VI

1.1K 225 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Praaang...

"Akh! Hentikan!" Teriak Baekhyun pada Ale yang berdiri didepannya berhasil menjatuhkan pedang kayu miliknya dengan peluh yang membasahi tubuhnya, dan juga dadanya yang naik turun tidak beraturan akibat napasnya yang memburu.

"Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau kembali ke awal lagi?" Ucap Ale memburunya dengan pertanyaan yang sama yaitu kenapa dirinya kembali seperti orang yang belum pernah memegang pedang.

Namun, Baekhyun tidak peduli dengan apa pun yang pria didepannya ini ucapkan karena dirinya terlalu sibuk meratapi kedua telapak tangannya yang lecet akibat menggenggam pedang tiruan dari kayu yang Ale buat sendiri, dan pedang tiruan itu sangatlah berat karena didalamnya terdapat besi.

"Hiks... Bagaimana aku bisa menulis nanti?!" Lirih pemuda berusia 25 tahun yang terjebak di dalam tubuh remaja berusia 19 tahun mengelus telapak tangannya yang dipenuhi luka goresan kayu. Karena Baekhyun selalu meyakini bahwa tangan adalah aset bagi setiap penulis, dan sekarang pemuda Byun itu menyesal ikut. Seharusnya ia tetap diam di tepi sungai saja.

"Gavin, sebenarnya ada apa denganmu akhir-akhir ini?!" Tanya Ale terus dengan pertanyaan yang sama, dan Baekhyun hanya bisa menjawab pertanyaan dengan mengatakan "Memangnya aku kenapa?"

"Kau juga bersikap, dan mengatakan hal-hal aneh dua bulan yang lalu."

"Hal-hal aneh?!" Pekik Baekhyun terkejut dengan penuturan Ale. "Apa maksudmu?!" Pria bersurai keperakan tersebut bangkit dari duduknya dan berubah menjadi dirinya yang menyerbu pria yang merupakan teman Gavin sejak kecil.

"Kau tidak ingat?! Kau mengatakan ingin menjadi kesatria untuk mengubah takdir."

"Apa?! A... Aku pernah berkata begitu?!" Ujar Baekhyun terbata penuh keterkejutan setelah mendengar penuturan pria yang ia kisahkan akan menjadi kesatria kerajaan terhebat di masa depan.

"Yeah... Kau mengatakan banyak hal yang tidak akan mengerti, tapi yang paling aku ingat kau menanyakan padaku 'Apa yang akan kau lakukan saat jika mengetahui masa depan?'."

.

.

.

"D... Duke?!" Richard menghentikan langkah ketika seorang pria paruh baya tiba-tiba berlutut di kakinya.

"A... Ayah?!" Pandangan pria penguasa kota Richmond tersebut beralih menatap seorang wanita yang juga ikut berlutut di kakinya. Namun, wanita dengan rambut perak panjang yang mengenakan gaun lusuh berwarna cokelat itu berlutut untuk membangunkan pria paruh baya yang tiba-tiba berlutut dan menghalangi jalannya masuk ke salah satu rumah petani di desa kecil pinggir kota yang ditunjuk kesatrianya Andren.

Possibility (Chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang