Jika angin yang berhembus adalah takdir bagi angin itu.
Maka, pertemuan antara aku dan kamu bukanlah sebuah kebetulan, melainkan sebuah takdir.
PRIVATE MOVIECLEMIRA POV
“Lalu, kenapa pilih sekolah non-muslim? Anak adalah amanah yang harus dibina sesuai ajaran agama,” protes teman baruku. Mungkin kalian juga mempertanyakan hal itu.
Untuk pertanyaan ini, beragam diskusi dan penjelasan Ayah lontarkan ke beberapa kerabat yang menanggapi keputusan Ayah.
“Jika anak saya selalu bermain dengan lingkungan homogen bagaimana nanti saat mereka dewasa menerima lingkungan heterogen,” perjelas Ayah.
Beberapa kerabat yang berselisih paham, "Nanti kalau sudah besar mereka juga ngerti sendiri."
Harapan ideal setiap orang tua memang demikian, namun bagi Ayah alangkah indahnya jika Ayah memberikan pengertian akan perbedaan sejak dini.
Selain Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu, ada beberapa siswa yang beragama Muslim di SMAK ini.
"Saat pelajaran agama kristen, apakah kamu keluar atau mengikuti kelas?" tanya Grizelle Jovita Kaila, teman baruku di sekolah Kristen.
"Para pelajar Muslim di sekolah ini bisa saja tidak menghadiri acara-acara keagamaan," Pihak sekolah juga menerima guru Muslim dan guru agama lainnya selain Kristen mengajar di sekolah ini. Jadi ketika pelajaran keagamaan berlangsung semua pelajar belajar sesuai agamanya masing-masing.
"Ini hari pertama kamu, aku harap kamu nyaman ada di lingkungan yang berbeda"
Aku menghela nafas berat, "Semoga saja begitu," Hari ini bukan awal yang baik, banyak pandangan mata tertuju padaku karena aku satu-satunya wanita berhijab di sini.
Dua tahun kedepan akan aku habiskan waktuku untuk bersekolah di SMAK karena saat satu tahun pertama aku bersekolah di SMA Islam.
Aku dan Grizelle sedang berbincang-bincang karena sudah memasuki jam istirahat. Dia sama sekali tidak mempermasalahkan keagamaan kami. Senangnya, memiliki seseorang teman yang respect terhadap perbedaan.
Grizelle berdiri dari duduknya kemudian menatapku, "Ke kan ... "
Tiba seorang laki-laki dihadapanku memotong perkataan Grizelle, "Hai anak baru," sapanya.
"Tin," lanjut Grizelle sembari menatap tajam laki-laki itu, "Apa si! Main potong pembicaraan orang," celoteh Grizelle.
"Nama gue Syaron Gulandra," ucapnya sambil mengulurkan tangan tanpa menanggapi celotehan Grizelle.
Aku hanya membalas dengan menangkupkan kedua tangan, "Clemira Afshin M,"
"Dasar bego, Cle gak sentuhan tangan," umpat Grizelle yang memang sedang kesal terhadap Syaron.
"Guekan gak tau," decak Syaron sambil menoyor kepala Grizelle.
Tingkah mereka cukup membuatku terkekeh "Kalian kaya anak kecil aja."
"Oh iya, M?" tanya Grizelle yang sedang kebingungan dengan nama belakangku.
"Itu nama marga dari Ayah"
Syaron ikut penasaran dengan namaku. Ia menarik sebuah bangku ke samping Grizelle yang kemudian ia duduki, "Apa kepanjangan dari huruf M?"
"Rahasia," jawabku.
"Cle!" mula-mula aku tidak sadar jika saat itu ada suara laki-laki memanggilku.
"Clemira Afshin M ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIVATE MOVIE [On Going]
Novela Juvenil"Menurut kamu LDR yang paling jauh itu, kaya gimana?" tanya Clemira. Ray menoleh ke arah suara tersebut sambil mengerutkan dahi, "Beda hati karena itu lebih jauh dari beda negara, menurut kamu?" "Beda keyakinan" Karena permintaan dari sang Ayah, Cle...