26) what if i leave you?

553 68 77
                                    

WARNING 17+, belom cukup umur mending skip ya:)

******





"Gua sebenernya mau bilang ini..."

Vita menatap Bima sebagai isyarat 'apa'. Mata dan hidungnya memerah, ia sedikit sembab akibat menangis sejak beberapa menit yang lalu.

"Itu.... emm tadi gue liat si William jalan sama si Esya." jawab Bima, sedikit cemas takut kalau-kalau Vita akan menangis lagi.

"Ohh... ya wajar mereka kan sahabat, gue mau larang juga gimana," jawab Vita sambil mengusap ingusnya menggunakan punggung tangan

"Iyasih tapi..."

"Emang sahabat sampe pegangan tangan juga ya?" lanjut Bima

"P-pegangan tangan?" tanya Vita, atensi nya mengarah pada Bima untuk meminta penjelasan lebih lanjut.

Bima mengangguk, ia akhirnya menjelaskan semua yang dilihatnya tadi sore, saat William dan Esya baru keluar dari ruang teater bioskop.

"Serius pegangan tangan? kayak orang pacaran?" tanya Vita lagi,

Alih-alih menjawab, Bima malah mendengus kesal melihat sahabatnya yang terus saja menangis sambil menatap layar hp.

"Kenapa ga di iyain aja sih? lu diputusin kan sama William?," ucap Bima sambil merebut hp dari tangan Vita, berniat untuk membaca chat dari William.

"Tuh kan.. lu spam chat berhari-hari ke dia ga dia bales, sekalinya chat minta putus. Iyain aja sih?" kesal Bima.

"Pengennya sih gitu, tapi gue sayang sama dia. Kaya yang lo tau, dari awal dia selalu memperlakukan gue lebih istimewa daripada ke Esya. Bahkan dulu dia sampe nyakitin Esya demi gue. gue..., gue gamau nyerah gitu aja, gue masih percaya banget kalo William cuma sayang sama gue."

Vita menjawabnya sambil tersenyum menguatkan diri sendiri. Jarinya mengetik beberapa chat untuk William, sudah bisa dipastikan bahwa isinya adalah permintaan maaf dan lain lain untuk mempertahankan hubungan mereka.

"Serius Vit? lo masih mau pertahanin dia yang udah jelas jelas hatinya cuma buat Esya?"

"Nggak usah sotoy. Gue gak bakal kemakan hasutan lo sebelom liat sendiri, toh gue emang cemburu sama mereka tapi selama ini yang gue liat mereka masih wajar kek sahabat kok." sergah Vita.

Bima hanya memutar bola mata malas, kesal melihat vita yang seminggu ini terus saja mempertahankan William sementara ia sendiri berusaha mati-matian untuk membuat vita tersenyum.

*****

"Nada nya kerendahan ini" komplain Esya saat berusaha keras mengharmoniskan suaranya kedalam instrumen gitar yang sedang dipetik William.

Jrenggg

"segini?" tanya william memastikan.

"Ah okeeee pas nih"

Esya berdiri untuk memposisikan tripod dengan benar. kali ini mereka berdua akan mengcover sebuah lagu, sesuai rencana dadakan yang dibahas saat di pantai sore tadi.

Esya menyalakan kamera, lalu ia duduk kembali di samping William yang mulai memetik senar gitarnya. Menciptakan alunan melodi yang mampu mengubah suasana menjadi sangat romantis, melupakan fakta bahwa dua insan yang ada dihadapan kamera itu hanyalah sepasang sahabat.

Esya mengambil part awal, berusaha mengharmonisasikan suara dengan instrumen yang dibawakan William. Matanya terpejam demi tenggelam ke dalam lirik lagu tersebut.

Ucapkanlah kasih,
Satu kata yang ku nantikan~
Sebab ku tak mampu membaca matamu~
Mendengar bisikmu~

Confused | Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang