Dorothea masuk ke kamar Dianne. Wanita paruh baya itu meletakkan punggung tangannya di atas kening Dianne. Ia mendesah lega mengetahui suhu tubuh Dianne mulai normal.
"Miss, bangun dulu. Anda harus makan." Ujar Dorothea seraya mengguncang pundak Dianne pelan.
Dianne membuka matanya perlahan dan mengerjap. Ia menatap Dorothea seraya tersenyum. "Jam berapa ini?" Tanya gadis itu.
"Jam 1 siang, Miss." Ucap Dorothea. "Sudah waktunya Anda makan, lalu minum obat."
Dianne mengangguk dan perlahan berusaha untuk duduk dengan bantuan Dorothea. "Apa yang Anda rasakan, Miss?" Tanya Dorothea.
"Lemas." Ujar Dianne seraya meringis. "Dan sedikit pusing." Lanjutnya.
Dorothea mengangguk seraya membuka baki makanan untuk Dianne. "Ini sup ayam ginseng untuk mengembalikan stamina."
Dianne tersenyum kecil. "Terimakasih banyak, Dorothy." Ujar gadis itu.
Dorothea tersenyum. Wanita paruh baya itu merasa salut melihat ketegaran yang dimiliki Dianne.
Dianne makan perlahan-lahan dengan ditemani Dorothea. Gadis itu menyendok perlahan-lahan dan meniupnya sebelum memasukan sup itu ke dalam mulutnya. "Oh, Dorothy." Desah Dianne setelah mencicipi makanan itu. "Aku suka sekali masakanmu selalu." Ujar Dianne dengan senyum tulus.
Dorothea tersenyum. "Makan yang banyak, Miss, jika Anda menyukainya." Dianne mengangguk menanggapinya. Gadis itu menyuapkan beberapa kali sup lezat itu ke dalam mulutnya hingga separuhnya karena kemudian perut Dianne mulai berulah lagi. "Oh, Dorothy. Bagaimana ini? Perutku mulai berulah." Ujarnya seraya menarik nafas dalam-dalam untuk mengendalikan rasa mualnya.
"Tidak apa-apa, Miss. Yang penting Anda sudah makan sehingga perut Anda tidak kosong dan bisa minum obat." Ujar Dorothea.
Dianne menatap mangkuk supnya murung. "Tunggu sebentar lagi, Dorothy. Aku akan berusaha menghabiskannya."
Dorothea mengusap pundak Dianne pelan. "Jangan dipaksakan, Miss. Saya akan mengantarkan makanan Anda sesering mungkin. Jadi tidak apa Anda tidak makan banyak-banyak, wajar."
Dianne menggeleng sedih. "Mr. Hawskey akan marah kalau aku tidak makan dengan benar." Ujar gadis itu kalut.
Dorothea menatap gadis itu sedih. "Tidak, Miss. Mr. Hawskey akan mengerti." Ujar Dorothea. "Sekarang minum obat Anda dan istirahatlah."
Dorothea menyerahkan sebutir obat dan juga segelas air kepada Dianne, setelah gadis itu meminum obatnya dan kembali berbaring barulah Dorothea keluar meninggalkan Dianne untuk kembali beristirahat.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Marcus begitu melihat Dorothea masuk ke ruang makan hendak menuju dapur.
"Sudah lebih baik. Demamnya sudah mulai menurun, dan sudah mulai bisa makan sedikit-sedikit." Lapor Dorothea pada majikannya itu.
Marcus mengangguk. "Bagus. Perhatikan terus perkembangannya Dorothy. Pastikan dia makan dengan benar."
Dorothea mengangguk sebagai tanda memahami instruksi majikannya. Wanita itu beranjak akan pergi ke dapur, namun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap majikannya. "Mr. Hawskey?" Marcus menengok dan mengangkat salah satu alisnya bertanya melalui pandangannya kepada Dorothea. "Saya akan mengantar makanan lebih sering ke kamar Miss Dianne. Ia khawatir Anda marah karena ia makan sedikit padahal perutnya sedang tidak bisa makan banyak sekaligus. Saya mohon izin Anda, Sir."
Marcus mengangguk dan membiarkan kepala pengurus rumah tangganya berlalu.
_______________________________
Marcus masuk ke dalam kamar Dianne secara perlahan. Ia menatap gadis itu dengan tatapan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amentia (SLOW UPDATE)
RomanceLove comes from insanity.. Bagaimana rasanya ketika kamu bangun dan hidupmu berubah 180 derajat? Apa rasanya jika kamu harus menyerahkan hidupmu dalam genggaman orang asing demi menyelamatkan hidup orang yang kamu cintai? Itulah yang dirasakan Dian...