Jay melirik Gloria yang tertidur lelap setelah bercinta semalaman, jarum jam menunjukkan pukul 9 lebih 12 menit. Terlambat 4 jam dari kebiasaan bangun paginya. Laki-laki itu bergerak pelan menuruni ranjang, menyelimuti tubuh polos Gloria dengan selimut lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
30 menit kemudian Jay keluar dengan handuk melilit pinggangnya, bibirnya mengulas senyum tipis mendapati Mommy-nya yang belum bangun dari tidur nyenyaknya. Kakinya melangkah menuju walk in closet, memilih random pakaian di lemari dan memakainya.
"Mom?" Panggilnya pelan dengan guncangan di bahu Gloria.
"Eum, 5 menit lagi baby ini masih terlalu pagi untuk bangun." Gumamnya dengan mata terpejam dan kembali meringkukkan tubuhnya.
"Tapi ini sudah hampir jam 10 Mom." Ujar Jay kalem.
Gloria langsung membelalakkan matanya, mendudukkan tubuhnya lalu meringis merasakan sendinya kaku, jangan lupa kan juga rasa nyeri pada selangkangannya juga.
"Jay kenapa tidak membangunkan Mommy dari tadi?" Ucap Gloria dengan dengusan kesal.
Jay tersenyum menampilkan lubang cacat di pipinya, merengkuh lembut tubuh Gloria yang polos. "Maaf Mom, tapi aku juga baru bangun jam 9 tadi."
Gloria melingkarkan tangannya di pinggang Jay, mendusal di dada bidang nan keras milik baby boynya, menghirup dengan rakus harum tubuh Jay yang disukainya. Sementara itu Jay mengusap rambut panjang Gloria, memeluknya dengan erat dan menikmati kehangatan pelukannya.
"Mandi Mom?" Tawar Jay yang di angguki oleh Gloria.
Laki-laki tampan itu menggendong bridal Mommy cantiknya, tidak peduli dengan selimut yang terjatuh dilantai dan tubuh telanjang Gloria di gendongannya. Dia mendudukkan Mommy-nya di closet duduk, menyiapkan air hangat di bathtub dan menambahkan wewangian kesukaan Gloria ke dalamnya. Setelah penuh Jay memindahkan Gloria masuk ke dalam bathub, mengecup kening Mommy-nya sebentar lalu keluar.
"Panggil aku jika sudah selesai Mom."
Gloria membalasnya dengan gumaman malas karena sudah terlalu menikmati hangatnya air yang menenggelamkan tubuhnya ditambah dengan aroma harum dari sabun kesukaannya. Jay sungguh yang terbaik, baby boy kesayangannya.
Jay keluar dari kamar berjalan menuju dapur, nampak pelayan yang sedang mencuci peralatan dapur yang kotor. Deheman pelan miliknya membuat sang pelayan menoleh dan membungkuk hormat.
"Ada apa tuan?"
"Buatkan kami makanan, mungkin sup ayam atau capcay?"
"Baik tuan, akan saya buatkan."
"Antarkan makanannya ke kamar."
Pelayan tersebut mengangguk patuh, Jay tertawa didalam hati mengetahui pipi merona pelayan tersebut karena hickey dileher putihnya yang tercetak jelas hasil karya dari Mommy cantiknya. Laki-laki itu berjalan menuju kulkas, mengambil dua botol air mineral lalu melenggang kembali menuju kamar.
Jay mendudukkan diri di kursi, meminum air mineralnya sambil menunggu Gloria selesai mandi.
"Jay!"
Teriakan nyaring Gloria membuatnya melangkah masuk ke kamar mandi lalu mengangkat tubuh ramping Gloria yang terbalut bathrobe keluar kamar mandi dan mendudukkannya di kasur.
"Biar aku ambilkan Mom."
Gloria menurut, menatap punggung kokoh Jay yang masuk ke dalan walk in closet untuk mengambil pakaiannya. Tak lama kemudian Jay keluar dengan membawa sepasang dalaman dan dress sederhana, memakaikan semua itu ke tubuh Gloria dengan telaten. Rasanya perempuan itu akan terbang diperlakukan seperti ini.
"Mommy lapar Jay."
"Sebentar lagi pelayan mengantarkan sarapan kita Mom."
Tok tok tok
Jay beranjak dari kasur, mengambil nampan makanan dan menyuruh pelayan itu untuk pergi, dia meletakkan sarapan mereka meja dekat jendela kemudian menggendong Gloria lagi dan mendudukkannya di kursi.
"Selamat makan sayang." Ujar Gloria dengan senyum manisnya.
Keduanya fokus menikmati sarapan tanpa bicara, semua hidangan sudah berpindah ke perut mereka. Gloria memejamkan matanya karena kekenyangan, efek sex semalam yang membuat energinya banyak terkuras.
"Baby Jay."
"Apa Mom?"
"Bisa temani Mommy ke perusahaan?"
Jay mengernyitkan dahinya, tidak biasanya sang Mommy pergi ke perusahaan, setahunya Jackson sudah menghandle perusahaan Gloria. "Are you sure Mom? Apa Mommy bisa berjalan?"
Gloria tertawa. "Tentu saja baby, kamu jangan terlalu lebay. Ayo berangkat sekarang."
Jay mengulurkan lengannya kepada Gloria, menggandeng lengan Mommy-nya keluar kamar setelah mengambil tas, dompet dan juga ponsel.
"Mom, aku yang membawa mobilnya saja bagaimana?" Tawar Jay.
"Terserah, minta kunci mobil ke sopir kalau begitu."
Jay mengambil kunci mobil dari sopir, membukakan pintu mobil untuk Gloria baru setelah itu dia. Jay mengendarai mobil keluar dari pekarangan luas milik Gloria, kalau dipikir-pikir ini pertama kalinya Jay keluar dari mansion megah itu.
"Kita ke kantor pusat Jay."
Jay mengangguk, menjalankan mobilnya menuju perusahaan Gloria yang belum pernah dimasukinya. Jay memberhentikan mobilnya dilobi, menyerahkan kunci mobil ke petugas parkir lalu menggandeng Jay lagi masuk ke perusahaan besar itu.
Dalam hati Jay berdecak kagum karena besar perusahaan Gloria dan mewahnya arsitektur didalamnya. Para pekerja menunduk hormat saat Gloria masuk ke dalam perusahaan, mereka juga bertanya-tanya siapa laki-laki tampan yang menggandeng bos besar mereka karena biasanya Gloria datang sendiri atau dengan Jackson.
"Setelah sekian lama aku tidak memasuki perusahaan aku jadi canggung Mom." Ujar Jay ketika pintu lift tertutup.
Gloria tersenyum, menyandarkan kepalanya ke lengan Jay. "Sekarang kamu harus membiasakannya lagi baby."
"Maksudnya?"
"Kamu yang akan mengurusnya, Mommy percaya padamu."
Jay terkejut, menunduk menatap Gloria yang nyaman bersandar di lengannya. "Mommy sepercaya itu kepadaku hingga mempercayaiku mengurus perusahaan besar ini?"
Gloria mengangguk. "Yes baby. Tapi tidak sepenuhnya agar kamu tidak terlalu sibuk dan kita bisa menikmati waktu bersama."
"Mom kamu terlalu baik."
🐣🐣🐣
20 April 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
My baby Boy
RomanceHIATUS 🙏🏻 Gloria, seorang perempuan kaya yang kesepian. Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia. Dia sendiri, tidak ada orang tua atau pun saudara bahkan teman. Hingga sebuah ide gila terlintas dikepalanya. Bagaimana jika dia membeli 'seora...