Heeseung masih setia menatap langit-langit kamarnya semenjak ia memijakkan kaki ke kostan lima belas menit yang lalu.
Kata-kata Kalena siang tadi di sekolah kembali teringat. Gerutuannya kepada sang perokok.
Heeseung bangkit, mengambil sebuah benda yang selama beberapa tahun ini menjadi teman terbaiknya. Menatapnya lurus.
"Dia nggak suka rokok, ya.." monolog Heeseung.
"Jadi apa gue harus buang lo?"
"Mungkin. Ngapain juga gue masih nyimpen benda menyakitkan kayak gini?"
"Gue nggak mau sakit, gue harus ketemu Anne dulu."
Heeseung melempar bungkus rokok yang isinya masih terbilang banyak itu ke arah tempat sampah tanpa pikir panjang. Tak pernah seyakin ini dia untuk memberhentikan kebiasaannya.
Dan sekarang, hanya karena seorang oknum bernama Kalena, bisa mampu membuka jalan pikiran Heeseung.Heeseung melirik kantung plastik di samping lampu tidurnya. Tempat beberapa permen tergeletak di sana, belum satu pun ia makan.
Namun sekarang sepertinya ia harus benar-benar mengganti kebiasaannya.
Heeseung mengambil salah satu permen tersebut, membukanya, dan mengeluarkan dari bungkusan. Jantungnya berdetak lebih kencang, gelisahnya mulai menyelimuti hanya dengan memerhatikan benda di genggamannya. Tetapi segera Heeseung tepis pikiran yang menghantuinya. Menggelengkan kepala dan mulai memasukkan permen tersebut ke dalam mulut.
Manis.
Tetapi tidak dengan dada Heeseung. Rasanya sakit. Seperti dihantam puluhan batu.
Heeseung mengalihkan fokusnya dengan mengambil ponsel. Membuka beberapa aplikasi dengan tujuan yang tak jelas. Berhenti pada aplikasi chat, ia merasa ada yang janggal.
"Nomor Kalena!"
Heeseung langsung mencari kontak Kalena yang belum sama sekali di hubunginya sejak kemarin. Kemarin Heeseung terlalu larut dalam kesedihan, sampai tak ingat pada deretan angka-angka yang dimintanya dari Jifa.
Kalena
Tok tok|
Gue Heeseung|
Semoga lo mau kontakan sama gue|Kebetulan, Kalena juga sedang on, jadi ia langsung membuka chat dari nomor Heeseung tersebut. Heeseung pun sudah dapat melihat bahwa Kalena telah membacanya.
Kalena
|Ya
Singkat. Padat. Dan tidak jelas.
Heeseung masih mencerna kata 'Ya' yang diberikan Kalena. Hanya satu kata. Mungkin Kalena tak tahu ingin merespon apa, jadi hanya kata 'Ya' yang digunakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nemo ; Heeseung
Fiksi Penggemar𝓣𝓱𝓸𝓼𝓮 𝔀𝓱𝓸 𝓼𝓮𝓮𝓴 𝓽𝓱𝓮 𝓹𝓪𝓼𝓽 ______________________ ❝ Gue nyari dia ke sini itu cuma modal nekat, harapan tinggi, tapi persiapan nol. ❞ [ hiatus to reborn ]