|| Part 3 || Perjanjian

131 33 35
                                    


_ HAPPY READING _

Hy zeyenk zeyenk sekalian penduduk bumi.
Tetap semanguad menjalani hari hari yang pahit.
Anda kuat kok😘
Voment nya ditunggu🤗

࿇ ══━━━✥◈✥━━━══ ࿇


Ara PoV

   "Saya mau buat perjanjian." Kataku.

  Raut wajah dimuka lelaki yang berstatus suaminya yang rupa rupanya dosen di falkutasnya, datar. Kek triplek.

   "Hmm."

   'Ha? Hmm doang? Kau kira cover lagu nisa sabyan ka bambang?'

  "Pak, saya bilang saya mau buat perjanjian sama bapak." ulangku lagi.

  "Hmm."

  "PAK!!" Jeritku. Dia refleks menutup mulutku supaya tidak berteriak.

  Jarak kami sangat dekat sehingga aku bisa mendengar nafasnya. Tatapan kami terkunci beberapa menit sampai ada orang mengetuk pintu.

   Tok tok tok

  "Ara! Rey! Buka pintunya!" Suara mama dan ketukan pintu bertalu talu dari luar.

   Pak Rey bangun dan membuka pintu. Terlihat sosok mama, bunda, oma dan papa (ayahnya pak Rey) di depan pintu dengan raut wajah khawatir.

   "Apa ma?" Tanya pak Rey.

  'Dasar kulkas, sama ibunya aja cuek. Apalagi sama gue. Nasib gue mah gini mulu.'

   "Tadi mama dengar Ara jerit. Kalian gak apa apa kan?" Mama menanyakan itu sambil mengintipku yang duduk di pojok ranjang.

   Aku berdiri menghampiri mereka semua sambil tersenyum canggung.

  "Gak ada apa apa kok. Cuma ada kecoa terbang. Tapi udah keluar lewat jendela." bohongku.

  Mama mengiyakan perkataanku, begitu juga yang lainnya.

   "Kalau Rey mau izin ngajank Ara masuk dulu gak ada yang tanya kenapa kan?" Tanya Pak Rey sambil merangkulku.

   Sontak mereka berempat tersenyum. 'Duh kok merinding ya, liat senyuman itu'

    "Yaudah kalian masuk lah. Oma dan yang lain mau layan tamu dulu." ucap Oma dengan senyumannya yang tak luntur dari bibirnya.

   'Apaan coba? Dikira aku apa senyum senyum kek gitu? Apa oma sedang mulai datang ketidakwarasannya? Pak Rey juga apaan bilang kek gitu? Kan otak mereka travelling. Eh. Otak mereka apa otakku? Ya otak mereka lah!! Aku anak polos yang tak tau apa apa.' perang batinku.

   "Sampai kapan kamu mau jadi pajangan disitu?" Sebuah suara menginteroksiku.

   Aku tersadar. Segera ku tutup pintu itu. Lalu mendekati pak Rey yang tiduran di ranjang.

  "Pak, saya mau_."

  "Saya mau bilang dulu." potong Pak Rey.

  Aku menghela nafas. 'Dari tadi kek bambang!' rungutku.

   "Bilang apa?" Tanyaku setelah dia jeda diam cukup lama bagiku.

  "Baca." Perintahnya sambil menghulurkan selembar kertas.

   Ara mengambil kertas tersebut dan membaca pelan. Seperti menggumam.

  "Satu. Tidak boleh ada yang tau tentang pernikahan. Dua, tidak boleh tidur seranjang. Tiga, di depan keluarga, harus  bersikap layaknya pasangan bahagia."

    "Wah pemikiran saya sama bapak sama! Ahhh. Mantap." Kataku sambil menirukan gaya di tiktok.

  "Baca yang terakhir." Balasnya dengan tatapan melekat pada hapenya.

  Aku curiga dia punya selingkuhan atau cewek lain di hapenya. Tapi mengingat sikapnya kek kulkas berjalan, aku menghilangkan fikiran itu.

  "Yang terakhir, tak boleh jatuh cinta selama pernikahan." gumamku.

  "What?! Nomer ini enggak ah. Ga seru. Masa selama pernikahan, saya tak boleh jatuh cinta dengan bapak?" Tanyaku.

  "Iya. Kenapa?" Tanya nya.

   "Ya jelas lah, bapak Rey yang terhormat. Bapak hidup dengan saya, mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur. Bapak bisa kah tidak mencintai perempuan seperti saya? Kurang apa saya, cantik ada, manis iya, walau gak bisa masak sih." Ucapku panjang lebar kali tinggi dengan kepedean tingkat 21 hotel 5 bintang.

  "Enggak."

  "Bapak gak jatuh cinta padang pertama dengan saya?." Tanyaku memastikan.

  "Enggak."

  "Seriusly?! Padahal tadi bapak mandang saya tak berkedip lo." Godaku.

  "Enggak." Jawab Pak Rey. Tapi liatlah telinganya merah! Idih gemasnya.

   "Okey! Saya akan buat bapak jatuh cinta secinta cintanya pada saya." tekadku.

   Meski ini pernikahan paksa, setidaknya prinsipku menikah sekali seumur hidup. dan aku akan bertahan demi kelangsungan hati.

  "Terserah." jawab Pak Rey lalu meletakkan hape dan menarik selimut.

  'Wait, kalau dia tidur diatas, aku tidur di sofa kan? Untung aku biasa tidur di sofa.'

   "Bapak udah tidur?"

  "Hmmm."

  "Yaudah. Good night pak." Kataku lalu beranjak dari kasur sambil membawa bantal.

  'Selimut satu togh e. Di pakai dia lagi. Terus aku pakai apa?.' Batinku.

  Aku mulai merebahkan tubuhku. Satu dua tiga. Aku mulai terbawa alam mimpi.

Ara PoV END

  
■■■□■■■

   Rey terbangun. Dia sering mengalami insomnia. Kini dia terduduk, nyender pada ranjang.

  Matanya menangkap tubuh Ara yang meringkuk kedingan. Rasa manusiawiku  datang.

  Rey bangun dari tempat tidurnya sambil membawa selimut yang tadi dipakainya dan menyelimuti Ara.

  Dia mensejajarkan tubuh dengan wajah Ara. Matanya menulusuri setiap inchi di wajah itu.

  "Cantik."

  "Tapi bar bar nya kelewatan." gumamnya.

  Rey kembali ke tempatnya. Sambil memikirkan kejadiannya. Aslinya, sekarang dia bercanda dengan Echa. Wanita yang dicintai dalam diam.

  Dia tak menyangka Echa bakal pergi. Kecewa? Iya. Itu yang dia rasakan saat ini.

  'Dimanakah Echa berada saat ini? Aku harap dia baik baik saja.'

  Entah kapan dan jam berapa, Rey akhirnya terlelap.

 
|▣|▣[▣[▣[▣[☘️]▣]▣]▣]▣|▣|

Itss!! Siang readersku terhormat.
Sehat3 selalu ya.
Jangan pernah bosannya.

Mungkin agak membosankan bagi anda. Jadi mohon saran dan kritik nya🤗🤗

Psttt_ jangan lupa votenya😉


Salam kangen rindu
Dari Author MCPD

Itss_ly


Mengejar Cinta Pak Dosen!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang