"Tapi.. gue nggak mau pacaran, kak."
Senyum cerah Heeseung luntur seketika itu juga. Satu kalimat yang mampu membuat daksanya seakan tersiram air es, membuat ia membeku.
"K-kenapa..?" tanyanya. Masih tak percaya pada jawaban yang dilontarkan Kalena beberapa detik lalu.
Kalena memalingkan wajahnya ke segala arah. Ia sendiri tak mampu menatap wajah Heeseung yang terlihat sudah murung.
"Karena gue nggak mau aja untuk saat-saat ini, sama siapa pun. Udah komitmen sama diri sendiri," jawab Kalena sebisa mungkin berusaha tenang.
Tetapi jika saja Heeseung tahu, Kalena sama sesaknya.
"Gue tau kok, gue bego. Ngejebak perasaan sendiri," ujar Kalena. Sementara Heeseung masih terdiam.
"Gue cuma berpikir, untuk jalanin kedeketan cuma jadi temen aja nggak ada salahnya. Istilahnya, gue cuma mau nge-friendzone-in diri gue sendiri."
"Gue udah nebak kak, suatu saat ini kejadian, tapi gue pikir waktunya nggak secepet ini. Gue cuma mau temenan, nggak mau pacaran."
Kalena kembali menatap Heeseung, seulas senyum yang dipaksakan menghias wajahnya. "Gue kira kita masih lebih lama lagi jalanin hari kayak biasanya sebagai temen deket. Tapi setelah ini kayaknya nggak mungkin. Gue udah nolak lo, dan pasti bakal canggung banget. Setelah ini mungkin kita jadi asing, saling menjauh, dan gue udah siap sama semua itu."
Kalena terkekeh singkat, "Hh, sekarang gue keliatan jadi kayak cewek yang sukanya gantungin perasaan orang doang, ya?"
"Ini," menyodorkan cokelat di tangannya pada Heeseung kembali. "Makasih udah jujur, dan suka sama gue. Tapi maaf, gue nggak bisa nerima lo."
Heeseung yang masih mematung, hanya menerima sodoran Kalena tanpa membatah sedikit pun.
"Gue pulang duluan, ya?" Kalena membalikkan badannnya. Namun baru satu langkah, ia berhenti.
"Jangan pikir kalau gue nggak nyesek nolak lo.. apa yang lo rasa saat ini, itu juga gue rasa sekarang."
Kemudian, Kalena benar-benar melangkahkan kakinya keluar halaman belakang sekolah. Meninggalkan daksa Heeseung yang masih di tempatnya, menatap punggung Kalena yang mulai menjauh sambil masih mencerna setiap ujaran kata yang lolos dari mulut sang gadis.
Jauh dari rencananya.
Perempuan pertama, yang membuat hati Heeseung luluh, menolaknya karena hanya ingin berteman, tidak mau berpacaran.
"Oh.. jadi gini rasanya patah hati ditolak cewek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nemo ; Heeseung
Fiksi Penggemar𝓣𝓱𝓸𝓼𝓮 𝔀𝓱𝓸 𝓼𝓮𝓮𝓴 𝓽𝓱𝓮 𝓹𝓪𝓼𝓽 ______________________ ❝ Gue nyari dia ke sini itu cuma modal nekat, harapan tinggi, tapi persiapan nol. ❞ [ hiatus to reborn ]