Gloria bersantai menikmati waktu luang yang belakangan ini dia dapatkan, duduk bersandar di kursi malas dekat kolam renang di halaman belakang mansionnya sambil menikmati jus stoberi dan cheesecake. Matahari tidak bersinar terlalu terik, angin juga semilir menerpa wajahnya. Sungguh suasana yang pas untuk menikmati waktu istirahatnya.
Tab yang ada di tangannya menampilkan notifikasi dari Jackson. Dia segera membukanya untuk mengetahui hal yang baru saja dikirimkan oleh Jackson.
Jackson
Saya mencurigai beberapa orang nona. Silahkan buka email pribadi anda, saya mengirimnya di sana agar tidak ada yang tahu.
Tanpa lama menunggu Gloria langsung beralih ke aplikasi email, membuka sebuah surel baru dari Jackson lalu membacanya lamat-lamat. Deretan kata yang panjang itu membuatnya geram dan berdecak lidah. Apa karena dia turun dari posisinya dan melonggar sedikit jadi orang itu memanfaatkan situasi yang ada?
Padahal dia sudah memperingatkan semua orang perusahaan mengenai korupsi dana seperti ini tetapi tetap saja ada yang melakukannya. Apakah gaji yang mereka terima sangat kurang hingga mengambil uang yang perusahaan? Tentu saja tidak, gaji di perusahaan Gloria termasuk tinggi, alasannya orang itu mengambilnya tentu saja karena keserakahan yang tidak ada habisnya.
Gloria mematikan tab-nya, menerawang ke depan dengan tatapan kosong. Dia tidak memikirkan apapun, membiarkan pikirannya kosong merupakan suatu hal yang dia perlukan saat ini. Hingga sebuah kebiasaan lama terlintas dibenaknya, tanpa menunggu lama Gloria langsung beranjak menuju kamar. Memakai outler yang dipilih acak dari lemari kemudian mengambil dompet dan ponselnya.
"Siapkan mobil, saya akan keluar." Ujarnya kepada salah satu pelayan yang lewat.
Dia berjalan menuju halaman depan, tidak lama menunggu sebuah mobil berhenti di depannya. Sang sopir membukakan pintu untuknya lalu melajukan mobil keluar pekarangan mansionnya. "Mall biasa." Sopir itu mengangguk mengerti.
Gloria duduk diam bersedekap dada menatap keramaian jalan di luar, wajahnya datar tanpa ekspresi. Setelah sampai di mall itu dia akan membeli apapun yang menarik di sana.
"Nanti susul saya ke lantai 2, tempat biasa."
Perempuan berpenampilan biasa tapi terkesan elegan itu keluar menuruni mobil, berjalan dengan dagu terangkat yang menunjukkan keangkuhannya. Kehadirannya tentu saja menarik perhatian beberapa orang di sana, sesekali melirik ke arahnya dengan berbagai pandangan tetapi Gloria tidak peduli dengan hal itu.
Toko pertama yang dimasukinya adalah sebuah toko perhiasan dengan brand ternama. Seorang karyawan menyambutnya ramah, dia langsung menuju etalase toko lalu memindai semua perhiasan yang terpajang cantik di sana. Dengan ringan telunjuknya menunjuk sebuah kalung, cincin, dan gelang. Karyawan di belakang etalase langsung mengambilnya dan menunjukkannya kepada Gloria.
"Kalung ini baru di rilis seminggu yang lalu Nona." Sedikit penjelasan yang membuatnya mengangguk lalu menyuruh karyawan itu membungkusnya. "Aku ambil ketiganya."
Setelah selesai bertransaksi tak lama sopirnya muncul, Gloria mengendikkan dagu seakan menyuruh pria muda itu membawa paper bag belanjanya. Gloria melangkah santai dan memasuki beberapa toko lagi, entah sudah berapa ratus juta yang sudah dia keluarkan hari ini. Tetapi setelah mengeluarkan uang sebanyak itu hatinya belum juga lega jadi dia memutuskan untuk menuju supermarket di dalam mall dan menyuruh sopir yang sedari tadi mengikutinya kembali ke parkiran untuk meletakkan semua belanjaan tak berharga itu ke dalam mobil.
"Kembali ke mobil lalu tunggu saya di restoran basement, kamu tidak perlu uangkan?" Gloria menatap pria muda itu yang menggeleng pelan. "Tidak Nona." Gloria mengangguk lantas melangkah pergi. Meraih sebuah kereta belanja lalu mendorongnya menyusuri lorong supermarket, dia tidak tahu untuk apa kemari tetapi ya sudahlah, hari ini dia hanya ingin menggesekkan kartunya dan membiarkan saldonya berkurang.
Makanan beku, makanan ringan, minuman kemasan, dan barang lainnya yang ingin Gloria beli semua masuk ke dalam keranjang yang didorongnya. Saat mengambil nugget beku dia mendengar percakapan 2 orang perempuan di sampingnya dengan seksama, sebenarnya tidak berniat menguping tetapi suara keduanya terdengar jelas di telinganya jadi sekalian saja.
"Aku pikir partnerku kemarin sangat panas, kamu harus melihat bagaimana otot tubuhnya yang sempurna, wajahnya juga sangat tampan ..."
Gloria menyesal mendengarnya, ngomong-ngomong dia jadi teringat Jay. Mungkin setelah ini dia akan berkunjung ke perusahaan menemui laki-laki itu. Dia mendorong kereta belanja ke kasir lalu membawanya ke basement, sopirnya langsung mengambil semua belanjaannya dan menaruhnya di bagasi mobil. Paper bag berlogo brand ternama diletakkan dengan rapi di jok mobil bagian belakang.
"Kita ke perusahaan."
"Baik Nona."
Petugas keamanan membukakan pintu mobil untuk Gloria, menundukkan kepalanya dengan hormat ketika perempuan itu turun dari mobil mewahnya. Saat melangkah ke lobi perusahaan para karyawan yang ada di sana langsung menunduk ketika melihatnya, dia berjalan angkuh dan sesekali tersenyum serta mengangguk kecil untuk membalas sapaan para karyawannya. Sebenarnya berkunjung kemari dengan pakaian non-formal merupakan hal aneh bagi Gloria tapi siapa juga yang akan menegurnya, dia pemilik perusahaan ini, dan 40% saham perusahaan adalah miliknya.
"Tuan Jay ada di dalam Nona." Ujar sekretaris Jay.
"Menikmati hari sibukmu Jay?" Tanya Gloria sambil mendorong pintu ruangan Jay, laki-laki yang sebelumnya sibuk membaca berkas dokumen itu mendongak menatap ke arahnya.
"Mom, kenapa tidak bilang jika akan berkunjung?" Gloria hanya tersenyum kecil lalu duduk di sofa dengan santai. "Ini perusahaanku, jadi aku bebas kapan saja kemari." Jay meringis mendengarnya, jarang-jarang dia menghadapi Gloria yang sedang kesal seperti ini.
"Apa ada hal yang mengganggumu?"
"Tentu saja ada banyak Jay, kamu tahu sendiri bukan? Bahkan setelah berbelanja perasaanku belum juga membaik, bagaimana ini?" Akhirnya nada merajuk Gloria keluar, Jay tersenyum dan berjalam menghampiri perempuan itu.
"Butuh pelukan, Mom?" Tentu saja tanpa pikir lama Gloria meringsek masuk ke dalam pelukan Jay yang hangat, sungguh tidak sia-sia dia membeli Jay, eh? Pikiran lampau itu tiba-tiba melintas begitu saja. "Ternyata yang aku butuhkan itu pelukanmu, Jay."
🐣🐣🐣
30 Januari 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
My baby Boy
RomanceHIATUS 🙏🏻 Gloria, seorang perempuan kaya yang kesepian. Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia. Dia sendiri, tidak ada orang tua atau pun saudara bahkan teman. Hingga sebuah ide gila terlintas dikepalanya. Bagaimana jika dia membeli 'seora...