Bab 6

16.6K 430 14
                                    

David terduduk di halaman rumahnya dengan tatapan kosong. Sesekali pria paruh baya itu menghela nafasnya gusar. Ia mengusapkan tangannya ke wajah hingga ke belakang kepalanya sambil menatap langit-langit. Terlihat jelas kegusarannya.

"Kau kenapa?" Tanya Jessie pada suaminya.

David menengok ke arah istrinya seraya tersenyum tipis. "Aku memikirkannya."

Jessie menatap datar pada suaminya. "Dia sudah nyaman bersama Mr. Hawskey, tak ada yang perlu dikhawatirkan."

David mengerutkan keningnya tanda tidak setuju dengan ucapan wanita itu. "Kau tidak tahu seperti apa Mr. Hawskey itu." Pria paruh baya itu mengusap wajahnya kasar. "Kenapa kau biarkan mereka membawanya Jessie.."

Jessie mengetatkan rahangnya. "Jauh lebih baik begitu. Kau tidak dipenjara, dia hidup bergelimang kemewahan. Adil 'kan?"

"Tidak! Mr. Hawskey orangnya kejam. Kau menjerumuskan anak kita pada kesengsaraan, Jessie." Ujar David mulai emosi.

"Dia anakmu, bukan anakku!" Balas Jessie marah.

David memejamkan matanya menahan emosi karena tidak bisa membalas ucapan Jessie.

Dianne memang anak kandung David, tapi bukan anak kandung Jessie.

Dulu sekali, David pernah melakukan perselingkuhan dengan seorang wanita, Mary. Perselingkuhan itu ternyata membuahkan seorang bayi yang kehadirannya baru diketahui David 13 tahun yang lalu.

Saat mengetahui hal itu, Jessie marah sekali tetapi, ia tidak bisa memaksa David untuk menyingkirkan anak itu karena ia tidak bisa memberikan David anak dari rahimnya sendiri. Akhirnya, mau tidak mau, suka tidak suka, Jessie harus turut membesarkan anak suaminya itu dengan terpaksa.

"Aku sudah membesarkan dia. Setidaknya, ini bisa jadi balas budinya atas sakit hati yang aku alami." Ujar Jessie lagi yang semakin membungkam mulut David.
_______________________________
Dianne duduk di ruangan Marcus sambil menggerakan kakinya gelisah. Sesekali gadis itu menggigit jarinya karena merasa gugup. Ia berusaha mengingat-ingat kesalahan apa yang dibuatnya belakangan ini.

Dianne tersentak dan buru-buru berdiri menghadap ke pintu masuk saat mendengar pintu dibuka. Gadis itu menatap Marcus sekilas sebelum menundukan kepalanya menatap kakinya yang terbalut sandal kamar berwarna dusty rose.

Marcus menatap Dianne tanpa ekspresi. "Duduk." Ujarnya dengan suara datar.

Dianne duduk perlahan dengan tubuh gemetar dan masih menunduk.

Marcus duduk di balik meja menghadap ke Dianne. Keheningan menguasai ruangan itu, hanya bunyi gesekan sandal Dianne dengan lantai berlapis karpet yang mengisi keheningan itu.

"Kau merasa tertekan?" Tanya Marcus to the point.

Dianne mengangkat wajahnya menatap Marcus beberapa saat, lalu kembali menunduk. "Ti--tidak."

Marcus mendengus. "Tatap wajahku saat kita berbicara, Dianne." Ujar Marcus datar namun sarat akan perintah.

Dianne mengangkat wajahnya dan menatap Marcus takut-takut.

"Beritahu aku apa yang kau inginkan." Ujar Marcus yang membuat Dianne memandang pria itu bingung.

"A-aku..." Dianne meneguk ludahnya gugup. "Ti---tidak ada." Suara Dianne terdengar gemetar saat berbicara.

Marcus mengangkat salah satu alisnya. "Jawab yang jujur. Keinginanmu saat ini akan aku pertimbangkan." Ujar Marcus lagi. "Pikirkan dulu sebelum menjawab." Lanjutnya lagi saat melihat Dianne hendak membuka mulutnya.

Dianne melirik ke atas dan menggigit bibir bawahnya seraya berpikir, sementara Marcus menatap ekspresi berpikir Dianne dengan rahang mengeras.

Dianne mengalihkan tatapannya untuk menatap Marcus. "A--aku pikir," gadis itu meneguk ludahnya lagi dengan gusar. "A--aku senang ke kebun mawar." Selesai mengatakan hal itu, Dianne langsung mengalihkan tatapannya ke pangkuannya dan memilin jarinya gugup.

Marcus berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Dianne. Pria itu menyandarkan tubuhnya di meja kerjanya tepat di dekat Dianne. "Oke." Ujar Marcus membuat Dianne mengangkat wajahnya.

Pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah Dianne. "Aku beri kau izin untuk pergi ke kebun mawar." Marcus kemudian mencium bibir Dianne dan membuat gadis itu tersentak.

Marcus memperdalam ciumannya dan melumat bibir Dianne hingga gadis itu membalasnya dengan gemetar. "Kalau kau gemetar seperti itu, membuatku menginginkanmu." Ia berkata demikian seraya tersenyum miring.

Marcus mencium kembali bibir Dianne. Ia mengangkat tubuh Dianne dari kursi dan menukar posisi mereka sehingga Marcus duduk di kursi dan Dianne berada dipangkuannya.

Pria itu membelai tubuh Dianne perlahan-lahan. Gadis itu bergidik merasakan belaian halus Marcus pada tubuhnya. "Aku menginginkanmu." Ujar Marcus serak. Dianne menatap Marcus dengan mata sayunya yang membuat pria itu semakin mengeras.

Marcus kembali mencium bibir Dianne dengan lumatan-lumatan lapar yang menuntut. Perlahan tapi pasti, Marcus mulai melucuti gaun putih tipis yang dipakai oleh Dianne.

"Oh!" Erang Dianne seraya meremas pundak Marcus saat pria itu bermain di payudaranya dengan mulut lihai pria itu.

Marcus menjauhkan tubuh mereka sejenak untuk melepas jasnya yang terasa menyesakan.

Marcus mengangkat Dianne dan membaringkan gadis itu di atas karpet. Ia kembali menciumi Dianne dengan penuh gairah sampai pintu dibuka secara mendadak.

"Shit!" Umpat Marcus dan dengan cepat mengambil jasnya yang tadi ia lepas untuk menutupi tubuh Dianne saat melihat siapa yang masuk.

Joe, pria yang masuk tiba-tiba ke ruangan itu menatap Dianne yang memakai jas Marcus dengan tatapan ingin tahu dan bersiul.

Dianne semakin merapatkan jas Marcus ditubuhnya dan beranjak meninggalkan ruangan itu tanpa mau melihat ke belakang sama sekali.

"Berhenti menatapnya." Ujar Marcus dingin selepas kepergian Dianne dari ruangan itu.

Joe membalik tubuhnya dan menyeringai. "Maaf. Dia sangat menggiurkan." Ujar pria itu seraya menjilat bibirnya dan membuat Marcus mengepalkan tangannya menahan emosi. "Mau apa kau?" Tanya Marcus.

Joe segera mengambil tempat duduk. "Ah, hanya membahas revisi kecil di perjanjian perusahaan." Ujarnya dan kembali menyeringai lebar.
_______________________________
Hai, aku update hari ini. Maaf ya sedikit dulu hehehehe
Anggap ini kado natal dari aku yaa

Merry Christmas, guys!🎄🎄🎄🎁🎁🎁🎉🎉🎉

*BELUM DIKOREKSI. MENERIMA SEGALA BENTUK KRITIK DAN SARAN YANG BERSIFAT MEMBANGUN*

IG: amentiawattpad

Amentia (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang