IX

18.9K 476 11
                                    

"Jay? Kemana saja kamu? Lama tidak terlihat." Sapa seseorang sambil menepuk bahu Jay.

Jay menoleh, mengernyitkan dahi melihat wajah orang yang baru saja berbicara. Dia tidak mengenal orang itu, tapi sapaannya terlihat sangat mengenal dan akrab dengannya. "Maaf?"

Orang itu tertawa lalu mengambil tangan Jay untuk berjabat tangan, Jay meringis karena eratnya orang itu menyalami tangannya. "Sepertinya kamu melupakanku, tapi wajar saja kita hanya bertemu 2 kali dalam acara bisnis." Celotehnya yang membuat Jay semakin bingung, seharusnya langsung memperkenalkan diri saja daripada berbicara yang tidak perlu.

"Maaf saya tidak mengingatnya, banyak orang yang saya temui. Jadi anda?" Jay menunggu sebuah nama keluar dari mulut orang itu tapi dia justru tersenyum lebar sekian detik.

"Aku Kim Mingyu, kamu ingat? Kita pertama kali bertemu pada ulang tahun perusahaan Papaku, Kim Hae Ko."

Jay mengangguk pura-pura ingat, dulu terlalu banyak acara bisnis yang didatanginya. Dia juga terlalu malas menghapal nama-nama orang yang pernah ditemuinya kecuali orang itu benar-benar penting dan dibutuhkan, terdengar seperti merendahkan tapi Jay memang seperti itu.

"Senang bertemu lagi dengan anda, saya ada urusan kalau begitu saya duluan ya, Tuan Kim."

Jay tersenyum sopan lalu berjalan kembali, Mingyu membalas senyum itu lalu ketika Jay sudah hilang dari pandangannya dia berdecak. "Berada di Busan huh? Dan jauh lebih baik dari sebelumnya dengan pakaian mahal dan wajah berserinya."

Gloria menggerutu sebal, sedari tadi dia melirik sekitar barang kali Jay menampakkan dirinya, ini sudah 10 menit dia menunggu di kursi taman tapi Jay belum juga kembali dari toko, katanya hanya membeli air di dkeat taman tapi ini terlalu lama. Gloria hendak berdiri menyusul namun Jay sudah datang dengan kantong plastik ditangannya.

"Kenapa sangat lama?" Sembur Gloria ketika Jay tiba dihadapannya. Jay tersenyum dan menyerahkan sebotol air kepada Gloria. "Reuni kecil dengan kenalan." Jawabnya lalu meminum air.

"Kenalan? Di sini? Bukankah kamu dulu tinggal di Seoul?" Heran Gloria.

Jay mengangguk. "Mungkin sedang ada urusan, aku tidak pedul. Dia menyapa lalu aku membalasnya dan kembali ke sini. Aku tahu kamu mengakhawatirkanku." Goda Jay di akhir ucapannya.

Gloria tak mengelak, dia memang khawatir tapi lebih tepatnya dia khawatir Jay tidak kembali dan meninggalkannya di sini, dia berada di negara asing dan sama sekali tidak mengerti tentang apa pun di sini. Bisa bahaya jika hal itu benar terjadi.

"Anak baik." Cibirnya.

"Ingin berjalan-jalan lagi atau kembali ke hotel?" Tanya Jay kepada Gloria yang sibuk menatap sekitar taman yang sedari tadi diabaikannya.

"Ke hotel saja, nanti malam aku ingin ke pusat perbelanjaan." Kata Gloria lalu berdiri dan berjalan lebih dulu. Jay menyamakan langkah Gloria dengan merangkul bahu Glori layaknya pasangan pada umumnya.

Ketika sampai di kamar hotel Gloria langsung menuju kamar mandi untuk mencuci tangan, kaki dan wajahnya. Dia melirik Jay yang duduk malas di sofa dengan ponsel ditangannya, Gloria mengambil ponsel itu membuat Jay menatapnya sambil mengulurkan tangan. "Cuci kaki, tangan dan wajahmu baby. Setelah bepergian tadi banyak kotoran yang menempel di tubuhmu." Jay berdiri dengan malas menatap Gloria yang tingginya hanya selehernya lalu mencuri satu kecupan di jidat perempuan cantik itu.

Gloria mendengus dan menggosok jidatnya dengan tangan, menaruh ponsel Jay di meja lalu membaringkan tubuhnya di kasur hotel yang empuk. Ternyata tubuhnya lelah karena berjalan jauh tadi.

Seperti rencananya tadi siang, kini Gloria dan Jay sudah berada di pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa barang. Tangan Gloria bergelayut di lengan berotot milik Jay sambil menyandarkan kepalanya di sana, matanya menatap deretan toko yang menjual berbagai barang.

"Jay aku lapar." Rengeknya ketika ingat dia belum makan malam. Jay mengangguk, membawa Gloria menuju lantai teratas gedung perbelanjaan itu. Tempat dimana banyak restoran yang menjual berbagai makanan.

"Jadi kamu ingin makan apa?"

"Chicken wings."

Mereka masuk ke dalam salah satu restoran chicken wings yang terkenal, memesan satu porsi besar dan 2 botol coca cola untuk minumnya. Gloria dan Jay benar-benar menikmati waktu liburan mereka sekarang, terbebas dari tanggung jawab perusahaan membuat mereka merasa ringan.

"Jay? Aku kira kita tidak akan bertemu kembali." Suara itu membuat keduanya menoleh, wajah kaget Jay tidak bisa disembunyikan dengan baik. Kenapa dari banyak waktu dia harus bertemu dengannya sekarang?

"Masih berani menyapa kamu? Sungguh berwajah tebal." Cibir Gloria dengan tangan bersedekap dada angkuh. "Kenapa tidak? Sebagai kenalan memang seharusnya begitu kan, iya kan Jay?" Ujarnya dengan senyum manis yang dibuat-buat.

"Tidak bisa di percaya kita bertemu lagi, Tina." Kata Jay pada akhirnya dengan senyum paksa. Baginya bertemu dengan sang mantan yang tega menjual dirinya demi kebutuhan pribadi adalah petaka tapi laki-laki itu juga tidak habis pikir mengapa Tina bisa dengan santai menyapa seolah tidak terjadi apa pun sebelumnya. Jay merasa malu karena pernah sangat mencintai perempuan munafik sepertinya.

"Aku juga, bukankah Tuhan baik sekali karena mempertemukan kita lagi Jay ?"

Gloria benar-benar ingin menarik Jay keluar dari restoran itu karena kelakuan Tina yang terang-terangan menggoda baby boy kesayangannya itu, haruskah setelah ini dia menyuruh orangnya untuk memisahkan kepala perempuan itu dari tubuhnya yang kini terbalut mini dress ketat? Sepertinya itu memang harus dilakukan untuk kenyamanannya.

"Jika memang begitu seharusnya kamu malu bertemu denganku lagi setelah perbuatan gilamu itu. Kamu sungguh perempuan bermuka dua yang berpura-pura didepanku." Sindir Jay dengan tatapan dinginnya. Dia beranjak lalu menarik tangan Gloria agar mengikutinya keluar dari restoran.

"Sepertinya hidupmu lebih baik, heh? Tidak ingin tahu tentang kabar orang tuamu Jay?"

🐣🐣🐣

28 Juni 2020


Numpang promote cerita Jisung, yang NCTzen bisalah mampir
Dipublikasikan di akun AlbettX99

Adek Kelas

[Fanfiction | Teenfiction]


Akibat kebodohan Seri yang mau saja disuruh temannya untuk menembak laki-laki pertama yang lewat didepannya membuat dunia monoton gadis SMA itu berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akibat kebodohan Seri yang mau saja disuruh temannya untuk menembak laki-laki pertama yang lewat didepannya membuat dunia monoton gadis SMA itu berubah. Pada tahun terakhir Seri memakai seragam putih abu-abu, pemikiran tentang 3 tahun masa SMAnya akan monoton ternyata salah.

Kebodohannya atau keisengan temannya itu membuat dia merasakan bagaimana rasanya diantar jemput oleh pacar, bertengkar dengan pacar, berbagai yang berhubungan dengan pacar dan satu lagi, berpacaran dengan adik kelas yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehnya.

Selamat tinggal untuk hidup monoton di SMA dan selamat datang untuk merasakan indahnya kisah cinta di SMA.

My baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang