👑 👑 👑
"Prang!"
Jeno mengerjapkan matanya saat suara sesuatu yang jatuh memasuki gendang telinganya. Cahaya terang membuat matanya sakit, dalam pandangannya sekitarnya hanya buram yang terlihat.
"Sudah sadar Pangeran?" Ingin rasanya Jeno melihat orang yang bersuara tadi.
"Ukhh..siapa" Chanle tersenyum, menghampiri sesorang yang sudah ia anggap saudara, Jeno terlihat kesakitan walau hanya untuk bangkit dari tempat tidurnya.
"Aku...sudah mati?"
"Seharusnya sih sudah hyung" Chanle tertawa kecil setelah secara tidak langsung menyumpahi Jeno mati.
Dengan keprihatinan melihat Jeno, Chanle membantu Jeno bersandar pada kepala ranjang, serta meletakkan bantal sebagi sandaran.
"Sudah..,"
"Berapa lama?" Jeno mau tak mau tersenyum kecil, melihat kecerdasan adiknya ini yang luar biasa.
"5 hari 3 jam 24 menit, diambil setelah matahari terbit dari timur" jawab Chanle lugas.
"Pangeran Chanle dan segala ketelitiannya yang luar biasa" di telinganya, pujian Jeno terdengar seperti sebuah olokan, namun Chanle tetap mengambil tangan Jeno yang tidak terbalut perban untuk di pijat.
"Bagaimana keadaan hyung?"
"Entahlah" sepertinya Jeno kelepasan mengucap kata keramat yang tidak boleh di ucap dihadapan pangeran Chanle, butkinya sekarang Chanle dengan sengaja menekan lukanya.
"Kau ini kejam sekali, shhh.." Jeno meringis dibuatnya.
"Jawab aku dengan benar hyung" tagih Chanle.
"Keadaanku sekarang lebih baik daripada saat tertiba badan mungilmu itu" sekal lagi luka Jeno menjadi sasaran kekejaman seorang pangeran Zhong Chanle.
Ditengah ringisannya, tanpa permisi sekelibat bayangan muncul di pikirannya. Tentang Mark yang terjun dari tebing meninggalkannya.
Melihat Jeno terdiam membuat Chanle juga terdiam, memikirkan apa yang akan ia katakan pada saudaranua itu.
"Chanle"
"Hyung!" Dengan tegas Chanle memotong perkataan Jeno. Chanle tau apa yang akan dikatakan Jeno selanjutnya.
"Hyung, aku tidak" Chanle menghela nafas.
"Bukan hak bagiku untuk memberikan jawaban. Biar Minhyun samchon saja yang menjawab semua pertanyaan yang ada dikepala hyunh sekarang.
Tanpa pamit Chanle pergi dati kamar tidur Jeno.
"Mark hyung...kuharap kau baik baik saja"
🌎 🌏 🌍
"Eehh..!" Chanle yang bsru saja keluar dari kamar tidur Jeno tiba tiba saja ditarik oleh para pengintip yang sejak tadi, ralat. Sejak lama berada di depan pintu.
Chanle menghempaskan tangannya yang di garet Renjun, kakak sepupunya.
"Apa sih hyung, main tarik tarik aja" Renjun nyengir medengar gerutuan Chanle yang menampilkan raut tak senang.
"Bagaimana keadaan Jeno?"
"Awww!" Haechan memegangi lengannya yang diberikan cubitan maut Renjun.
"Hyung Haechan! Jeno lebih tua darimu"
"Lebih tua beberapa bulan saja blagu" kembali Haechan mendapat hadiah menyakitkan dari Renjun.
"Kau ini pangeran Haechan, jaga bicaramu!" Haechan balas memonyongkan bibirnya, mengolok Renjun.
"Kau ini tidak asik Pangeran Lai Renjun"
"Plak!" Kali ini sebuah tamparan melayang ke bibirnya oleh oknum yang sama.
"Pangeran Lai Renjun, kau bisa dihukum karna melakukan tindak kekerasan pada anggota kerajaan barat!"
"Haechan kau luar biasa!" Jaemin yang sejak tadi terdiam cengar cengir, kini menujukkan atensinya.
"Aku kira otakmu hanya dipenuhi oleh makanan dan permainan. Ternyata kau bisa juga berbuat diplomatik Kim Haechan!"
"Mohon maaf yang mulia pangeran Choi Jaemin. Otak rakyatmu ini tidak hanya berisi makanan dan permainan. Mungkin yang anda maksud itu rakyat jelata disana" Haechan menunjuk sang maknae tiang yang akhirnya diberitahu keberadaannya.
"Yak! Aku bukan rakyat jelata hyung!" Jisung merengut, menghentakkan kaki jenjangnya.
"Sudahlah Jisung" Chanle menyentuh pundak orang yang lebih tinggi darinya.
"Aku sampai lupa. Chanle! Bagaimana keadaan Jeno?" Tanya Renjun.
"Baik, lumayan baik. Namun kita masuh harus memastikan keadannya pada tabib" mereka mengangguk angguk. Sedang Jisung sedang berusaha memahami apa yang barusan dikatakan mulut cerdas Zhong Chanle😅
"Jaemin hyung, bisa tolong panggilkan tabib kerajaan untuk memeriksa Jeno hyung?" Jaemin mengangguk dan segera berlalu diikuti Jisung yang mengekorinya.
"Renjun hyung, bisa temani aku bertemu Minhyun samchon?"
"Oke" Chanle melihat kearah Haechan.
"Dan Haechan hyung...bisa tolong temani Jeno hyung? Tapi aku mohon hyung. Jagam bahas soal Mark hyung" mengetahui nada bicara Chanle yang serius, Haechan segera mengangguk, menyanggupi dan segera masuk ke dalam kamar tidur Jeno.
Chanle melihat punggung Haechan yang menghilang dibalik pintu. Dengan harapan Haechan dapat menaikkan mood Jeno.
"Ayo hyung"
TBC
Bila ada kesalahan mohon beritahu❤

KAMU SEDANG MEMBACA
One Hundred Jopping [SuperM]
FantasyKekuasaan menjadi setiap keinginan semua orang. Kaum tua dan muda berlomba-lomba menempati kekuasaan tertinggi. Pengkhianatan adalah hal yang biasa terjadi. Para penguasa Mata Angin digulingkan Utara-Selatan-Tenggara-Barat-Barat daya-Barat laut-Timu...