Chapter 2. Masalah Hidup

1.1K 80 9
                                    


Suasana Cafe depan Rumah sakit seketika cerah dan indah untuk mata mata anak perawan yang haus akan cogan

Naufall, Dhirga dan Ryan tengah kumpul seperti biasa saling curhat masalah hidupnya

Contohnya Naufall yang sampe sekarang masih Jomblo, mungkin ini yang di namakan karma abadi

Seberapa kerasnya ia mencoba pacaran tapi tetap, yang di hati adalah citra

Perempuan yang mampu membuat kehidupannya bagai di terpa padang pasir

Sunyi dan hambar

Citra pergi beberapa tahun yang lalu, hilang tanpa kabar

Naufall Rindu tapi Gengsi

Terakhir ngeliat si mantan, waktu Dhirga lamar adiknya, saat itu hatinya bagai di tebas bacotannya ibu kost

Sakit

Si mantan di gandeng banyak cowok cowok ganteng, sedangkan dirinya hanya remehan ketek supir angkot

Sedih sekali

"Hidup Gue gini banget" Naufall meminum colanya lalu menghela nafas

Tiba tiba Ryan ngegebrak meja

Untung aja cowok cols kaya Naufall ga latah chiken chiken

"Hiks, Hidup gue lebih parah dari lo"

Seminggu yang lalu Ryan dan Mince resmi bercerai, Ryan kecewa karna Mince dinyatakan mandul

Ia ingin keturunan dan entah ia tengah di rasuki apa, ia mabuk pergi ke club dan selanjutnya ia tak ingat

Dan saat pulang ia menemukan istrinya menangis dengan memegang beberapa lembar foto dirinya dan perempuan lain

Padahal Ryan tak merasa menyentuh perempuan manapun

Di dasari amarah masing masing, gugatan cerai di layangkan Mince pada Ryan

Dan kini mereka resmi bercerai

"Gua gatau siapa yang berani beraninya ngusik rumah tangga gue"

Dhirga menghela nafas

"Babang Naufall, hikss aa Ryan sakit hati huwaaa, aa Ryan gamau jadi jomblo kaya babang Naufall"

Mereka berpelukan macem teletabis, dan disitu Dhirga malu mengakui mereka itu sahabatnya

"Dhir Gue harap lo bahagia bahagia aja hidupnya, jangan kaya kita hiks" Naufall ikut menambahkan

Dhirga Melirik jam di pergelangan tangannya yang menunjukan selesainya jam istirahatnya

Mendengus sekali lagi, waktu liat duo jomblo masih menangis haru

Dhirga lebih memilih melengos pergi kembali ke rumah sakit dan segera memakai jas nya

Dan tersenyum ke arah pasien pasien yang tengah duduk duduk hingga seseorang menabraknya

Membuat kertas kertas yang di bawanya berhambur

"Ah, Maafkan saya"

Dhirga ikut membantu membereskan kertas kertas yang di bawa perempuan itu

"Terimakasih, Ah kau, Dokter Dhirga, Benar?"

Dhirga mendongkak dan bersitatap dengan matanya, lalu perempuan itu tersenyum semanis mungkin

Dhirga hanya mengangkat sebelah alisnya bingung

Perempuan itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya

"Saya Leta, Yang mulai hari ini jadi Asisten Dokter Dhirga"

STALKER II : Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang