"Kantung teh habis?"
Jungkook sedari tadi berkutat di dapur kesayangan nya, ia berencana membuat pizza dan cookie dengan bahan yang ada sesekali berkreasi dan itu mampu membuat nya tertawa; karena yang terjadi makanan itu terlihat rusak. Sengaja ingin memasak dengan niat menggebu-gebu terasa hari ini seperti hari special. Ditambah lagi besok ia tidak pergi ke kantor jadi dirinya akan bergadang sambil menonton movie atau drama.
"Jung, ramen ku sudah jadi?" Panggil seseorang yang ada di pembatas antara dapur dengan ruang tengah.
Ralat, dirinya dan Mingyu. Teman satu-satu nya yang ia miliki selain Wheein. Apartment nya dan apartment Mingyu berada bersebelahan.
Pertama bertemu Mingyu saja bukan ia yang mengajak berkenalan. Namun pria itulah yang sok dekat dengan dirinya dan berakhir menjadi salah satu close friend.
Mingyu juga berasal dari keluarga yang cukup, ia berasal dari london namun merantau ke korea untuk meneruskan kuliah nya. Ia sempat bertanya kenapa Mingyu lebih memilih tinggal di apartment kecil dan sempit seperti ini. Namun hanya di jawab santai "Jika aku tidak memilih tinggal disini kau tidak akan memiliki teman, jung" Mingyu sangat lucu, Jungkook mengakui nya.
"Kantung teh habis Ming, aku beli di market depan ya?" Nadanya melemah, merasa bersalah pada Mingyu yang sedari tadi menunggunya di ruang tengah sembari mengganti-ganti channel.
Mereka berdua akan bergadang, menghabiskan waktu dengan menonton bersama atau bercerita tentang hari yang mereka lalui. Hanya menonton dan bercerita, tidak ada yang special. Namun menurut mereka waktu seperti ini memang harus ada di dalam hubungan pertemanan.
Akhir-akhir ini mereka sering di sibukkan oleh suatu hal yang menyebabkan keduanya jarang bertemu. Jungkook dengan pekerjaan kantor dan tugas part time nya dan Mingyu disibukkan oleh tugas kuliah atau acara mendadak di universitas nya.
Umur mereka sama tapi keduanya sangat bertolak belakang, Jungkook yang masih memiliki sifat manja dan diusia belia ini harus berhadapan dengan pekerjaan kantor yang bukan ada di bidang nya dan Mingyu yang selalu mengeluh akan tugas ataupun skripsinya yang belum selesai. Tapi sejak mereka berdua kenal, keduanya saling berperan untuk menguatkan satu sama lain, menyemangati seperti seorang adik dan kakak.
"Kau yakin?" Jungkook mengangguk, dia tidak ingin mengecewakan Mingyu jika hanya di beri sirup dengan daun mint yang tersisa sedikit di dalam kulkas. "Pizza itu tidak lengkap jika tidak ada teh, ayah yang bilang."
"Sebenarnya sih bukan teh sih namun cola, tapi aku belum gajian" Jungkook terkekeh.
Mingyu hanya menggeleng lantas mencubiti pipi Jungkook gemas, "Aku ingin menyumbang cola tapi di tidak di berikan, kau bilang 'tidak usah, aku akan menjadi hyung untuk sekarang jadi kau harus menurut' baik hyung" Jungkook tertawa puas saat mendengar Mingyu mengikuti cara bicaranya.
"Ayo kita beli cola?" Yang satunya menggeleng "aku sedang diet"
Mingyu mendecak sebal "Jangan berbohong, kau tidak berdiet. Aku melihat bungkus Odeng dan Dakkochi di tempat sampah. Mingyu melihat pupil Jungkook yang panik, ia mengembangkan senyum kemenangan.
"Jangan sok tau, Wheein tadi mampir dan makan disini"
Jungkook coba mengalihkan suasana dengan berbicara kebohongan, ia hanya tidak ingin apa-apa harus Mingyu yang tanggung. Merasa buruk menjadi teman pria itu. Mingyu tersenyum gemas melihat kebohongan Jungkook, ia tau jungkook berbohong karena pria itu tidak bisa berbohong pada siapapun, bahkan Jungkook menceritakan apapun yang baru ia temui dengan teman-teman dekat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rooftop
Romance"Maaf Sir Yoongi, saya benar benar tidak sengaja" pemuda manis itu menunduk tiga puluh derajat, meringis pelan saat melihat hoodie putih tulang itu berisi noda merah fanta yang mencolok "Ikut aku" ---------------- "So?" Yoongi masih tetap dengan w...