Chapter 12. Percaya?

308 37 8
                                    




Yola tertawa keras mendengar cerita Ziya

"Gile si Kennan, gue gatau dia ganti nama, atau mungkin ini nama aslinya ya lupa gue dulu dia sering di panggil Junaedi sama anak anak kelas lain"

Ziya ngangguk angguk masih ga nyangka siang tadi ketemu temen smp yang parahnya pernah suka sama dia

Yolla masih memperhatikan foto yang di tunjukan Ziya, iyaa tadi Kennan ingin berfoto bersama kila

"Glow up yee cakep banget dia sekarang, dulu seinget gue dia burik banget sama buriknya kaya nando"

Nando sabar, Nando tabah

Ziya hanya mengangguk anggukan kepalanyaa sebagai respon, latar kali ini di taman komplek di temani abang cilok yang masih setia mengkal disini

"Ini sih selevel sama Dhirga, Naufall, Ryan cakepnya, terus terus lo cuma makan es krim doang?"

"Iyaa lah maunya makan apa lagi gue"

"Ya maksud gue abis dari toko es krim lo kemana lagi"

"Ga kemana mana langsung pulang"

"Dari style bajunya sih gue yakin dia semacam yaa pengusaha suksess ala CEO, CEO gitu"

Yalla masih memperhatikan foto namun kemudian ia menepuk dahinya

"Oiya duh lupa kan gue ketemu lo mau bilang apa gara gara si junaedi yang glow up, eh Kennan maksudnya"

Ziya memakan kembali ciloknya

"Mau bilang apa?"

"Gini duh gimana ya ngomongnya, tadi gue di rs terus ketemu Dhirga tapi sama perempuan gimana ya keliatan mesra gitu lho"

Ziya tersenyum kecut membuat Yolla gelagapan memukul mulutnya yang ga bisa di kontrol

Panggilan Yolla sekarang jadi Yolla si tukang kompor bukan panci lagi!

"Lo sama Dhirga baik baik aja kan, maksud gue, gaada masalah kan"

Ziya tersenyum terlihat sekali di paksakan

"Gue baik baik aja ko sama Dhirga, Mungkin lo cuma salah liat"

Untuk pertama kalinya Ziya berbohong ke sahabat baiknya, entahlah ziya hanya tak ingin Dhirga mendapat amukan Yolla atau lebih parahnya Naufall tau

Rumah tangganya ia yakin bisa memperbaiki

Mungkinkah?

Mendengar cerita Yolla membuat hatinya kembali sakit juga percaya dirinya yang sedikit demi sedikit terkikis

Ternyata Ziya memang bukan apa apa lagi bagi Dhirga

********

Ziya masih menatap Jendela kamarnya bahkan saat Dhirga pulang dan masuk ke dalam kamar

Dhirga meletakan tas juga membuka jas nya berjalan ke arah ziya, sedikit menggulung lengan kemejanya

"Ziy"

Matanya jatuh ke telapak tangan ziya yang di perban, ia memegang dan mengusapnya

"Sakit?"

Ziya masih diam menatap Dhirga, matap mata yang sejak dulu ia cintai itu

Dhirga mencium punggung tangan Ziya yang di perban

STALKER II : Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang