Bagian Dua Puluh Tiga❣

486 50 0
                                    

♡ (\ (\
(>ㅅ< ) ♡
┏━━∪∪━━━┓
♡   ❣ Ragu ❣   ♡
┗━━♡━━━━┛•♫•.
.
.
.

♡ (\ (\(>ㅅ< ) ♡┏━━∪∪━━━┓♡   ❣ Ragu ❣   ♡┗━━♡━━━━┛•♫•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SORRY FOR TYPO.

HAPPY READING 💚

.

Dinda menghela nafasnya pelan, hari Minggu ini Dinda harus menemani mamanya ke kediaman sahabat mamanya. Yang tak lain adalah mama Irfan, Dinda sempat ragu saat menerima permintaan mamanya untuk ikut rumah sahabat masa kecilnya itu.

Hingga penuturan mama Irfan beberapa menit yang lalu berhasil membuatnya bernafas lega.

"Sayang banget Irfannya lagi ga di rumah.. dia lagi muncak.."

Katakan saja Dinda jahat, tapi memang tidak dapat Dinda pungkiri jika ia merasa kurang nyaman saat berada di dekat Irfan. Seperti ada sesuatu yang berbeda dari diri pemuda itu.

Dinda hanya duduk melamun diruang tamu dari rumah bergaya kasual itu, sedangkan mamanya dan mama Irfan tengah sibuk membuat resep makanan baru untuk di luncurkan di restoran mama Irfan nanti.

Dinda melangkahkan kakinya meneliti interior dan miniatur-miniatur kecil yang disusun rapi di rak-rak ruang tamu itu.

Hingga mata Dinda terfokus pada sebuah album foto yang entah mengapa terselip di antara keramik-keramik lucu berbentuk berbagai hewan yang Dinda yakini harganya sangat mahal.

"Tante.. ini kok ada album foto di sini?" Tanya Dinda saat melihat mama Irfan melewati ruang tamu untuk mengambil ponsel genggamnya.

"Oh.. itu album foto Irfan.. Irfannya minta Tante simpanin cuma kayanya tante kelupaan deh.. mangkanya ada disitu.." jawab Aliza sedangkan Dinda hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

"Tapi kalau kamu mau lihat, ga papa lihat aja sayang. Ada foto kamu sama Irfan juga dulu waktu kecil.." tambah Aliza yang berhasil membuat Dinda tertarik.

Dengan gerakan hati-hati ia mengeluarkan album foto yang terselip di rak kedua lemari pajangan dengan hati-hati.

Setelah berhasil meraih album foto itu Dinda segera mencari posisi nyaman, duduk di lantai beralaskan karpet dan menyenderkan pundaknya pada kaki sofa.

Senyumnya melengkung saat membuka lembar pertama album foto itu, terdapat foto dirinya, reyhan dan Irfan yang terlihat senang memainkan gelembung air yang dibuatkan oleh papanya.

"Dirumah kok ga ada foto yang ini ya?.. aku foto aja deh.. itung-itung buat ngebuli ke Rey nanti.." gumam Dinda terkekeh geli sambil mengeluarkan ponselnya lalu menjepret foto yang ia lihat.

Lembaran-lembaran album foto terus menerus ia balik, senyumnya tak henti-henti melengkung, Dinda tenggelam di dalam puluhan foto-foto masa kecilnya dengan Irfan.

Hingga perhatiannya tertuju pada sebuah foto, foto Irfan bersama seorang wanita menggunakan baju seragam sekolah menengah pertama, Dinda menyipitkan matanya, gadis cantik berkulit pucat itu terlihat sangat familiar buatnya.

Graisse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang