapu kolong meja guru.
"Udah ngabarin lagi belom dia?" tanya William memastikan
Esya menyengir, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Belom hehe"
William mendengus sebal, lalu ia mengajak Vita untuk pergi ke perpustakaan. "Yaudah sya tunggu disini ya, gua susulin si Seon nya dulu."
Esya mengangguk mengacungkan jempolnya, "Oke."
******
10 menit kemudian hujan deras mulai turun. Esya terduduk di bangku kelasnya sendirian, ia berusaha menelepon Seon berkali-kali namun tidak ada jawaban.
Ting
| Seon |
Sya, sumpah maaf banget. Tadi mami gua nelpon katanya mobilnya mau dipake makanya gua buru-buru balik dan lupa ngabarin lu dulu:(
BRAKK.
"Ih Seon sialan banget!" kesal Esya sambil menggebrak meja dihadapannya.
"Yah gimana dong, sendirian dong gua disini. Mana si William sama Vita belom nongol lagi."
Esya berjalan ke depan kelasnya, berdiri mematung memperhatikan rintik hujan yang bisa dibilang sangat deras. Tangannya terjulur untuk merasakan tetesan air hujan yang jatuh dari atap.
Ia bingung sekaligus khawatir.
"Jake sendirian di rumahnya, gimana dong. Jake kan penakut..."
Saat sedang asyik tenggelam memikirkan pacarnya itu, tiba-tiba Esya dikejutkan dengan suara petir yang begitu keras. Tubuhnya yang reflek bergerak membuatnya kehilangan kendali karena lantai yang licin, akibatnya Esya terhuyung kebelakang kehilangan keseimbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confused | Park Sunghoon
Fiksi Penggemar"Kamu pilih aku atau sahabat kamu?" "maaf" "lo pikir gabakal ada celah buat sahabat lo itu jatuh cinta sama lo?" (17+) **************************************** cerita ini dibuat atas dasar kegabutan dan keisengan. mohon dimaklumi atas keterbatasan...