👑👑👑
"Ada apa Jeno?" Mark menghentikan kudanya, menatap Jeno.
"Kau baik-baik saja?" Mark terdiam, pasalnya sejak dia sadar tidak ada seorangpun yang menanyakan keadaannya. Orang-orang hanya sibuk menanyainya soal ingatannya yang hilang entah kemana.
"Aku baik-baik saja" pengucapannya sungguh datar, tapi Jeno tau terdapat kepalsuan dibaliknya.
"Hyung, aku adikmu! Aku yang bersamamu sejak kecil! Kita bahkan berbagai rahim yang sama! Ayah ibu yang sama!!"
"Aku bahkan sangat mengenalmu dibandung dirimu sendiri!" Terpancing, Mark turun dari atas kudanya.
"Katakan Jeno, katakan padaku! Bagaimana kau bisa lebih mengenal diriku dibanding aku sendiri! Aku yang mempunyai raga ini tapi tidak tau satupun tentangnya" Mark berbalik, suaranya tercekat.
"Aku lelah Jeno...rasanya sangat melelahkan menjadi satu-satunya orang yang tidak mengingat apapun disaat orang lain mengingat semua hal"
"Hyung bisa menyerah, cukup katakan pada yang mulia raja dan para tetua bahwa Hyung ingin menyerah!" Mark menyelami manik Jeno yang bergetar
"Ti-tidak, a-aku tidak bisa melakukannya. A-aku tidak ingin membuat mereka semua kecewa"
"Maka berjuanglah!" Jeno meremat kuat kedua sisi lengan Mark.
"Apa Hyung ingin menyerah setelah-setelah apa yang kami perjuangkan? Setalah Apa yang Hyung perjuangkan hingga akhirnya sampai dititik ini?!"
"Mark Hyung, meskipun pikiranmu tidak ingat, tubuhmu akan selalu mengingat setiap keringat yang harus kau bayarkan demi bisa sampai disini"
"Aku tau Hyung lelah, aku tau Hyung jenuh dan ingin menyerah. Dan aku tau Hyung takut untuk jatuh" Mark berpaling, dia tidak bisa membantah karena setiap perkataan yang diucapkan Jeno adalah benar, semuanya adalah kebenaran. Kebenaran yang ia sembunyikan karena ketidakberdayaannya.
Jeno akhirnya melepaskannya "Tapi Hyung tidak harus berjuang sendiri...ada aku disini, ada ayah Daniel, ayah Minhyun, Jinyoung, Baek Hyung, Taemin Hyung, Kai Hyung, Tae Hyung, Ten Hyung, Lucas Hyung, para tetua bahkan semua orang yang ada di setiap penjuru kerajaan Mata Angin ada untuk membantu mu!" Jeno menyebutkan banyak,.banyak orang yang siap untuk membantu dibelakang Mark.
"Maafkan aku..." Mark bahkan tak sanggup menatap wajah adiknya, ia merasa begitu hina pernah membiarkan kata menyerah terlintas dipikirannya.
"Semua ini hanya masalah waktu. Semua akan kembali seperti semula bila waktunya tiba, dan itu tidak akan lama lagi" Jeno menatap Mark yakin, meyakinkan saudaranya itu bahwa tidak ada yang yang mustahil.
"Tekad harus tetap menyalah dalam diri Hyung, dan ketika itu tetap menyala kami akan selalu tau bahwa apa yang kami perjuangkan bersamamu tidaklah sia-sia.
"Ingatlah bahwa aku selalu ada untuk menopang bila Hyung lelah ataupun terjatuh, katakan saja dan aku akan selalu berada di sisi Mark Hyung"
Mark memeluk Jeno pelan, seolah seluruh beban di pundaknya jatuh begitu saja.
"Terimakasih karena tidak menyerah terhadapku" Jeno membalas erat pelukan Mark.
"Aku menyayangimu Mark Hyung"
🌍🌎🌏
Kepergian mereka hanya dilepas orang terdekat, meminimalisir khalayak yang tau juga mengurangi kemungkinan tersebarnya informasi yang tidak perlu.
Dengan perbekalan yang cukup ketujuhnya memulai perjalanan mereka dengan keberangkatan awal kerajaan Tenggara, wilayah tempat tinggal Taeyong.
Kuda mereka pacu cepat, mengingat kemungkinan serangan musuh yang terjadi saat mereka pergi.
Hening, bahkan Baekhyun tidak tau bagaimana membuat sesuatu diantara mereka lebih 'ramai'. Lucas, yang biasanya merusuh disaat saat seperti inipun sepertinya tengah kehilangan gairah untuk merusuh.
"Hei Taeyong" Taeyong menoleh pada Baekhyun dibelakangnya, sebab posisi mereka saat ini adalah ia yang memimpin didepan bersama Taemin, Mark dan Baekhyun ditengah serta Lucas dan Kai berjaga di belakang.
"Bagaimana kabar adikmu?" Baekhyun akhirnya memutuskan memulai pembicaraan.
"Aku tidak pernah menyangka bahwa auranya sebagai penasehat semakin terasa berwibawa. Jaehyun sudah tumbuh dewasa" Taeyong tertawa kecil.
"Bagaimana dengan Yuta? Apa dia masih hidup?" Terdengar kurang ajar memang pangeran Barat satu ini, tapi Taeyong hanya menggeleng kecil mendengar nama kembarannya disebut.
"Anak itu masih hidup, harus. Dan tentu saja jarang pulang, entah apa yang ia lakukan diluar sana. Sudah seperti gelandangan saja jika Hyung melihat gayanya terakhir kali saat pulang ke istana"
Jung Yuta adalah saudara kembar Jung Taeyong, juga kakak tiri dari Jung Jaehyun.
Yuta lahir 15 menit setelah Taeyong. Walaupun begitu Yuta adalah sosok petarung yang setia serta pantang menyerah, begitulah yang Raja Jung Jumyeon katakan ketika Taeyong mengeluhkan perilaku saudara kembarnya itu.
Berbeda dengan Taeyong yang taat, Yuta adalah seorang pembangkang. Pelajaran tata krama adalah hukuman baginya. Dan kehormatan adalah segalanya bagi pangeran Yuta, namun saat ini julukan yang tepat adalah kesatria Jung Yuta.
Yuta kerap kali mengikuti penyerbuan dengan Taeyong, tapi Yuta lebih menyukai mengikuti penyerangan dari pada Taeyong.
Raja Lee Daniel adalah atasannya di Medan perang, dan Yuta akan selalu menghormati salah satu pemimpin Timur laut itu.
"Seharusnya Yuta pulang bersama Raja Daniel, tapi tidak ia lebih memilih pergi lebih jauh entah kemana untuk mencari lebih banyak hal baru diluaran sana" cerita Taeyong panjang lebar.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
One Hundred Jopping [SuperM]
FantasyKekuasaan menjadi setiap keinginan semua orang. Kaum tua dan muda berlomba-lomba menempati kekuasaan tertinggi. Pengkhianatan adalah hal yang biasa terjadi. Para penguasa Mata Angin digulingkan Utara-Selatan-Tenggara-Barat-Barat daya-Barat laut-Timu...