Nara Family ( 3 )

3.2K 266 18
                                    

Shikadai melompati satu atap ke atap lain sampai di depan rumahnya, Ia berjalan memasuki halaman rumahnya dengan jantung berdebar. Sebenarnya, Shikadai juga sedikit takut jika saja Tensen ibunya yang akan menyambutnya malam ini, tapi toh sepertinya ia juga merindukan amukan ibunya

Shikadai sedikit melirik ke arah samping rumah, terlihat lampu ruang keluarga masih menyala

" apa Okaa - san menunggu Otou - san pulang sampai larut lagi ? " gumam Shikadai

Bocah bermarga Nara itu berdiri di depan pintu rumahnya dengan ekspresi senang. Ia tak tahu mengapa hatinya sangat bahagia meski ada kemungkinan dia akan diterbangkan oleh ibunya, tapi bisa bertemu dengan kedua orangtuanya saja sudah cukup untuk Shikadai

Shikadai mencoba membuka pintu rumahnya yang ternyata tidak terkunci. Shikadai menghembuskan napas pelan, mengumpulkan takd untuk memasuki rumah yang sudah sangat ia rindukan

" tadaima "

-----------------------000-------------------------

" bagaimana ? sudah lebih baik ? " tanya Shikamaru sambil memegang tangan istrinya. Temari membalas genggaman tangan suaminya dan mengangguk sambil tersenyum

" apa masih pusing ? bagaimana kalau kita istirahat sekarang ? ini sudah larut, kau bisa semakin sakit nanti "

" aku tidak bisa tidur Shikamaru.... kepalaku masih pusing " ujar Temari

" badanmu sedikit panas, besok kuantar ke dokter ya ? " tawar Shikamaru

Temari tersenyum " arigatou, tapi sepertinya itu tidak perlu, aku hanya sedikit demam, besok pasti sembuh. Lagipula jika kau mengantarku ke dokter kau bisa terlambat besok " tolak Temari

" hei, aku ini suamimu dan juga aku tidak masalah jika sedikit terlambat besok "

Temari terkekeh " daijoubu dayo, kau tidak perlu khawatir "

" kau ini benar benar keras kepala " 

Tawa mereka terhenti saat mendengar suara pintu depan yang dibuka, entah oleh siapa. Sebagai ninja tingat tinggi, tentu mereka bisa mengetahui siapa yang datang 

' chakra ini ' Shikamaru dan Temari saling berpandangan, seakan mereka saling meyakinkan bahwa chakra yang mereka rasakan ini benar benar dari seseorang yang mereka tunggu selama ini

" tadaima "

Shikamaru dan Temari buru buru bangkit dan sedikit berlari menuju pintu depan. Mata mereka membulat tak percaya. Sekarang, di depan mereka Shikadai sedang melepas alas kakinya, bocah itu tersenyum ke arah kedua orang tuanya

" tadaima Otou - san, Okaa - san " 

" Shikadai ? " ujar Shikamaru memastikan, ia benar benar senang dengan kepulangan putra mereka itu

Temari menangis dalam diam, wanita yang kini menyandang marga Nara itu tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya " Shi... ka... dai "

" Oka- eh OKAA - SAN ?! " Shikadai terlihat panik saat tubuh Temari jatuh ke bawah tapi sebelum menyentuh lantai, Shikamaru yang ada di sampingnya dengan sigap menangkap tubh istrinya dan menggendongnya

" aku akan membawa Okaa - san mu ke kamar " ujar Shikamaru sambil menggendong Temari ke kamarnya

" aku akan siapkan kompres " Shikadai berlari dan dengan gesit menyiapkan kompres air panas dan membawanya ke kamar orang tuanya. Shikadai dengan telaten mengompres ibunya, badan Temari terasa panas bahkan wajahnya pun memerah

" kenapa Okaa - san bisa sampai sakit seperti ini, Otou - san " tanya Shikadai dengan nada khawatir sambil menatap tajam ke arah ayahnya

' benar benar anaknya Temari ' batin Shikamaru

Fall In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang