Bagian Tiga Belas🍹

564 69 2
                                    

♡ (\ (\
(>ㅅ< ) ♡
┏━━∪∪━━━━━━━┓
♡  🍹 Bimbang?🍹  ♡
┗━━━━♡━━━━━━┛•♫•.
.
.
.

♡ (\ (\(>ㅅ< ) ♡┏━━∪∪━━━━━━━┓♡  🍹 Bimbang?🍹  ♡┗━━━━♡━━━━━━┛•♫•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SORRY FOR TYPO

.

Sudah dua Minggu berlalu sejak insiden ciuman dari Nata di pipinya. Sejak saat itu Dinda semakin menghindar, bukan hanya karena ia malu karena sudah menolak Nata waktu itu, namun ada hal lain yang bahkan berhasil membuat gadis gemuk itu kini terlihat sedikit lebih kurus.

Tak terasa semester satu hampir berlalu begitu saja, beruntung tugas kelompoknya dengan nata sudah ia selesaikan dan di kirim ke email Bu tuti, membuat mereka tidak memiliki alasan apapun lagi untuk bertemu. Terlebih kini ia tengah sibuk dengan tugas-tugas akhir yang serasa mencekik lehernya.

Hingga sebuah notifikasi berhasil mencuri perhatiannya.





Nataya PBI

Di.. bisa ketemu ?








Dinda langsung menyemburkan jus wortel jeruknya ke wajah Devi setelah membaca notifikasi bar di ponselnya. Putri yang melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak.

"Dudun mah..." Devi memajukan bibirnya, merengek dengan mata yang tertutup.

Dinda meringis pelan, dan meraih tisu di meja ikut membersihkan wajah Devi yang sebenarnya juga sudah di bersihkan oleh Putri sejak tadi.

"Bisa-bisanya.. HAHAHAHA.." Putri masih tertawa bahagia bahkan sampai meneteskan air mata, Devi yang sebal langsung saja memukul lengan Putri yang tentu saja masih di balas dengan tawa menggelegar gadis itu.

"Kok bisa si Dun? Kamu kenapa coba?" Tanya Putri yang kini sudah berhasil memberhentikan tawanya.

Dinda yang ditanya hanya berkedip pelan menetralkan detak jantungnya yang masih bergemuruh kencang.

"Nata ngajak ketemuan.." cicit Dinda pelan.

Yang berhasil membuat Devi tersedak bakso soto miliknya. Dan jangan lupakan jika bakso yang baru ia masukkan ke mulutnya itu sudah dilumuri saus sambal cukup banyak. Kebayang seberapa pedas dan pedih tenggorokannya sekarang. Bahkan kini matanya sudah memerah menahan tangis.

Kasian Devi sudah terkena sembur jus Dinda, kini tersedak bakso lagi. 

"Ck! Pelan-pelan ah elah!" Ucap Putri sambil memukul-mukul pelan pundak gadis malang itu. "Emang Nata siapa sih?" Tambah putri penasaran.

"Enggak! Lo ga boleh ketemu dia!" Ucap Devi pada Dinda.

Dinda menunduk dalam, memainkan sedotan di gelas jusnya.

"Tapi.." cicitnya lagi.

"Ga ada tapi-tapian! Lo ga ingat sama apa yang Resti bilang?! Dia cuma mainin Lo dun!!" Ucap Devi yang masih menatap Dinda tajam.

Graisse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang