06

561 64 10
                                    





Tercium bau lezat dari arah dapur, Jungkook tersenyum kecil. Pagi ini ia membuat bekal makan siang yang cukup untuk beberapa teman nya. Entah ada apa sedari kemarin malam Jungkook ingin memasak, biasa di pagi hari ia hanya membuat empat sandwich untuk di bagi. Bahan masakan juga sudah lengkap sedari kemarin. Jadi tidak ada salahnya untuk memasak di pagi hari.

"Jung"

Menoleh dan mendapati Mingyu di depan. Pria itu membawa snack dan juga lima banana uyu kesukaan Jungkook.

"Masak?" Tanya pria itu bingung. Yang ia tau Jungkook paling malas untuk memasak. Di jawab anggukan oleh pemuda ber-apron itu. Dia memberi Mingyu satu paperbag berisi kotak bekal dan Yakult.

"Terimakasih, sekarang tidak ada sarapan?" Nada Mingyu terdengar sedih, Jungkook yang sedari menyiapkan paperbag lain terhenti sejenak. "Aku lupa membeli roti, itu ada telur rebus di meja."

Mingyu tersenyum geli, Jungkook pantas di sebut malaikat mungkin malaikat akan minder jika berdekatan dengan Jungkook. "Aku bercanda"

"Tidak apa, aku sudah makan roti di apartment. Mau ku belikan roti? Selesai bekerja nanti aku belikan" Jungkook menggeleng

"Aku akan membelinya sendiri, berangkat lah."

"Terimakasih untuk snack dan banana uyu. Nanti aku buatkan puding anggur" Mingyu tertawa lalu menggeleng. Ia memeluk Jungkook dari belakang--yang di peluk hanya acuh, dan tetep melakukan pekerjaan nya. Mingyu sudah biasa seperti ini. "Nanti saat besar, aku pinang ya?"

Mendelik saat mendengar itu "Kau bicara apa"

"Aku serius" Jungkook tertawa canggung. Lalu melepaskan pelukan Mingyu dan berlalu ke kamarnya, pekerjaan pagi ini sudah selesai. Sekarang ia harus cepat memakai seragam dan berangkat.

"Jung aku berangkat!"

"Ya, hati-hati!!"

"Pasti, sayang"

Jungkook bergidik saat Mingyu mengatakan itu, teman nya sedikit aneh belakangan ini. Ia akan bertanya pada Wheein nanti.






.
.
,





Keluar dengan kemeja coklat susu, di lapisi sweater berwarna hitam tak lupa pula celana jeans yang pas dengan nya. Jungkook terlihat mempesona dengan pakaian sederhana ini. Otot-otot nya tertutup indah dengan kemeja yang Wheein hadiah kan. Walau ada di pihak bawah, Jungkook tidak pernah absen untuk tetap berolah-raga ia ingin membuktikan bahwa pihak bawah juga bisa maskulin dan tidak bermenye-menye.

Membentuk tubuh juga salah satu pertahanan diri yang ia lakukan. Hidup sendiri di kota seoul dan hanya memiliki beberapa teman mengharuskan Jungkook terlihat mandiri. Ia benci merepotkan orang lain

Berlari di koridor apartment. Melihat satu pria berpakaian rapi yang sedang sibuk dengan ponselnya. "Pak Hoseok!!"

Pria yang dipanggil berbalik dan melihat sang tetangga berlari menuju ke arah nya, melampaikan tangan sebagai jawaban "Jungkookie!"

Terengah-engah saat sampai, Jungkook suka berlari pagi namun tidak untuk sekarang. "Aku memasak pagi ini hyung, semoga suka" Jungkook menunduk hormat, "Astaga jungkookie, terimakasih nanti hyung mampir dan belikan banana uyu"

Jungkook tersenyum lucu saat mendengar guru sastra itu memanggil dirinya dengan panggilan lucu. Menggeleng sebagai jawaban. "Jungkook pergi dulu pak, selamat pagi. "

Berlalu ke arah luar, to the list pagi ini adalah absen ke laundry umum itu, membelikan Wheein coffee dan berangkat ke kantor.

Omong-omong pagi ini Wheein mengirimi pesan padanya untuk membelikan coffee saat berangkat bekerja nanti. Wanita itu bercerita jika dirinya baru saja menyelesaikan deadline siang ini dengan begadang sampai jam tiga dini hari. Menggeleng tidak habis pikir,  pekerjaan seminggu yang lalu baru habis sekarang the--dan itupun sistem kebut semalam. Menurut nya itu tidak baik, Jungkook sudah memperingatkan Wheein untuk membuat deadline saat ada waktu luang tapi tidak digidahkan oleh si empunya.

Rooftop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang