"Kemana?"
Tangan itu menarik lengan yang lain untuk tetap diam. "Ingin buat kopi. Maaf, kita tidak punya cola--"
"Tidak perlu. Diam disini, aku akan menelpon kurir" Yoongi hendak beranjak namun di tahan "Ini rumah ku hyung, jadi biar aku saja oke?"
"Jungkook. Diam disini, biar hyung saja"
Yoongi berucap dengan nada yang amat lembut. Sang lawan bicara hanya mengedip lucu merasakan tangan Yoongi menyingkirkan lengan nya.
Dia terlihat sibuk menekan-nekan layar persegi itu.
"Aku akan beli cola yang banyak agar kau tidak jadi diet"
"Tambah chicken ya hyung" canda Jungkook
"Baik kapten"
Empunya memanyunkan bibir "Hyung aku bercanda"
Yoongi mengendikan bahu nya "Aku sudah beli empat, maaf."
"Lagipula untuk apa kau diet. Pinggang mu masih cukup di lengan ku"
Pemuda manis disamping nya menahan senyum
"Diam hyung"
"Aku berbicara fakta. Mungkin aku yang harus diet agar kau tidak melirik pria lain--"
Jungkook meletakkan telunjuknya di bibir tipis Yoongi. Menghentikan racauan yang membuat ia harus menahan hawa panas di pipinya
"Shh--diam oke. Iya aku akan berhenti diet. Hyung jangan sesekali mencoba. Ayo lanjutkan menonton nya."
"Kenapa kau begitu menggemaskan? Kau ingin besok ada artikel CEO Min's Company menculik pria imut untuk di jadikan pendamping?"
Jungkook menutupi wajah nya dengan bantal. Kenapa bosnya ini keju sekali. Dan kenapa juga Jungkook menyukai nya.
"Akhir-akhir ini hyung banyak makan olahan keju? Kenapa berbeda sekali"
"Oh ya? Apa terlalu ketara"
Jungkook terdiam pura-pura tidak mendengar. Yoongi menyunggingkan senyum nya. Menarik Jungkook mendekat, raut wajah itu terkejut. Yoongi mengedip sekali. Dia seakan mengirim telepathy kepada Jungkook untuk percaya padanya. Menidurkan pria berstatus pekerjanya di paha kurus miliknya. Jungkook hanya mengikuti.
Dia seperti tersihir. Dan berakhir tidur dipangkuan Yoongi. Tidak tau sejak kapan ada bantal disana.
Tangan itu bergerak keastas, menyisir lembut rambut pendeknya
"Apa kau merindukan ibu mu?""Ya, aku selalu merindukan nya. Bagaimana dengan hyung"
"Aku sangat bersyukur ibu masih sehat dan kuat. Setiap akhir bulan aku akan mengunjungi nya dan itu sebentar lagi. Apa kau free?"
"Aku hanya akan mengunjungi makam ibuku dan seharian akan di tempat tidur."
Yoongi memperhatikan nya, raut itu terlihat damai dan tenang. Sama sekali tidak ada ekspresi. "Keberatan jika aku minta temani?"
"Tidak, tapi bagaimana jika keluarga mu terganggu."
Menggeleng, "Apa yang kau bicarakan tentu saja mereka tidak akan terganggu."
Jungkook mengangguk paham. Dia terlena dengan usapan-usapan lembut di rambutnya. Itu juga membuatnya sedikit mengantuk. Menatap wajah Yoongi dari bawah. Pria ini sangat perfect, dia bahkan tidak memiliki kekurangan satupun.
Dan itu juga membuatnya tersadar. Dirinya tidap pantas untuk pria ini. Mereka seperti pelayan dengan tuan. Ada jarak yang sangat jauh membatasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rooftop
Romance"Maaf Sir Yoongi, saya benar benar tidak sengaja" pemuda manis itu menunduk tiga puluh derajat, meringis pelan saat melihat hoodie putih tulang itu berisi noda merah fanta yang mencolok "Ikut aku" ---------------- "So?" Yoongi masih tetap dengan w...