Bagian Dua Puluh Sembilan🍂

518 54 8
                                    

♡ (\ (\
(>ㅅ< ) ♡
┏━━∪∪━━━━━━━━━┓
♡ 🍂Tentang Resti I🍂 ♡
┗━━♡━━━━━━━━━━┛•♫•.
.
.

Seorang gadis cantik tengah berdiri diam di depan sebuah pintu berwarna coklat, tangan lentik itu terlihat ragu-ragu meraih kenop pintunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang gadis cantik tengah berdiri diam di depan sebuah pintu berwarna coklat, tangan lentik itu terlihat ragu-ragu meraih kenop pintunya. Jantungnya bergemuruh kencang. Sudah bertahun-tahun ia tidak pernah menginjakkan kakinya di tempat itu. Bahkan untuk sekedar naik ke lantai tiga rumahnya ia tak sanggup.

Semenjak kejadian saudari kembarnya itu mengakhiri hidupnya tepat di hari pertunangannya berhasil membuat gadis cantik bernama Resti itu memiliki traumatik berat. Ia bahkan meminta kamarnya di pindahkan ke lantai paling dasar.

Dengan gerakan gemetar ia membuka kamar itu, begitu ia masuk aroma pengharum ruangan kesukaan saudara kembarnya itu langsung tercium membuatnya segera meneteskan air mata.

Lavender.

Aroma yang ia pilihkan untuk kakaknya.

Kaki-kaki jenjangnya melemas membawa tubuhnya luruh ke bawah, air matanya sudah mengalir dengan sangat deras. Rasa sesak memenuhi dadanya.

Jika bukan karena cinta kakaknya mungkin masih disini memeluknya erat. Jika bukan karena pertunangan itu mungkin ia masih bisa bercanda tawa dengan Hesti. Dan jika bukan karena pemuda itu. Mungkin ia dan saudara kembarnya itu masih bisa bersama saat ini.

Tangan cantiknya memukul-mukul dadanya yang terasa semakin sesak.

"Semuanya salah Nata.. semuanya salah Nata! Semuanya---

Engga.. Semuanya salah aku hes.. semuanya salah aku" cicit Resti yang mulai terisak ditempatnya.

"Kalau aja aku ga ngasih tau kamu kalau aku suka Nata.. kalau aja aku ga maksa kamu buat batalin pertunangan kamu sama Nata.. kalau aja.. kalau aja aku ga minta kamu menghilang.. semuanya ga akan kaya gini.."

"Semuanya salah aku.. semuanya salah aku hes.. maaf.. maafin aku.."

Benar.

Ialah yang telah membuat saudari kembarnya itu mengakhiri hidupnya. Berkat perkataan dan perbuatannya yang berhasil membuat gadis itu merasa tertekan.

Semua karena kesalahannya.

Setelah kepergian nenek mereka membuat Hesti yang sejak kecil tinggal bersama neneknya itu harus kembali ke rumah mereka, hal itu membuat Resti sedikit merasa cemas. Ia takut kasih sayang yang selama ini ia dapatkan dengan mudah akan teralih kepada Hesti.

Dan benar saja.

Semua ketakutannya benar-benar terjadi. Perlahan ia kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Terlebih melihat Hesti yang di kelilingi teman-teman yang sangat baik, sangat berbeda dengan teman-teman busuk disekitarnya membuat rasa cemburu di hatinya semakin menjadi-jadi dan berubah menjadi rasa amarah dan benci.

Graisse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang