Chapter 15. Happiness?

356 36 8
                                    





Dhirga memijat pelipisnya saat pusingnya semakin bertambah, ia duduk di ruangan kerja miliknya dengan setumpuk berkas di depannya

Jam sudah menunjukan pukul dini hari, ia memutuskan untuk menyelesaikan ini

Dhirga mengambil foto di meja kerjanya, sebuah foto pernikahannya dengan Ziya Tampak sangat bahagia

Senyum tampannya kembali terukir kala jarinya mengusap foto Ziya yang tampak berlipat lipat cantik dalam balutan gaun pernikahan

Kemudian tangannya mengambil bingkai foto lain yang di tempatkan di sebelahnya

Foto Mereka saat Kila baru lahir dan tampak sangat sangat bahagia dan penuh haru

"Apa dulu kita memang sebahagia ini?"

"Maafin aku yang ga mampu jadi suami serta Papa yang baik hm"

Dhirga menghela nafas dan keluar dari ruangan memilih berjalan ke arah kamar Kila di lantai dua dimana Ziya juga tertidur di sana sejak pertengkaran mereka terakhir kali

Membuka pintu perlahan lalu duduk di ujung tempat tidur mengelus pucuk kepala ziya seperti yang selalu ia lakukan tiap malam setiap pulang kerja tanpa ziya tau

Terkadang ziya menganggapnya tak pulang namun yang sebenarnya Dhirga selalu pulang sebentar mengecek ziya dan kila memperhatikan mereka tidur lalu pergi lagi

Dhirga terkekeh kecil melihat cara tidur kila, ia berjalan ke sampingnya dan membenarkan letak boneka kelinci yang di peluk kila

Dhirga mengecup pucuk kepala Killa kemudian Ziya

"Selamat malam kesayangan Dhirga"

Dhirga kembali menutup pintu dan keluar tanpa tau Ziya membuka matanya dan terisak pelan

"Kenapa sikapmu selalu membuat aku bingung"

*****

Ziya bangun pagi sekali dan segera menjalankan aktivitasnya, melihat bahan makanan yang sedikit membuatnya bergegas bersiap pergi ke super market terdekat

Sambil mendorong troli ia melihat catatan bahan yang di butuhkan di handphone tanpa melihat ke jalan dan menabrak seseorang yang tengah memilih buah buahan

"Maaf"

Orang itu terkekeh

"Ketemu lagi, kalo gini terus bukannya namanya jodoh"

Ziya mendongkak dan mendapati Kennan tengah tersenyum, Ia hanya memakai kaos hitam dengan celana pendek selutut yang astagfirullah ganteng banget

Tapi Dhirga lebih ganteng walaupun brengsek

"Ngapain disini" Ziya emang ga pernah selow kalo ngomong

"Emang ada tulisan disini kalo gue gaboleh kesini"

"Y-ya bukan itu maksud gue, udah lah lo ganggu waktu gue aja"

Ziya kembali mendorong trolinya dengan kennan yang terkekeh ikut mengikuti

"Lo ngapain ngikutin guee elahh"

"Lo galak banget sih ziy ga berubah rubah"

"Gue bukan power rangers yang bisa berubah"

STALKER II : Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang