Six

7 5 0
                                    

   Flashback..

  Seorang gadis tampak duduk di sebuah gazebo putih sendirian. Jemari nya tampak sibuk membalik halaman buku biru yang ia pegang. Seorang pelayan maju untuk menuangkan teh ke dalam cangkir.

  "Nona Charlotte. " Panggil pelayan itu lembut "Bukankah sudah saatnya anda bersiap untuk makan siang? ".

  " Sebentar lagi Alice, aku hampir menyelesaikan chapter ini. " Balas gadis yang di panggil Charlotte itu halus.

  Ya, ini adalah Charlotte White Von Merryday, tuan putri pertama di Kerajaan itu. Rambut pirang nya tampak halus di sapu angin, mata nya jernih menatap sejuk ke dalam bacaannya. Harum bunga meruak dari gadis itu, bahkan Alice sang pelayan terkesima akan keindahan tuan putri mereka.

   "Kakak! " Seorang pemuda tampak berlari riang sambil melambaikan tangannya ke arah gazebo, seorang pemuda lainnya mengikuti dari belakang sambil tersenyum.

  "Christ, kak Lucius. " Senyum hangat Charlotte sambil menutup bukunya.

  Christ yang baru menginjakkan kakinya ke Gazebo langsung meloncat kecil memeluk Charlotte dari belakang sambil tertawa kecil "Kangennn.. ".

  " Kita sudah bertemu ketika sarapan bukan? " Balas Charlotte menepuk tangan yang merengkuh nya dari belakang itu.

  "Tetap saja kangennn.. " Ucap Christ mengeratkan pelukannya sebelum akhirnya ia lepaskan, ia berjongkok di samping Charlotte dan meletakkan kepalanya nya pangkuan gadis itu "Tahu gak sih kak, tadi kak Samuel jahat padaku, ia menyeret ku untuk berlatih pedang dengannya padahal aku ingin bermain bersama kakak. ".

  Charlotte tertawa pelan melihat wajah Christ yang kusut namun terlihat lucu, bibirnya ia pout seperti sedang merajuk. " Itu semua agar kau menjadi lebih kuat, Christ. Kakak yakin kak Samuel ingin kau tumbuh menjadi pria yang kuat. " Jelas Charlotte menghelus pelan kepala Christ.

  "Ihhh, kok kak Charlotte malah memihak kak Samuel sih? " Sebuah pout di bibir Christ membuat Lucius yang sedari tadi diam terkekeh.

  "Manja sekali. " Kekeh Lucius.

  "Kakakkk, kak Lucius jahatt. " Ucap Christ memasang wajah memelas dan merengek pada Charlotte, yang hanya di balas senyuman hangat oleh gadis itu.

  "Charlotte, ayo kembali ke dalam. " Ucap Lucius tersenyum hangat pada gadis itu "Yang lain sudah menunggu untuk makan siang. ".

  Charlotte mengangguk, lalu berdiri di bantu oleh Christ yang setia menggenggam tangannya. Pemuda satu ini memang sangat manja, mungkin karena ia adalah pangeran termuda di istana ini, tapi tak ada yang bisa protes. Karena sejujurnya sikap manja Christ lah yang membuat istana ini semakin hidup.

  Tidak seperti dulu.

  " Katanya makanan penutup hari ini adalah cheese cake. " Kata Christ "Kakak suka kan? Christ lah yang memintanya pada koki istana. ".

  " Wahh, luar biasa. " Balas Charlotte "Terima kasih Christ. ".

  Mendengar itu Christ semakin mengeratkan genggaman tangannya di Charlotte dan tak melepaskan pandangannya pada sosok sang kakak sedikitpun. Hal itu tak luput dari penglihatan Lucius yang berjalan di belakang mereka, bukannya tanpa alasan ia memilih untuk berjalan di belakang. Karena mendapatkan pemandangan manis seperti ini sebelum makan siang bukanlah sesuatu yang buruk.

   Setelah mereka sampai di ruang makan, tampak kursi kursi yang mengelilingi sebuah meja panjang hampir terisi penuh.

  Seorang wanita tampak menyambut kedatangan ketiganya dengan hangat, ia tersenyum ke arah mereka. " Kalian kembali, ayo duduk kita akan mulai makan siangnya. ".

The lily's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang