Bagian Dua Puluh Delapan🌷

493 54 2
                                    

♡ (\ (\
(>ㅅ< ) ♡
┏━━∪∪━━━━━━━┓
♡🌷Kebenaran II🌷♡
┗━━♡━━━━━━━━┛•♫•.
.
.

Dinda meremas ujung bajunya gugup, pasalnya sejak lima belas menit yang lalu ia hanya duduk diam didepan seorang wanita paruh baya yang mengaku sebagai bunda Nata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dinda meremas ujung bajunya gugup, pasalnya sejak lima belas menit yang lalu ia hanya duduk diam didepan seorang wanita paruh baya yang mengaku sebagai bunda Nata.

Wanita berparas cantik dan sedikit berisi itu berhasil membuat Nata meninggalkan mereka berdua, meski harus dengan berbagai usaha, akhirnya Nata mengalah dan meninggalkan mereka ke supermarket membelikan daftar belanjaan yang bundanya buat.

Dinda hanya bisa mengangguk pelan dan mengatakan tidak apa-apa pada Nata saat Nata perlahan menjauh dari ruang keluarga.

Dinda Menunduk dalam, entah mengapa Dinda merasa ada hal penting yang wanita paruh baya di depannya ini ingin pastikan dari dirinya.

Wanita paruh baya itu tersenyum simpul melihat gelagat Dinda yang sangat canggung.

"Kamu Dinda kan?" Tanya wanita itu

"Iya Tante" jawab Dinda cepat

"Panggil bunda aja.. Temen-temen Nata juga manggil gitu kok.." goda bunda Nata sedangkan Dinda hanya tersenyum kikuk sambil mengangguk pelan

"Kamu udah tau kan kenapa Nata ga masuk kuliah hari ini?" Tanya bunda Nata yang lagi-lagi dijawab anggukan cepat dari Dinda.

Wanita paruh baya itu menghela nafasnya gusar mengingat mimpi buruk yang selalu menghantui putra tunggalnya itu sejak beberapa tahun ini.

"Bunda juga yakin kalau Nata udah cerita sama kamu mengenai Hesti.. bener?" Tanya bunda Nata

"Iya Bun.." jawab Dinda

"Bunda cuma mau bilang.. Nata ga pernah nyeritain hal itu selain ke orang yang dia anggap spesial.. jadi bunda harap kamu bisa jaga rahasia itu ya?" Ucap wanita yang memiliki mata mirip dengan Nata itu.

"Iya Bun.. pasti.. Dinda bakal jaga sebisa mungkin Bun.." jawab Dinda menatap bunda Nata dengan tatapan yang sangat tulus. Hal itu berhasil membuat bunda Nata menghela nafasnya lega.

"Bunda percaya sama kamu sayang.. tapi ada hal yang bunda yakin engga Nata kasih tau ke kamu.. dan bunda mau ngasih kamu hal itu.. Kamu tau Resti kan?" ucap bunda Nata yang diangguki pelan oleh Dinda.

"Dua Minggu dari kejadian Hesti bunuh diri. Resti datang ke sini buat ngasih surat buat Nata yang katanya dari Hesti. Dan di sana tertulis kalau Hesti minta Nata buat nikahin Resti.." jelas bunda Nata

"M-maksudnya Bun?" Dinda cukup terkejut mendengar penjelasan dari bunda Nata.

"Iya di suratnya itu pesan terakhir dari Hesti. Jujur bunda beneran ga setuju kalau Nata harus punya hubungan sama Resti.. karena bunda tau kalau Resti itu ga baik.. tapi rasa bersalah Nata lebih besar dari pada perasaan ingin menolak dirinya. Nata ngerasa kalau dia ga pantas buat nolak wasiat terakhir dari Hesti.." ucap bunda Nata

Graisse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang