Sepeninggalan Marcus, Dianne berjalan lunglai menuju kamar mandi.
Dengan tubuh lunglai Dianne mengisi bak mandi dengan air hangat.
Sembari menunggu air memenuhi bak mandi, Dianne menatap dirinya yang tidak mengenakan busana di depan cermin.
"Pecundang." Bisik Dianne pada bayangannya di cermin dengan tatapan muak.
Perlahan-lahan air mata mengalir dari bola mata cantik gadis itu. Dianne menangis merasa begitu marah pada dirinya sendiri.
Saat Dianne mendengar air yang mulai meluap dari bak mandi, ia berjalan menuju bak mandi itu masih dengan menangis sesegukan.
Perlahan-lahan gadis itu memasuki bak mandi dan merendam seluruh tubuhnya di dalam bak mandi tersebut.
Dianne mengambil sabun dan busa mandi, perlahan-lahan menggosok tubuhnya dimulai dari pergelangan tangan menuju lengannya.
Pada awalnya Dianne melakukan kegiatan membersihkan tubuhnya dengan perlahan-lahan, tetapi lama kelamaan gadis itu mulai menggosok setiap inci kulitnya dengan kasar.
Dianne menggosok berkali-kali bagian leher dan payudaranya dengan kasar hingga terasa perih dan kulitnya sedikit terkelupas.
"Rasanya tidak bisa hilang..." Dianne menangkup wajahnya di kedua tangannya dan kembali menangis dengan sangat memilukan.
***
Keesokan paginya, Dianne bangun dengan mata bengkak serta wajah pucat karena menangis semalaman.
Dorothea memandang Dianne dengan tatapan khawatir. "Anda yakin bahwa Anda baik-baik saja?"
Dianne tersenyum tipis. "Ya, aku tidak apa-apa. Boleh aku minta kompres dingin untuk mataku, Dorothy?"
"Tentu, Miss. Akan segera saya ambilkan." Ujar Dorothea sebelum pergi meninggalkan kamar Dianne.
Dianne duduk menghadap ke arah balkon di kamarnya. Ia menatap ke arah balkon dengan tatapan kosong. Secara perlahan-lahan, Dianne berjalan menuju ke arah balkon tersebut. Gadis itu membuka pintu ke arah balkon, membiarkan angin-angin lembut mengenai wajahnya.
"Miss Dianne?" Dorothea memanggil Dianne ketika wanita itu memasuki kamar Dianne.
Dianne mengalihkan pandangannya kepada Dorothea. Gadis itu tersenyum kecil kepada Dorothy.
Namun, senyum kecil Dianne justru menimbulkan kekhawatiran pada diri Dorothea. "Anda yakin bahwa Anda baik-baik saja, Miss?"
Dianne mengangguk. "Ya, aku baik-baik saja." Gadis itu tersenyum sekali lagi.
"Ini kompres dinginmu, Miss." Ujar Dorothea seraya menyerahkan kompres dingin tersebut kepada Dianne.
"Terima kasih." Ujar Dianne dengan senyuman. Setelah ia menerima kompres dingin yang diinginkannya, Dianne mulai mengompres matanya yang bengkak.
"Apakah Anda ingin mandi sekarang, Miss?" tanya Dorothea kepada Dianne setelah beberapa saat keheningan menyelimuti mereka berdua, sementara Dianne sibuk mengompres matanya yang bengkak.
Dianne yang masih mengompres matanya mengangguk menanggapi pertanyaan Dorothea. "Terima kasih, Dorothy." Ujar Dianne kepada Dorothea.
Setelah mendengar jawaban Dianne, Dorothea segera menyiapkan bak mandi dengan air hangat. Tidak lama kemudian, Dianne masuk ke kamar mandi. Dorothea secara otomatis hendak membantu Dianne membuka pakaiannya.
Saat Dorothea membuka pakaian Dianne, wanita itu melihat kulit Dianne yang memerah dan sedikit terluka seperti bekas luka kulit yang mengalami gesekan keras. "Miss, apa yang terjadi? Kulit Anda, apa yang terjadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amentia (SLOW UPDATE)
RomanceLove comes from insanity.. Bagaimana rasanya ketika kamu bangun dan hidupmu berubah 180 derajat? Apa rasanya jika kamu harus menyerahkan hidupmu dalam genggaman orang asing demi menyelamatkan hidup orang yang kamu cintai? Itulah yang dirasakan Dian...