"DOR!!!"
"HUWA!!"
"AW, AW, AMPUN! AKH, SAKIT, SAKIT!!"
Keributan terjadi manakala Heeseung datang ke kelas Kalena sambil berteriak dan menggebrak meja. Membuat Kalena dan Jifa yang sedang berbincang sontak terlonjak, dan spontan Jifa memukuli Heeseung menggunakan bukunya berkali-kali, membuat Heeseung meringis.
"Pedes banget mukulnya.." ringis Heeseung masih dengan tangan yang mengusap lengannya.
Heeseung mengangkat lengan seragamnya, nampak jelas kulit putihnya yang memerah. Membuat Kalena juga Jifa ikut meringis melihatnya.
"M-maaf, kak.. spontan.." sesal Jifa.
"Lo lagi sih, ngapain dateng-dateng ngagetin? Jifa kalau kaget spontannya nggak pernah nyantai," ujar Kalena pada Heeseung.
Heeseung mendengus, "Diomelin lagi.."
Tanpa memedulikan lagi rasa perih di lengannya, Heeseung mendudukkan diri di kursi depan Kalena. Duduk dengan posisi terbalik agar bisa berhadapan.
"Kak, lo nggak malu tiba-tiba masuk kelas orang?" tanya Kalena tak habis pikir. Jika Kalena menjadi Heeseung, ia takkan mungkin mau memasuki sembarang kelas orang tanpa alasan yang jelas.
"Nggak. Masih pake baju, ngapaian malu?"
Jifa memicingkan matanya, menatap Kalena dan Heeseung bergantian. "Hm.. jangan-jangan kalian udah pacaran diem-diem, ya?"
Pertanyaan tersebut sontak membuat keduanya menoleh bersamaan.
"Nggak."
"Belum."
Jawaban yang tidak sinkron tersebut dikeluarkan secara bersamaan oleh Kalena dan Heeseung. Lantas mereka saling bertatapan.
"Belum," ujar Heeseung.
"Nggak," elak Kalena.
Jifa menggelengkan kepalanya, senyum meledek terbit dari bibirnya, "Kasian kak Heeseung, sakit hati denger jawaban lo, Ke."
"Semoga berhasil, ya. Jifa dukung kak Heeseung." Jifa menepuk-nepuk lengan Heeseung. Menganggukkan kepala mantap seolah memberikan semangat pada Heeseung.
Lebih tepatnya sedang memanas-manasi.
Kalena berdecak, "Nggak jelas asli!"
Heeseung menoleh pada Kalena, tersenyum simpul, "Iya, tungguin aja, Ji."
Jangan harap jantung Kalena masih berdetak normal setelah penuturan Heeseung barusan. Perutnya pun sekarang terasa seperti ada yang menggelitik. Kalena mencoba mengalihkan pandangan, tak mau menatap Heeseung lebih lama.
Heeseung terkekeh sebentar melihat reaksi Kalena, lantas ia bangkit dari duduknya. "Lo sekarang mau nulis, kan?"
"Y-ya emang kenapa kalau gue mau nulis? Ada urusan sama lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nemo ; Heeseung
Fanfic𝓣𝓱𝓸𝓼𝓮 𝔀𝓱𝓸 𝓼𝓮𝓮𝓴 𝓽𝓱𝓮 𝓹𝓪𝓼𝓽 ______________________ ❝ Gue nyari dia ke sini itu cuma modal nekat, harapan tinggi, tapi persiapan nol. ❞ [ hiatus to reborn ]