5. Jarak

19 6 1
                                    

Peduli tapi tidak boleh terlihat
Rindu tapi tidak boleh bertemu
Bertemu tapi tidak berbicara
Saling menganggap satu sama lain seperti orang asing yang tak saling kenal
Dari situ barulah tercipta sebuah keputusan terbaik dariku untukmu.

[PRIVATE MOVIE]

Ray tahu bahwa dirinya dan Clemira benar-benar tidak akan bisa bersama. Dia mulai tersadar dan melihat bahwa ia dan Clemira berdiri di jalan yang berbeda. Dia memalingkan perasaannya tapi tidak dengan perhatiannya. Rasa kagum Ray terhadap Clemira yang ia simpan selama dua tahun lebih berubah menjadi sebuah perasaan yang datang tanpa meminta izin, perasaan yang begitu saja menguasai hati Ray.

Ray menghindar setiap kali berpapasan dengan Clemira, tetapi keluguan dan kecerobohan Clemira tidak bisa membuat Ray benar-benar menghindar seutuhnya.

Ray masih memperhatikan Clemira dari kejauhan, tetap berdiri di persimpangan menunggu Clemira pulang kajian. Menunggu di parkiran sekolah saat Clemira masih menyelesaikan hal lain di sekolah. Ray juga masih sering membantu Clemira dalam hal-hal kecil.

Waktu menunjukan sore hari, Clemira berjalan menuruni anak tangga secara perlahan menuju parkiran sekolah setelah siswa lainnya telah pulang lebih awal dan yang tersisa hanyalah siswa Muslim yang baru selesai belajar keagamaan.

Setelah sampai di parkiran, Clemira melihat Ray duduk bersandar pada dinding dengan mata terpejam.

"Ray!" panggil Clemira.

Ray tersentak dan langsung membuka mata sambil mencari sosok yang memanggil namanya, ia mendapati Clemira berdiri di sampingnya. Memandangnya sebentar dan langsung mengalihkan bola mata pada arah lain.

Ray melirik jam tangan yang terpasang di tangan sebelah kirinya.

Udah sore -batin Ray yang masih dalam posisi duduk.

"Belum pulang?" tanya Clemira.

Ray tidak membalas pertanyaan Clemira, ia hanya diam memikirkan perasaannya terhadap Clemira.

Clemira berdeham, "Kenapa sih akhir-akhir ini kalo ditanya gak dijawab, lagi sariawan? Atau radang tenggorokan?" tanyanya diiringi tawa kecil.

Tidak ada jawaban dari Ray, ia malah menatap kosong ke arah depan.

Clemira menundukkan badannya sambil menatap ke arah Ray, ia tahu Ray tidak akan balas menatapnya, "Kamu kenapa, sakit? Kamu marah sama aku? Aku buat kesalahan, ya?"

Ray tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Clemira, bagaimana cara memberitahu Clemira bahwa yang salah itu perasaan yang ia miliki kepadanya, bukan dirinya.

Clemira menegakkan badannya sambari menunduk menunggu jawaban dari Ray. "Maafin Clemira," ujar Clemira sambil mengerutkan dahi dan mengerucutkan bibir.

Clemira sangat merasakan perbubahan sikap Ray terhadapnya, Ray bersikap dingin dan hanya berbicara seperlunya. Clemira tahu Ray sering berusaha untuk menjauh perlahan dan Clemira sadar akan hal itu. Sikap Ray yang tiba-tiba berubah sangat mengusik dirinya. Clemira sadar bahwa jarak memang yang terbaik sebelum perasaan aneh menguasai dirinya, di sisi lain Clemira khawatir melakukan sebuah kesalahan terhadap Ray.

Ray bangun dari duduknya, ia berdeham pelan sebelum pada akhirnya berbicara.

"Ayo pulang bareng, udah hampir maghrib," ajak Ray.

Seketika Clemira terdiam, memikirkan bagaimana caranya menolak ajakan Ray. "Hmm ...."

"Cle!" panggil Haidar yang berada di belakang Clemira. Haidar datang bersamaan dengan Ghibran.

PRIVATE MOVIE  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang