Bagian Dua🍚

905 101 5
                                    

♡ (\ (\
(>ㅅ< ) ♡
┏━━∪∪━━━━━━━━┓
♡ 🍚Awal Ketemu🍚 ♡
┗━━♡━━━━━━━━━┛•♫•.
.
.
.

♡ (\ (\(>ㅅ< ) ♡┏━━∪∪━━━━━━━━┓♡ 🍚Awal Ketemu🍚 ♡┗━━♡━━━━━━━━━┛•♫•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu Tahun Lalu~

Dinda berjalan pelan menunduk dalam. Menyembunyikan wajahnya yang berpipi tembam dengan sedikit Freckles dibagian bawah matanya.

Hari ini hari pertama gadis yang memiliki berat badan rata-rata itu mengikuti orientasi studi dan pengenalan kampus di kampusnya. Meskipun menurut kakak sepupunya yang juga berada di jurusan yang sama dengannya, mengatakan jika ospek di fakultas mereka tidak semengerikan ospek di fakultas lain.

Paling hanya mendengarkan materi-materi yang disampaikan oleh pengajar yang mengajar di sana, atau hanya mengikuti tour keliling kampus yang ditemani oleh kakak tingkat disetiap grupnya. Paling banter hanya bermain game ringan.

Walaupun begitu tetap saja Dinda merasa sangat takut, cemas, dan gerogi. Ia menghela nafas berat, jika saja dia di terima di universitas impiannya, mungkin sekarang Dinda sudah tertawa bahagia bersama teman-temannya yang juga di terima disana.

Seandainya saat hari tes dia tidak terserang demam sehingga tidak perlu memakan obat penurun demam, yang sialnya dia lupa jika mengandung obat tidur. Dasar bodoh! Tapi, jangan salahkan Dinda! Memangnya anak IPS harus mengetahui kandungan obat-obatan? Ya tentu saja! Lagi pula mengapa ibunya memberikan obat itu?

20 menit waktu ujian dia habiskan begitu saja dengan tertidur dengan jumlah soal yang masih sangat banyak belum terselesaikan. Jangan tanya seberapa lama dia telah mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian itu. Berapa banyak soal-soal yang sudah ia bahas setiap malamnya, berapa banyak uang jajannya yang habis untuk mengeprint contoh-contoh soal ujian sbmptn dari tiga tahun sebelumnya.

Meski sempat patah semangat, dan berpikiran untuk mencoba lagi tahun depan namun kakak sepupunya itu meminta Dinda untuk mengikuti seleksi masuk di kampus yang sama dengannya, lantaran universitas ini termasuk universitas yang terbaik di kotanya. Terlebih lagi karena kakaknya berhasil lulus dengan nilai yang bagus dan mudah mencari pekerjaan setelah lulus dari universitas ini.

Padahal Dinda percaya hal itu dikarenakan otak kakak sepupunya itu yang terlampau diatas rata-rata. Sedangkan Dinda?.. jangan ditanya. Walaupun sempat meraih peringkat satu saat SMP namun tetap saja nilainya kalah jauh dengan nilai sepupunya yang kebetulan juga peringkat satu di sekolah lain.

Lalu saat di SMA? Lagi-lagi jangan tanya.. ya walaupun pernah ada di peringkat 5, tetap saja hanya dapat sekali. Selebihnya? Sudah pasti berada jauh di bawah peringkat kelima.

Dinda kembali menatap orang-orang yang berlalu lalang didepannya yang terlihat cantik-cantik dengan tubuh langsing dan tinggi menjulang. Sangat berbeda dengan dirinya.

Jangan salahkan Dinda yang melakukan body shaming, hal ini dikarenakan teman-temannya yang sering melakukan pembullyan verbal berupa body shaming kepadanya. Sejak saat itu tanpa sadar Dinda sering membanding-bandingkan tubuhnya dengan tubuh orang lain. Walaupun setelah melakukan hal tersebut Dinda menjadi semakin kehilangan kepercayaan dirinya.

Graisse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang