VIII

23.7K 517 8
                                    

Gloria bersandar nyaman di dada Jay dengan tangan yang bergenggaman, kini mereka berada di pesawat yang mengudara menuju Korea Selatan. 15 jam perjalanan dihabiskan dengan mengobrol, bercanda, dan tidur. Tujuan mereka adalah Busan, kota pesisir dengan pelabuhan tersibuk ke-5 di dunia. 1 minggu agaknya cukup untuk menikmati liburan mereka di Busan.

Jay melingkarkan lengannya di pinggang Gloria dengan posesif, matanya menelisik sekitar, menghirup udara Korea yang sudah lama ditinggalkannya. Sebuah mobil mewah sudah menanti kedatangan mereka, keduanya langsung masuk dan bersandar nyaman disandaran kursi mobil.

"Pemandangan yang sangat bagus." Ucap Gloria ketika masuk ke kamar hotel dan mendapati pemandangan laut dan gedung-gedung tinggi serta rumah penduduk.

Jay tersenyum, dia mendudukkan diri di kursi sambil mengamati Gloria yang berdiri melihat pemandangan luar, perempuan itu kemudian berbalik dan duduk di samping Jay, bersandar nyaman di lengan Jay sambil mengulas senyum.

"Besok rencananya akan kemana?" Tanya Gloria yang menyerahkan seluruh rencana liburan mereka kepada Jay.

Jay mengelus rambut Gloria yang terurai. "Mungkin besok siang kita makan di sekitar hotel lalu berjalan-jalan sebentar, ke kafe untuk mengobrol. Bagaimana?" Gloria mengangguk menyetujui ucapan Jay.

Perempuan cantik itu beranjak. "Aku akan mandi." Ucapnya sambil berjalan menuju kamar mandi. Jay ikut beranjak, mencegah Gloria menutup pintu kamar mandi dan ikut masuk ke dalam. "Aku ikut." Kata Jay lalu pintu kamar mandi tertutup.

Jay dan Gloria sedang berjalan-jalan di sekitar hotel, siang yang cukup terik di musim panas tapi keinginan mereka untuk merasakan masakan khas Busan membuat keduanya berjalan di sini. Hingga Jay menarik Gloria untuk berbelok masuk ke dalam sebuah restoran sederhana, bibi pemilik restoran menyambut dengan sapaan dan senyuman, menyilahkan keduanya duduk lalu menanyakan pesanan mereka.

Gloria membiarkan Jay yang memesan, dia tidak bisa membaca tulisan hangul dan pilihan Jay sejauh ini tidak pernah mengecewakannya. Dan ini pertama kalinya Gloria memasuki sebuah restoran sederhana, sejak kecil dia terlalu biasa dengan kemewahan dan makan di restoran mahal yang harga satu menu berporsi kecil dapat mengenyangkan perutnya jika dia makan di tempat sederhana seperti ini.

Jay melirik Gloria yang mengamati isi restoran, dalam hati dia membatin jika ini pertama kalinya sang Mommy makan di restoran seperti ini. Lagi pula rasa makanan di sini tidak kalah enak dengan makanan restoran mahal, bahkan jauh lebih enak menurut Jay.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang, satu persatu dengan beruntut hingga memenuhi meja. Gloria yang baru menyuapkan beberapa sendok makanannya terperangah karena banyaknya makanan di atas meja, dia melirik Jay yang tampak biasa menikmati semua hidangan yang ada. Bukankah Jay berlebihan memesan sebanyak ini untuk mereka berdua?

"Jay, kamu serius kita bisa menghabiskan ini semua?" Tanya Gloria sambil menunjuk meja dengan sendoknya.

Jay mengangguk mantap. "Tentu saja, aku pastikan semua piring dan mangkok ini kosong." Jawabnya.

Gloria diam dan melanjutkan suapannya, dia yakin sebagian besar makanan di meja akan dihabiskan oleh Jay, mungkin 95% masuk ke dalam perut Jay dan 5% ke perut Gloria.

Beberapa menit kemudian semua wadah makanan sudah kosong, Jay menyandarkan punggungnya sambil mengelus perutnya. Sudah lama dia tidak makan sebanyak dan seenak ini. Di mansion para chef biasanya menghidangkan makanan western, memang beberapa kali pernah memasak makanan Korea tapi tentu saja rasanya tidak memuaskan lidahnya.

"Bisa berjalan Jay?" Tanya Gloria.

Jay menatap dan tersenyum. "Sebentar lagi, biarkan perutku mencerna makanan sedikit lagi." Jawabnya.

Keesokan harinya Gloria dan Jay memutuskan untuk berkunjung ke Gukje market, ya walau pun sebenarnya Gloria tidak ingin ke sana karena pasti akan sangat ramai dan Gloria tidak terlalu menyukainya. Tapi dengan segala paksaan dan rayuan si tampan Jay akhirnya dia dengan pasrah mengangguk.

Jay tertawa melihat Gloria dengan wajah masamnya, jarang sekali dia melihat wajah Gloria yang biasanya selalu tersenyum kepadanya. Laki-laki itu menggenggam tangan Gloria, berjalan melewati lapak para pedagang yang sibuk menjual dagangannya. Sesekali dia melirik Gloria yang mengernyitkan keningnya sambil menatap para pedagang.

Sepertinya Jay akan lebih sering mengajak Gloria ke tempat umum seperti ini, mungkin jika ada perayaan di New York dia bisa mengajak Mommy cantiknya itu ke sana.

Jay menghentikan langkahnya di depan stan yang menjual kue beras dengan saus merahnya serta tusukan usus babi yang mengepul hangat. Dia memesan 2 porsi dan langsung menyodorkannya kepada Gloria. Gloria menatap makanan ditangannya lamat-lamat, lagi-lagi dia melirik Jay yang sibuk menikmati makanannya. Apa seenak itu? Batinnya menatap makanan ditangannya dengan ragu.

Gloria menusuk kue beras bersaus merah itu dengan tusuk gigi, menggigit sedikit bagian dan mengunyahnya dengan pelan. Tidak buruk, lidahnya masih bisa menerima rasa makanan bernama tteobokki itu.

"Padahal chef di mansion sering membuat makanan ini untukku." Ujar Jay.

Gloria mengedikkan bahunya, dia tidak terlalu memperhatikan makanan yang dimakan Jay. "Aku tidak tahu, lagipula kamu selalu memakannya sendiri." Jay meringis kecil mendengarnya, yang dikatakan Gloria memang benar adanya, dia selalu memakan hidangan itu sendiri. Salahkan saja para chef di mansion Gloria yang membuat sedikit porsi untuk dirinya.

Sore itu dihabiskan keduanya untuk menyicipi aneka street food di sana lalu diakhiri dengan menikmati senja dan angin laut yang semilir menerpa mereka.

🐣🐣🐣

12 Juni 2020

My baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang