00 • Prolog

664 85 12
                                    

Kalimat demi kalimat berita yang sangat menyesakkan memaksa masuk ke dalam pendengaranku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalimat demi kalimat berita yang sangat menyesakkan memaksa masuk ke dalam pendengaranku. Aku merasa pasokan udara di sekitarku kian menipis seiringnya kalimat-kalimat tersebut dilontarkan.

Jantungku berpacu cepat. Tanganku gemetar. Kakiku melemas. Serta dadaku yang teramat sesak.

Rasanya kakiku sudah tak mampu menopang tubuhku sendiri.

Sekon berikutnya, benar saja, tubuhku langsung merosot. Pandanganku menatap kosong ke depan.

Seseorang di hadapanku berusaha membantuku bangun, tetapi tidak bisa. Aku saja keberatan dengan diri sendiri, bagaimana orang lain bisa kuat?

Air mataku sudah turun dengan deras sedari tadi. Aku menangis tanpa isakan.

Situasi ini terlalu menyiksaku. Aku ingin berteriak, meraung-raung, melepaskan sesak, tetapi tidak bisa. Bibirku terlalu kelu. Untuk menyuarakan barang satu kata pun susah sekali rasanya.

Duniaku sekarang seakan hancur. Tapi.. hancur saja mungkin tak cukup, lebih tepatnya sudah tak berbentuk.








































































"Bunda... bangun!! Aku tinggal sama siapa kalau bunda pergi?"

 bangun!! Aku tinggal sama siapa kalau bunda pergi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nemo ; HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang