Malam ini Gloria menikmati makan malamnya sendiri di kamar mewahnya. Sudah beberapa hari ini Jay pulang larut karena banyak permasalahan yang terjadi di perusahaan. Gloria hanya memantau dari gadget-nya dan akan turun tangan jika sudah mendesak, selagi bisa diatasi oleh Jay dia hanya cukup mengamati saja.
Gloria memanggil pelayan untuk membereskan sisa makan malamnya dan menyuruh mereka membawakan teh serta beberapa biskuit. Dia memutuskan untuk duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya, semilir angin malam yang dingin menerpa tubuhnya yang terbalut piyama satin dan mantel biasa. Suara gemerisik daun membuatnya merasa tenang hingga akhirnya ketukan pintu berbunyi lalu pelayannya masuk ke dalam kamar membawa troli berisi teh dan juga biskuit sesuai permintaannya. Kemudian mereka semua keluar dan menyisakan Gloria seorang diri kembali di kamarnya. Dengan anggun dia mengangkat cangkir teh, meniupnya dengan lembut lalu meminumnya sedikit. Rasa dan aroma teh yang dinikmatinya sangat menghangatkan tubuhnya, kini dia sedikit lebih santai, bersandar di sandaran kursi sambil sedikit demi sedikit meminum tehnya.
Suasana sunyi di mansion-nya sudah menjadi hal biasa, dia justru menyukai ketenangan ini. Kawasan mansion yang tidak jauh dari perkotaan tapi karena tanahnya yang luas dan jarak antar mansion cukup jauh karena di samping bangunan utama ada pekarangan yang lumayan lebar. Bahkan Gloria tidak tahu siapa saja yang tinggal di kawasan ini, tidak penting juga baginya untuk mengetahui. Suara pagar yang bergeser lalu suara halus derungan mobil membuat fokusnya teralih, perlahan mobil hitam mengkilat memasuki halaman mansion yang luas. Tentu saja itu Jay yang baru pulang dari kantor, Gloria hanya menatap pergerakan laki-laki itu yang turun dari mobil lalu berjalan memasuki rumah.
Engsel pintu turun ke bawah, masuklah sosok tampan dengan wajah lelah dan baju yang kusut serta jas biru gelap tersampir di tangannya. Dia melemparkan jas itu ke sofa lalu berjalan mendekati Gloria yang diam menatapnya. Tanpa basa-basi Jay langsung mencium kedua pipi perempuan itu sambil tersenyum lebar walaupun wajahnya tampak lelah.
"Menikmati harimu, Jay?" Tanya Gloria dengan senyum geli. Tangannya terulur mengusap lengan Jay yang terbalut kemeja biru muda. Jay mendengus kesal mendengarnya. "Sangat Mom, sampai-sampai aku tidak ingin untuk berangkat bekerja lagi besok." Jawabnya dengan senyum manis. Gloria tertawa kecil, dia bangkit dari duduknya lalu mengulurkan tangan untuk menarik kepala Jay agar bersandar di bahunya. Usapan lembut menyentuh punggung tegap milik laki-laki tampan itu yang perlahan mulai melingkarkan tangannya di pinggang sang Mommy lalu semakin melesakkan wajahnya di bahu perempuan itu sambil menghirup napas dalam.
"Kamu sudah melakukan yang terbaik hari ini sayang. Percaya saja jika masalah ini pasti ada solusinya." Gumam Gloria di samping telinga Jay.
"Terima kasih Mom, aku mungkin akan gila jika tidak ada dirimu."
Gloria menjauhkan tubuh Jay, menangkup wajahnya lalu mengecup bibirnya singkat. Tangannya menepuk dua kali puncak kepala laki-laki itu seakan dia hanyalah anak kecil yang baru saja melakukan hal baik. "Segera bersihkan dirimu, akan Mommy tunggu di kasur, hm?" Jay menangguk patuh, kakinya melangkah menuju kamar mandi untuk melakukan hal yang diperintahkan oleh Mommy-nya.
Gloria duduk di atas ranjang sambil membuka tab miliknya, membuka akun sosial medianya yang jarang dia kunjungi. Menggulir beranda yang berisi foto relasi bisnisnya di tempat-tempat mewah. Gloria tidak begitu suka mengunggah fotonya, hidupnya itu privasi cukup dia saja yang menikmati hidupnya sendiri, orang lain tidak perlu.
"Mom, kaos hitam atau abu-abu?" Kepala Jay menyebul dari sela kecil pintu walk in closet, laki-laki itu menampilkan cengiran lebar yang sangat menggemaskan. Gloria tertawa kecil. "Abu-abu saja, kamu terlalu sering memakai yang hitam." Jay mengangguk patuh lalu menghilang di balik pintu. Gloria hanya menggelengkan kepalanya, dia merasa seperti mengurus anak saja. Ah tapi Jay terlalu dewasa untuk dijadikan anak lagipula anak mana yang bersetubuh dengan ibunya sendiri, jika pun ada pasti mentalnya tidak sehat.
Semakin larut otaknya malah memikirkan hal yang tidak perlu. Tidur merupakan keputusan yang tepat untuk mencegah dirinya memikirkan hal lain. Jay menyusul Gloria ke atas ranjang. Menyelimuti tubuhnya sampai dagu lalu memeluk pinggang ramping Gloria. Layaknya sebuah guling, kaki Jay menindih kaki Gloria. Kepalanya mendusal manja di ceruk leher sang Mommy, menghirup dalam aroma manis dari tubuh Gloria.
"My home." Bisik Jay di samping telinga Gloria. Perempuan itu mendengar jelas bisikan itu, dia menepuk punggung tangan Jay yang berada di pinggangnya. "Good night, baby Jay."
"Good night too, Mom. See you in your dream."
🐣🐣🐣
30 Agustus 2021
Makasih buat 300k viewers-nya
Maaf baru update sekarang, aku udah gak dapet feel cerita buat ngelanjutin ini
Pingin aku tinggal di tengah jalan tapi kasian sama kalian yang udah setia nunggu 😭
Aku bakal berusaha sebisa mungkin nulis cerita ini sampai tamat nanti dan semoga kalian sukaThanks and see you 🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
My baby Boy
RomanceHIATUS 🙏🏻 Gloria, seorang perempuan kaya yang kesepian. Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia. Dia sendiri, tidak ada orang tua atau pun saudara bahkan teman. Hingga sebuah ide gila terlintas dikepalanya. Bagaimana jika dia membeli 'seora...