Chapter 10. Pangeran dan Putri

285 33 1
                                    

Happy Reading ❤❤


"Apacih Jangan cucul cucul kila kecini!" Kila misuh misuh memegang ponsel yang ia hadapkan ke telinga itu dengan raut kesal

"Kila cuma cebental dicini, fahli gaboleh nyuculin kecini"

"Lho Kenapa?"

"Fahli ngelepotin"

Kirana segera menutup telpon lalu memandang Mommy dan Daddynya

"Kila gaboleh ngomong gitu sama Fahri" Galak Ziya

Kirana Manyun lalu segera duduk di perut Dhirga dan mengalungkan tangannya keleher menyembunyikan wajahnya

Dhirga terkekeh menarik ziya agar bersandar pada bahunya sedangkan satu tangannya lagi mengusap bahu Kila

"Kenapa kila gamau Fahri kesini hm" tanya Dhirga membuat kila memunculkan wajahnya

"Pokonya gaboleh Daddy, Kila gamau Fahli kecini"

"Fahli itu ngecelin, nanti kila di larang larang telus, Fahli juga cuka jailin kila telus, Kila bt cama fahli jelek!"

Dhirga terkekeh pelan

"Tapi maksud Fahri kan baik, dia mau kila baik baik ajaa, Fahri jaga kila dengan baik kan"

Kila diam mendengarkan matanya menerawang dengan tangan di letakan di dahi

Ziya gemes pengen noyor kepala anaknya sendiri

"Fahli emang celing jagain kila, Daddy Daddy waktu Daddy jemput Kila cama tante jeyek cebenernya tante jeyek galakin kila"

Ziya natap Dhirga bingung

"Kamu jemput kila sama siapa?"

Raut Dhirga langsung datar, dan Ziya masih bertanya tanya mengapa ia sulit sekali membaca raut wajah suaminya

Padahal sudah lama bersama ziya masih tak bisa membaca ekspresi orang yang paling dia cintai itu

"Itu Lho Mommy Tante jeyek, yang nempelin Daddy Telus"

"Asisten kamu itu?"

Dhirga mengangguk

Hati Ziya mencelos, sedekat itu kah sampai menjemput anaknya pun harus bersama wanita itu

Maksud Dhirga apa ingin mendekatkan perempuan itu dengan anaknya? Begitu?

Ziya tersenyum lirih, membuang perasaan sakitnya, ia tak ingin bertengkar lagi dengan sang suami

"Sore ini kita pulang" Ucap Dhirga sembari matanya fokus pada ponsel di genggamannya

Sebenarnya ziya masih ingin disini menemani maminya yang sedang kurang sehat itu tapi mau ga mau ia harus nurut suami

*********


Sore ini, seperti apa yg Dhirga bilang kita pulang, dan sampai di rumah hampir tengah malam

Dhirga langsung berjalan dengan kila di gendongannya yg tertidur untuk di bawa ke kamar

Ziya menutup bagasi mobil dan membawa beberapa tas, hingga ia baru sadar ada sebuah kotak di dalam bagasi

Perlahan ia buka dan menemukan sebuah paper bag berisi baju perempuan di dalamnya

Apa lagi kali ini!!

Dengan kasar ziya menutup kembali paper bag dan bagasi lalu berjalan masuk ke dalam rumah

Hatinya sakit tentu sajaa

Ia ingin sekali mempercayai Dhirga tapi, semua fakta yang ia temukan semakin sulit untuk mempercayainya

Apa sesulit ini untuk bersama dengan Dhirga?

Dhirga berjalan keluar dari kamar Kila dan mengambil tas yang ziya bawa untuk ia bawa ke kamar

Ziya Menghela nafas lebih memilih mengikuti suaminya masuk ke kamar

Suasana hening bahkan terlalu senyap

Rasanya Ziya sudah tidak bisa menahan masalah yg akhir akhir ini menimpa rumah tangganya

"Apa ziya masih jadi pemilik hati kak Dhirga?" Pertanyaan itu lolos dari bibir ziya

Suasana hening bahkan terlalu senyap

Dhirga terdiam di tempat dengan ekspresi kaku dan terkejutnya

"Apa Kak Dhirga Punya orang yg di suka selain Ziya"?

"Apa hikss Apa Kila akan punya 2 mama?"

Dhirga mengerutkan dahinya

"Apa Maksudnya?

Ziya mulai tak bisa mengontrol emosi dan air mata, semakin ia hapus semakin banyak air mata yang turun

"Kemari" Dhirga menepuk sisi tempat tidur di sebelahnya

Ziya Menggeleng keras, Fakta bahwa perempuan itu bahkan sudah pernah menjemput anaknya membuat hati ziya sakit

Lalu baju di bagasi mobil Dhirga seakan menjelaskan bahwa perempuan itu banyak menghabiskan waktu dengan suaminya

Belum lagi fakta fakta lain, juga ziya yang di bentak untuk pertama kalinya karna perempuan itu

"Kak Dhirga udah ga sayang ziya lagi?, Apa setelah ini Kak Dhirga bakalan cerain ziya hikss"

"Ziya capek, akhir akhir ini sikap kak Dhirga berubah banyak, Apa itu karna perempuan itu?"

Dhirga berdiri berjalan mendekat dan memeluk Ziya

"Ziy, Aku gatau kalo sampai sekarang pun kamu belum percaya perasaan aku"

Ziya memberontak hingga pelukan Dhirga terlepas

"Beberapa minggu ini, Aku mati matian nahan emosi, curiga sama kamu, aku gamau kita bertengkar"

Dhirga menghela nafas

"Kita akan bicarakan lagi setelah emosimu stabil"

Dhirga mengambil kembali kunci mobilnya dan berjalan pergi

Ziya kembali terisak

Lagi dan lagi, Dhirga memilih pergi tanpa penjelasan apapun

Kemana lagi ia akan pergi di jam hampir malam seperti ini, ke rumah selingkuhannya kah

Prangggg...

Ziya tanpa segan melempar pot kaca hingga pecah berkeping keping ke arah pintu keluar yang baru saja Dhirga lalui

Mengabaikan lengannya yang tergores hingga darah mengalir tak cukup sebanding dengan hatinya yang sakit

"Hiks"

Ziya duduk memeluk lututnya menangis keras tanpa tau, Kila melihat semuanya dari lantai 2 kamarnya

Ia tak menangis hanya diam dengan ekspresi datar

"Pangelan pelgi belcama nenek cihil dan plincess menangis kalna cintanya"

"Kila ga akan pelnah jatuh cinta ceperti plincess "

Dengan memegang buku dongeng yang pernah di kasih oleh Letta, Kirana kembali masuk ke dalam kamarnya

































To Be Continue




To Be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STALKER II : Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang