[Bab 3] Halaman 1

196 46 1
                                    


"Taehyung-ah!" Teriak Irene menghampiri Taehyung yang sedang bekerja. "Ayahku mengundangmu untuk makan malam." Balasnya tersenyum lebar.

"Ayahmu? Untuk apa?" Tanya Taehyung bingung. "Aku tidak tahu,dia hanya mengatakan hal itu." Jawab Irene mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu.

Taehyung memandang Irene yang ia pikir bisa saja gadis ini berbohong. Tapi tak ada satu hal pun dimatanya yang menunjukkan bahwa ia berbohong.

Taehyung mengangguk mengerti tanda menyetujui ajakan yang ayah Irene berikan. Sebenarnya ia hanya ingin menghabiskan waktu saja,lagipula ia tak ada rencana apapun malam ini. Jadi tidak apa-apa kan?

"Baiklah. Jam berapa aku harus kerumahmu?" Tanya Taehyung lagi. "Jam 8,kau bisa kan?" Jawab Irene bersemangat.

Taehyung tersenyum menanggapinya. Ah,apakah mencoba hal seperti ini untuk menghilangkan Rosé dari ingatannya itu benar? Tapi kenapa tetap tidak hilang?!

Apa yang harus ia lakukan untuk melupakan gadis itu? Apakah ia harus kembali ke negeri Peri? Tapi bagaimana caranya? Apa ada suatu jalan rahasia yang menggabungkan dunia peri dan manusia?

Memangnya hal seperti itu ada? Jika ada dimana hal itu sekarang? Kenapa tidak muncul juga? Dan kapan itu akan terjadi dalam hidupnya?

"Paman,bolehkah aku menitipkan bunga mawar merah ini dikebunmu? Aku tak bisa menjaganya lagi." Ujar Taehyung memberikan bunga mawar merah yang bernama Rosé.

"Kenapa? Kau akan pergi? Kenapa tak bisa menjaganya?" Tanya paman pemilik kebun. "Ah,bukan apa-apa. Hanya saja ini mengingatkanku dengan seseorang." Jawab Taehyung tersenyum.

Taehyung menaruh bunga tersebut dirumah kaca milik paman itu. Ia sebenarnya tidak tega meninggalkan bunga mawar itu sendirian. Karena bunga inilah Taehyung bisa mengenal Rosé.

"Rosé,kau harus baik-baik disini. Kau harus tumbuh menjadi bunga mawar yang lebih cantik saat aku kemari lagi. Kau paham?" Ucap Taehyung.

Tiba-tiba saja angin bertiup kencang. Seperti hal nya waktu Peri Rafflesia kembali ke negeri Peri. Apakah Rosé kembali?

Taehyung menguatkan genggamannya pada bunga mawar merah tersebut. Sementara itu tumbuh-tumbuhan yang lain sudah mati diterpa angin.

Taehyung menghilang tepat pada saat angin itu terhenti. Rasanya memang sudah seperti direncanakan. Akankah Peri Rafflesia telah berhasil menggunakan mantranya?

****

"Ah,sial! Kenapa tak ada yang terjadi?! Apa kesalahanku lagi saat ini?!" Ujar Peri Rafflesia geram.

Sebenarnya bukan ia yang salah. Ia sudah berhasil membawa Taehyung ke dunia Peri kembali. Tapi pertanyaannya dimanakah keberadaan Taehyung sekarang?

"Apa dia ada di negeri The Glass Forest?" Ucap Rafflesia menduga-duga. "Aku harus pergi kesana." Lanjutnya kemudian.

Peri Rafflesia kemudian bergegas pergi menuju Negeri Hitam dengan diam-diam tentunya. Ia harus bisa memastikan dimanakah Peri Flint Diamondblossom itu berada sekarang.

"Oh? Dimana aku?" Tanya Taehyung terheran-heran. "Ah,sial." Umpatnya. "Kenapa aku berada disini? Tempat apa ini?" Ujarnya malas.

Taehyung ada didekat gerbang menuju Dunia Peri sebenarnya. Ia hanya tidak tahu. Gerbang Peri biasa hanya terbuka jika Peri yang membukanya. Manusia tak bisa masuk kesana,bahkan jika bisapun mereka akan terjebak untuk selamanya.

Taehyung masih bingung dengan tempat ini. Ia tak pernah melihat gerbang yang menghubungkan antara Dunia Peri dan Bumi. Ia tentu tidak tahu itu,karena ia bahkan belum belajar sejauh itu saat masih berada disini.

"Flinch!" Teriak Rafflesia menggunakan kekuatannya agar suaranya itu sampai pada telinga sang Raja. "Flinch hentikan!" Teriak Ice Storm marah.

"Kau harus menderita sampai ayahmu itu mau membantuku! Jika tidak? Kau mungkin akan mati ditanganku." Ucap Flinch yang memang sedang memukuli Ondina.

"Jika kau tak menghentikannya maka aku akan.." Ujar Pangeran Ice Storm yang langsung terpotong oleh Raja Flinch. "Rafflesia?" Gumam Flinch berlari pergi.

Ondina mengernyit heran. Rafflesia? Akankah Rafflesia memanggilnya? Ada apa ini? Kenapa Rafflesia hanya memanggil Flinch? Dan tidak dengannya?

Flinch bergegas dengan cepat menemui Rafflesia yang sedang berada diperbatasan. Rafflesia terlihat sangat panik. Seperti ada yang mengganjal dihatinya.

"Rosie!" Teriak Flinch memanggil. "Flinch apa Taehyung,ah bukan-bukan. Apa Pangeran Flint ada di istanamu?" Tanya Rafflesia penuh harap.

"Flint?! Apa maksudmu? Tentu dia tidak ada." Jawab Flinch bingung. "Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Aku harus pergi." Balas Peri Rafflesia terburu-buru.

Flinch menghentikan tangan Peri Rafflesia yang membuat tangannya itu melepuh. Ah itu tidak penting sekarang. Ia seperti sedang membaca seluruh pikiran Rafflesia.

Menelusuri setiap hal yang tersembunyi dibalik mata yang indah seperti bunga mawar merah tersebut. Tentunya Rafflesia tak punya waktu untuk hal itu.

"Kita pergi ke gerbang dunia peri." Ucap Flinch mengerti apa yang Rafflesia pikirkan. "Kau benar,ayo cepat!" Teriaknya.

Mereka bergegas dengan cepat tentunya untuk tetap berada dikawasan masing-masing. Gerbang Peri mempunyai keunikan. Saat dibuka ia akan menampakkan dua warna hitam dan putih.

Negeri Hitam yang terkesan menakutkan dan juga Negeri putih yang seindah surga. Dan Dunia Peri tidak menyuruh kita untuk memilih. Ia akan menunjukkan mana yang pantas dan yang sesuai dengan sifat kita.

Sebenarnya Flinch memang baik pada Rafflesia tapi kalian tahu sendiri ia tak akan membiarkan satu hal pun salah dimatanya.

Semua orang tentu memiliki sifat yang baik dan juga buruk. Tetapi Negeri Hitam memang khusus untuk orang-orang yang memiliki niat jahat.

Tapi sebenarnya tidak terlalu begitu. Ondina,Flinch dan juga Flint sangatlah baik pada Rafflesia. Kita hanya perlu menjalin hubungan yang baik maka semuanya akan sempurna. Bukankah begitu?

Gerbang Peri terbuka menampakkan kedua peri berlawanan jenis dan juga kubu yang sedang berharap menemukan Pangeran yang selama ini telah hilang.

Syukurlah,Flint memang ada disana. Flinch benar-benar lega melihatnya. Akhirnya selama bertahun-tahun ia sudah menunggu semuanya terjadi juga.

Ia kembali bertemu dengan adiknya. Flint memandang kedua peri tersebut agak bingung. Kenapa mereka terlihat begitu khawatir? Dan kenapa Rosé menangis?

"Taehyung-ah!" Teriak Rosé gembira. "Taehyung-ah?" Tanya Flinch terheran-heran. "Rosé!" Seru Taehyung yang sama gembiranya. "Rosé?" Gumam Flinch.

Taehyung mendekat kearah Rosé tentu tanpa menginjak negeri dan juga tanpa menyentuh tubuh gadis itu. Rosé senang bisa melihat Taehyung lagi.

"Syukurlah kau kembali. Artinya usahaku tidak sia-sia. Terimakasih karena telah kembali untukku." Ucap Rosé lirih.

Taehyung tersenyum pada gadis itu. Ah,ini pertama kalinya lagi Rosé melihat Taehyung tersenyum kepadanya. Ya,karena ia sudah berbulan-bulan tak bertemu dengannya. Dan sekarang ia sangat senang.

"Oh Rosé!" Teriak Taehyung saat melihat Rosé terjatuh tiba-tiba dan kemudian pingsan. "Flint! Jangan!" Ujar Flinch menghentikan Taehyung yang sedang mencoba mengangkat tubuh Rosé.

Taehyung mengangkat Rosé dengan penuh perjuangan. Ia benar-benar menahan semua kekuatan Rosé yang lebih besar dari sebelumnya. Ah,ini sangat menyakitkan.

"Bagaimanapun rasa sakitnya,bagiku tak ada yang lebih menyakitkan selain Rosé yang terluka dan aku tak melakukan apa-apa.."
-----------------------------------------------------------------

Thanks for reading dan jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian dengan cara vote+comment!

Saranghae❤

Salam,
Author.

In A Flower [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang