Halaman 03

288 55 1
                                    


Peri-peri itu kemudian melakukan sebuah persembahan seperti yang ada didunia peri. Aku tidak tahu persis apa yang mereka lakukan tapi singkatnya seperti itu.

"Apa kita harus benar-benar melakukan ini hanya demi pria itu?" Gerutu Peri Rafflesia malas. "Kita tak bisa membiarkannya mati Rosie,dia sudah menyelamatkanmu." Ucap Peri Cyrene menjelaskan.

Jadi,untuk menyelamatkan Taehyung kedua peri itu harus benar-benar mengeluarkan segala kekuatannya. Lebih tepatnya hanya peri Cyrene yang melakukannya.

Seperti yang kalian tahu peri Rafflesia tak mempunyai kekuatan apapun saat ini. Dan ia hanya membantu dengan kekuatan fisiknya,bukan dari sihirnya.

Mereka harus melakukan ini pada saat matahari terbit. Bagi peri yang berasal dari  negeri putih,matahari adalah kekuatan mereka.

Bagi mereka tidak ada waktu yang paling baik untuk memulihkan tenaga selain fajar yang baru saja datang.

Dan untuk menjaga Taehyung agar tidak mati sebelum fajar Peri Cyrene benar-benar harus begadang semalaman untuk tetap memastikan sihirnya bekerja.

"Aku akan tidur disana." Ucap sang Peri Rafflesia menunjuk ruangan kamar Taehyung. "Baiklah,kau istirahat saja." Balas Peri Cyrene mempersilahkan.

Peri Rafflesia kemudian membaringkan tubuhnya diatas ranjang milik Taehyung. Ia benar-benar merasa sangat lelah hari ini.

Tapi ia tetap tak bisa menutup kedua matanya. Ia merasa tidak enak jika harus meninggalkan Peri Cyrene sendirian.

Bagaimanapun juga Peri Cyrene adalah sahabatnya dan ia tak bisa membiarkan peri itu kesusahan sementara ia malah tertidur dengan sangat nyaman.

"Cyrene,aku akan mengambilkan beberapa makanan untukmu." Ucap Peri Rafflesia menuju dapur. "Ah,baiklah." Ujar Peri Cyrene merasa kebingungan.

Percaya atau tidak bahkan Peri Cyrene yang sekaligus sahabat lamanya itu sama sekali tak pernah merasakan kebaikan hati Peri Rafflesia. Dan baru saat inilah ia mengetahui sisi baik dari Putri tersebut.

"Tadi pria itu mengatakan bahwa makanannya ada dimeja. Mungkinkah jika ini yang namanya meja?" Ucap Peri Rafflesia menduga-duga.

"Apa ini makanannya? Bentuknya seperti tidak meyakinkan. Tapi ini enak." Lanjut Peri itu sembari membawa makanan tersebut kepada Peri Cyrene.

Ya,tenang saja itu memang benar makanan. Bukan sendok atau bahkan alat-alat makan lainnya. Untunglah Peri itu sangat cepat memahami sesuatu disekitarnya.

"Ini,aku tidak tahu ini apa. Tapi rasanya lezat." Ujar Peri Rafflesia kepada Peri Cyrene. "Terimakasih." Balasnya seraya tersenyum kepada sang tuan putrinya itu.

*The Golden Expanse*

Sebuah gerbang besar dengan pintu besi yang dilapisi oleh emas dan semua dinding-dinding berlapis emas itu berdiri kokoh dengan mewahnya disebuah negeri bernama The Golden Expanse.

Taman yang terlihat begitu indah dan juga beberapa peri-peri yang sedang menjalankan tugasnya.

Sementara itu ada seorang raja yang masih duduk di singgasananya disini. Mendengarkan semua orang berbicara tapi pikirannya melayang kemana-mana.

"Yang Mulia,apa kau ingin merubah sesuatu dalam rencanya?" Tanya salah satu peri disana. "Yang Mulia.." Ucap sang peri itu lagi saat Jeon tak menjawabnya. "Ah,maaf." Balas sang Raja merasa bersalah.

Jeon kemudian melihat kembali beberapa hal yang harus ia tangani. Ia sebenarnya kerepotan karena harus mengurus rakyatnya seorang diri.

Kakaknya itu malah lebih memilih hutan dibandingkan untuk tetap tinggal di istana dan mengurus negeri ini bersama-sama.

"Ah,pikiranku benar-benar kacau karena gadis itu." Ucap Raja Jeon saat sudah tiba dikamarnya. "Yang Mulia,mohon izin.. Sang Raja Helio ingin menemui anda.." Ujar sang peri pengawal Raja Jeon.

Jeon kemudian mengangguk mengerti dan langsung menemui Sang Raja Helio Cloudhorn tersebut.

"Senang bertemu anda Yang Mulia," Ucap Raja Jeon memberikan salam. "Kau sudah besar Jeon. Dan juga sangat tampan." Ujar sang Raja Helio memuji ketampanan Raja Jeon.

Jeon memang tampan. Tapi saat ia masih kecil yang tertampan di negeri peri bukanlah dirinya tetapi pangeran Flint dari negeri The Glass Forest.

Tapi pada akhirnya karena tak ada kabar apapun tentang Pangeran Flint,jadi yang tertampan di negeri peri untuk saat ini adalah Sang Raja negeri The Golden Expanse. Jeon Nimbus Gingglewind.

"Terimakasih atas pujianmu. Aku merasa sangat terhormat." Ujar Jeon membungkuk.

"Santai saja,anggaplah aku ini ayahmu. Aku akan mulai saja,aku dan ayahmu dulu sudah pernah membicarakan ini. Ini tentang perjodohan kau dan putriku." Ucap Raja Helio dengan penuh kebanggaan.

****

"Cyrene,bukankah ini lucu? Ahahah, bagaimana mereka melakukan itu? Ahaha.." Peri Rafflesia itu begitu senang saat menonton acara TV yang ia pun tidak tahu.

Ia sebenarnya hanya penasaran dengan benda berbentuk persegi panjang dan ada banyak tombol didalamnya.

Tepat sekali. Itu remote. Ia hanya penasaran dan kemudian asal memencet saja. Ia benar-benar senang dengan apa yang ia dapat dibumi untuk saat ini.

Awalnya ia pikir ia tidak akan pernah tertawa lagi setelah ia pergi dari dunia peri. Ia pikir akan mati dalam pot berisi bunga mawar merah itu. Tapi ternyata tidak.

"Rosie,sepertinya kau sangat senang. Ini pertama kalinya aku melihatmu tertawa dengan sangat tulus." Ucap Peri Cyrene tersenyum. "Benarkah?" Gumamnya.

Memang setelah dipikir-pikir inilah pertama kalinya ia tertawa dengan tulus. Walau ia selalu tertawa jika ada yang menderita tapi sebenarnya tidak.

Itu seperti menyembunyikan luka diatas tawa. Bagaimanapun juga ia adalah keturunan peri negeri putih dan hatinya tak akan pernah menjadi hitam atau buruk.

"Fajar tiba," Ujar Peri Rafflesia bersemangat.

Tapi tidak dengan Peri Cyrene ia benar-benar kehilangan seluruh kekuatannya hanya untuk menjaga Taehyung agar tetap selamat sebelum ia akan melakukan pengobatan yang layak untuknya.

"Kau pasti sangat lelah." Ucap Peri Rafflesia mengasihaninya. "Aku baik-baik saja. Kita harus membawanya keluar." Balas Sang Peri Cyrene lemas. "Kau yakin?" Tanya peri Rafflesia merasa tidak enak.

Bagaimana tidak? Ia sama sekali tak bisa melakukan apapun untuk membantunya. Hanya bisa menanyakan bagaimana keadaannya tanpa bisa melakukan apapun.

"Kau sudah siap Cyrene?" Tanya Peri Rafflesia lagi. "Kuharap." Jawab Peri Cyrene agak ragu. "Jangan lakukan ini Cyrene,kau perlu istirahat." Ujar Peri Rafflesia khawatir.

Peri hewan itu tetap tidak ingin mendengarkan perintah tuan putrinya dan tetap ingin menyelamatkan Pangeran dari musuh negeri nya sendiri tersebut.

"Tidak,Cyrene!" Teriak Peri Rafflesia.

Peri Cyrene pingsan dan mulai menjadi sebuah serbuk atau lebih mudah dikatakan debu yang kemudian terbang diudara.

Kemana lagi tujuannya? Tentu saja kembali pada dunia peri. Dan sekarang Peri Rafflesia tidak tahu harus melakukan apa.
----------------------------------------------------------------

Hi guys! Oke maaf ya kalo ceritanya ngebosenin terkadang susah juga mikirin alur yang kalian suka..

Karena kan semua orang punya selera beda jadi kuharap kalian bisa ngertiin ya.. Jangan lupa juga tinggalin jejak kalian dengan cara vote+comment!

Saranghae❤

Salam,
Author.

In A Flower [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang