Jay dan Gloria tengah menikmati makan malam di sebuah restoran yang berada di rooftop hotel milik Gloria, tidak ada yang spesial mengenai makan malam ini hanya ingin menikmati waktu berdua yang romantis walau pun bisa saja jika dilakukan di mansion. Tapi apa gunanya uang banyak yang dihasilkan jika tidak untuk dihamburkan? Jadilah mereka berada di sini sekarang, menikmati makan malam mewah dan istimewa yang disajikan oleh chef handal milik hotel itu.
"Jay." Panggil Gloria setelah mengusap sekitar mulutnya.
Jay yang meletakkan gelasnya, menatap Gloria dengan pandangan bertanya. "Ada apa?"
"Tidak ingin kembali ke Korea? Maksudku kita berdua kesana untuk liburan, bagaimana?"
Raut wajah jay menjadi datar, jarinya menyugar rambut rapinya ke belakang. "Terserah padamu."
Gloria meraih tangan jau di atas meja, mengelusnya perlahan seolah mengantarkan kekuatan disana. "Jangan ingat kenangan burukmu Jay. Aku selalu disampingmu, ingat itu." Ucapnya dengan senyuman.
Jay membalas senyum Gloria, berjalan mendekatinya lalu memeluk perempuan itu dengan erat. "Aku sangat bersyukur bisa bertemu denganmu, mungkin sekarang keadaanku akan sangat buruk jika dulu kamu tidak membeliku." Ungkap Jay lirih.
"Mari jangan mengingat hal itu Jay, rasanya aku sangat berdosa karena membeli manusia."
Jay tertawa kecil, dia menangkup wajah cantik Gloria yang terpoles make up elegan. "Kamu tidak seharusnya merasa begitu. Jadi Gloria, daripada membicarakan masalalu, bagaimana jika kita menikmati keindahan malam atau menghabiskan waktu di ranjang?"
Gloria mengalungkan tangannya di leher Jay, melemparkan senyum menggoda yang membuat Jay mengecup bibirnya berkali-kali dan di akhiri lumatan singkat. "Sepertinya kedua hal itu bisa dilakukan bersamaan, bercinta di salah satu kamar hotel dengan gorden terbuka yang menampilkan gemerlap lampu kota?" Gloria menaikkan sebelah alisnya dan dibalas anggukan oleh Jay.
Jay menegakkan tubuhnya di ikuti Gloria yang berdiri dari kursi, keduanya berjalan beriringan dengan tangan Jay melingkar posesif di pinggang Gloria. "Kamarnya sudah siap?" Tanya Gloria kepada salah satu pegawai hotel.
Pegawai itu mengangguk lalu menyerahkan sebuah kartu hotel berwarna emas ke tangan Gloria. Gloria tersenyum dan memberi sedikit uang tip. "Kamu tahu letaknya?" Tanya Jay ketika Gloria menariknya masuk ke dalam lift.
"Tentu, semuanya sudah aku urus." Ujarnya dengan seringai.
Jay menaikkan sebelah alisnya, bukankah tadi dia yang memberi pilihan? Tapi kenapa Gloria dua langkah lebih cepat darinya? Tidak peduli, yang penting malam ini mereka menghabiskan waktu hingga matahari terbit.
Gloria menempelkan kartu itu ke gagang pintu, pintu terbuka dan menampakkan interior kamar hotel yang begitu mewah dengan warna dominan emas. Pintu terkunci otomatis saat Jay menutupnya, dia masih sibuk mengagumi sementara Gloria membuka tirai besar yang menyembunyikan keindahan kota dari ketinggian.
"How beautiful Glo!" Seru Jay sambil berjalan mendekati Gloria yang menatap keluar.
Tangan Jay melingkar di pinggang Gloria, dagunya bertumpu di bahu sempit perempuan itu. "Gloria, untuk malam ini biarkan bulan dan malam menjadi saksi penyatuan kita, hm?" Bisik Jay tepat ditelinga Gloria dan membuatnya meremang.
Gloria mengangguk, dia membalikkan badan lalu melingkarkan satu tangannya ke leher Jay. Tangan satunya lagi mengusap dada kiri Jay dengan sensual seolah menggoda. "Let's play Jay." Gloria mengedipkan sebelah matanya kemudian berjinjit meraih bibir Jay yang menggodanya sedari tadi. Menciumnya dengan perlahan menikmati tekstur lembut bibir Jay yang membuatnya candu.
Tangan Jay merambat naik ke atas meraih resleting gaun Gloria lalu menariknya turun, mengelus punggung telanjang Mommynya kemudian membiarkan gaun itu jatuh ke lantai ketika Gloria menurunkan tangannya. Perempuan itu kini setengah telanjang dengan hanya celana dalam melekat pada tubuhnya, tubuh polosnya semakin menempel ke arah Jay, menggoda baby tampannya dengan menggesekkan payudaranya ke dada bidang Jay yang masih berbalut kemeja.
Jay melepaskan ciuman mereka, kening keduanya menempel dengan napas beradu menerpa wajah yang begitu dekat. Gloria meraih bahu Jay, melepaskan setelan atas yang melekat di tubuh tegapnya. Jari-jari lentiknya menelusuri otot Jay yang tercetak jelas hasil dari nge-gym rutin setiap minggunya, pelan dia membuka kancing celana Jay dan resletingnya lalu menurunkan celana bahan Jay dengan jari kakinya. Jay meremang ketika ibu jari Gloria menelusuri kakinya.
Jay menggendong Gloria di depan tubuhnya membawa perempuan itu ke atas ranjang lalu mengungkungnya dengan tubuh besarnya. Lampu tidur yang menjadi penerangan mereka menampakkan siluet indah visual keduanya yang mengagumkan.
Jay memberikan kecupan basah di leher Gloria meninggalkan ruam merah di sepanjang leher, lidahnya menyapu puting Gloria yang menegang membuat perempuan itu melenguh dan meremas surai hitam Jay. Lidah panas Jay adalah hal yang paling disukai oleh Gloria.
Laki-laki tampan itu kembali mencium bibir Gloria memiringkan kepalanya mencari posisi yang pas, tangannya meraih g-string yang dipakai oleh Mommy merobeknya lalu dibuang begitu saja. Gloria menggigit bibir bawah Jay ketika jari besarnya masuk ke dalam vagina Gloria, membuat gerakan acak di tempat lembab tersebut.
"Mmmph." Desah Gloria terbungkam ciuman panas mereka.
Jari-jari Gloria meremas rambut Jay, mendorong kepala laki-laki tampan itu untuk memperdalam ciuman mereka. Jay melepaskan celana dalamnya yang mengetat karena kejantanannya sudah menegang di dalam sana. Menarik tangan Gloria agar duduk dengan kaki mengangkang didepannya.
"Gloria kamu cantik, sangat cantik." Ucapnya sambil menatap liar tubuh polos Gloria yang terekspos bebas.
Tatapan liar Jay pada tubuhnya membuat bagian bawahnya tambah basah, Gloria ingin Jay menyentuhnya lagi pada bagian itu, mengacak-ngacaknya dan membuatnya melenguh kencang. Gloria menungging ketika Jay menyuruhnya membalikkan tubuh, tangannya mencengkram erat seprai kala lidah Jay masuk ke dalam vaginanya, membuat gerakan memutar sambil sesekali menghisap liang hangat itu.
Gloria mendesah keras, permainan Jay membuatnya gila hingga tidak dapat mengontrol desahannya. Jay mencengkram pinggul Gloria dengan erat, mulutnya terus menghisap habis vagina Gloria dengan liar. Kejantanannya sudah mengedut tegang minta dihangatkan di dalam vagina Gloria yang kini dimainkannya.
"Akhh." Desah Gloria mencapai klimaksnya, tubuhnya lemas tapi tangan besar Jay menahannya agar tidak jatuh.
Jay memasukkan kejantanannya ke dalam liang hangat Gloria tanpa menunggu perempuan itu pulih kembali. Melesakkannya dengan sekali hentakan hingga terbenam sempurna, Jay mendesis tertahan dengan mata terpejam merasakan pusatnya seakan dipijat oleh dinding vagina Gloria.
"Kamu sungguh tidak sabar hm? Kenapa tidak membiarkanku mengistirahatkan tubuh dulu?" Tanya Gloria.
Jay menggeleng, kepalanya menyeruk ke bahu Gloria, memberikan kecupan basah dan tanda kemerahan di sana sambil tangannya memelintir puting Gloria yang menegang karena rangsangan. Perlahan pinggulnya bergerak, tangannya semakin gencar meremas payudara Gloria seiring gerakan pinggulnya yang cepat.
Gloria mendesah sambil mencengkram seprai dan menenggelamkan wajahnya di bantal, mendesahkan nama Jay berkali-kali ketika kejantanan laki-laki itu menyentuh bagian dalam titik kenikmatannya. Dia semakin gila ketika Jay tak berhenti memberikan tanda di sekujur punggungnya sambil meremas kasar payudaranya yang menggantung.
Jay mendorong pinggulnya ke depan, menyemburkan spermanya ke dalam vagina Gloria yang juga mengeluarkan cairan putihnya. Keduanya mendesah keras dengan otot menegang ketika sampai pada puncak kenikmatan mereka. Napas keduanya tersenggal dan tidak berpindah posisi untuk beberapa saat guna mengatur napas napas mereka.
"Woman on top, Jay."
Gloria menindih tubuh Jay dengan senyuman nakal di bibirnya, menelusuri tubuh bagian depan Jay dan memberikan banyak kissmark di sana. Anggap saja itu balasan untuk Jay yang memberikan banyak kissmark di tubuhnya.
🐣🐣🐣
22 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My baby Boy
RomanceHIATUS 🙏🏻 Gloria, seorang perempuan kaya yang kesepian. Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia. Dia sendiri, tidak ada orang tua atau pun saudara bahkan teman. Hingga sebuah ide gila terlintas dikepalanya. Bagaimana jika dia membeli 'seora...