Empat

81 8 1
                                    

"Kakk Nyari makan yuu laper nih" Senna berteriak di depan kamar kakaknya

"buset nge-Gofood aja kenapa sih biar garibet"

"ayolah kita keluar katanya ada resto seafood yang enak di deket apart kakak"

"besok aja deh de kakak lagi banyak tugas buat besok"

"yaudah deh minjem kunci mobilnya aja, gue pergi sendiri deh sama minta duit"

"gak ya, kakak gabakal izinin kamu pergi sendiri malem-malem gini"

"dih susah banget ya minta dianter gamau minta mau pergi sendiri juga gaboleh lah mati aja udah gue gara-gara busung lapar"

"mulutnnya minta disumpel ya"

"ah kakak mah ayo dong deket kan restonya lagian masih banyak orang ini sekarang mah boleh ya"

"bentar deh mending kakak panggil temen kakak aja buat anter kamu"

"yaudah terserah"
Kak Celline pergi meninggalkan Senna yang sedang kelaparan untuk menelpon temannya yang mau mengantarnya membeli makan, tapi siapa juga yang malem-malen gini mau-maunya buat keluar rumah cuma buat nganter beli makan.

Tak berselang lama bel apartemen kak Celline berbunyi Senna yang hendak membuka pintu kalah cepat dengan kak Celine
"hai Cell" ko suaranya kaya cowo ya?  Batin senna yang berdiri dibalik pintu

"Hai Bim maaf banget ya ganggu malem-malem gini" elah basa-basi banget sih mereka, gerutu Senna dalam hati

"gapapa, santai aja"

"Yaudah yu kak kita berangkat" Senna yang dengan so kenalnya langsung nyerobot kakak yg sedang berbicara dengan kakaknya ini

"Senna yang sopan dong kamu ga kenal juga" kak Celline sedikit geram dengan tindakan adiknya itu

"Ya maaf lagiankan ini temen kakak berarti udah kaya kakak aku sendiri juga kan, udah ah ayooo laper ini" Senna menarik tangan Kak Bima

"iya Celline gapapa, yaudah gue pergi dulu tenang ade lo aman sama gue" kak bima berteriak pada kak Celline

"iya titip ya jangan sampe lecet"

Berbeda dengan saat di apartemen di dalam mobil Senna diam seribu bahasa hal ini malah membuat Kak Bima canggung. Dan akhirnya kak Bima membuka pembicaraan
"Senna kamu kelas berapa sekarang? "

"sebelas" jawab Senna singkat

"oh, sekolahnya dimana? "

"Andromeda" lagi-lagi Sena menjawab dengan singkat

"oya,  ade gue juga sekolah disana tapi gue harap sih lo gausah kenal sama ade gue takutnya hidup lo malah jadi suram"
Senna yang mendengarkan penuturan kak Bima malah terheran-heran ko ada ya kakak yanh ngejelek-jelekin adenya sendiri aneh.

"udah sampe yu turun"

Senna yang sangat bersemangat pun langsung memilih banyak menu yang akan ia bawa ke apartemen kakaknya.  Setelah semua menu Senna telah siap ia hendak membayar tapi Kak Bima malah yang membayar semua pesanannya yang seabrek-abrek "buset ga takut bangkrut apa dia bayarin semuanya" batin Senna

"loh Kak ko lo yang bayarin gausah deh ya gue juga punya duit gausah lo bayarin"

"gapapa itung-itung jajanin calon ade ipar"
Heh Senna yang mendegar ucapan Kak Bima tadi merasa syok, ternyata ada juga yang suka sama kakaknya yang pecicilan.

"serah lo deh kak, bagus deh sering-sering jajanin gue"

Mereka pun pulang dan selama diperjalanan semua kembali hening. Sesampainya di apartemen

Untuk SennaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang