Bagian Dua Puluh Lima😿

505 53 4
                                    

♡ (\ (\
(>ㅅ< ) ♡
┏━━∪∪━━━━━━━━┓
♡😿Rasa Bersalah😿♡
┗━━♡━━━━━━━━━┛•♫•.
.
.
.

Nata termenung menatap kosong kearah langit tanpa bintang dari balkon kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nata termenung menatap kosong kearah langit tanpa bintang dari balkon kamarnya. Berulang kali ia menghapus wajahnya yang terlihat sangat gusar.

Sudah dua hari ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ucapan Dinda masih terukir jelas di kepalanya, yang sialnya selalu berhasil membuat jantungnya terasa sesak setiap kali memikirkannya.

Rasa takut kehilangan itu kembali menguar bak aroma yang berkeliling di sisinya.

Berulang kali ia memukuli dadanya, berharap rasa sesak itu pergi dari sana.

"Sayang.. kamu belum tidur?" Ucap seorang wanita paruh baya berperawakan sedikit gemuk.

Mendengar suara meneduhkan itu membuat Nata segera mengubah raut wajah gusarnya dan menampilkan senyuman manisnya.

"Iya Bun.. Belum bisa.." ucapnya sambil mendekat kearah bundanya memeluk tubuh hangat itu dan mengecup pucuk kepala ibunya yang hanya sejajar dengan dagunya.

Wanita paruh baya itu tersenyum pelan, lalu menuntun pemuda itu agar ikut duduk di tempat tidur bersamanya.

Matanya menatap setiap gerak-gerik putra semata wayangnya itu.

"Kamu ga papa sayang?" Tanya bunda pemuda itu.

"Hmm? Ga papa kok Bun.. Emangnya kenapa?" Ucap Nata tanpa berani menatap bundanya tepat di mata.

"Kalau ada apa-apa ceritain aja ke bunda Nat.." ucap wanita itu sambil mengelus rambut anaknya sayang.

"Ga ada apa-apa Bun.. beneran.." tambah sang anak.

Hingga ucapan sang bunda berhasil membuat Nata tertegun.

"You're not fine. Kamu ga bisa bohong Nataya.. bad habbit kamu yang suka ngelopekin bibir juga bentuk selfharm kalau kamu lupa.. Bukan karena kamu cowok kamu ga boleh nangis.. Semua manusia berhak buat nangis sayang.." ucap wanita itu.

Tanpa sadar Nata meneteskan air matanya, dengan segera ia bersembunyi di dalam dekapan bundanya. Mengeluarkan semua rasa yang terpendam di dalam dadanya.

"Nata takut bun.. Nata takut.. Nata ga mau kehilangan orang yang Nata sayang buat kedua kalinya.. tapi nata ga berani buat ceritain semuanya Bun.. karena Nata takut dia bakal jauhin Nata kalau sampe tau masa lalu Nata.." ucap pemuda itu sambil mengeratkan dekapannya pada bundanya.

"Kamu sayang sama dia Nat?" Tanya bundanya

"Sangat Bun.. sangat.." cicit pemuda itu.

"Kalau dianya? sayang juga sama kamu?" Tanya bundanya lagi. Yang kali ini dijawab anggukan yakin dari Nata.

"Terus apa yang kamu takutin sayang? Semuanya udah jelas. Kalau dia memang sayang sama kamu dia pasti bakalan Nerima kamu apa adanya.." ucap bunda Nata sambil menepuk pundak Nata sayang.

Graisse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang