"Haru bangun... hari ini kamu ada kelas pagi. Katanya gak mau telat lagi" jeongwoo mengguncang pelan tubuh anak bungsu majikannya itu
Bruk
"Akhh"
Bukannnya bangun, haruto malah narik tangan jeongwoo sampai si empunya tangan jatuh dan nimpa badan haruto yang masih asik mejamin matanya
"Haru.. nanti kalau ada yang masuk gimana? Cicit jeongwoo takut takut sambil melihat ke arah pintu kamar haruto
Haruto menggeliat lalu menggeser tubuh jeongwoo kesamping dan memeluk jeongwoo layaknya guling"5 menit aja woo" jawabnya dengan suara serak
Jeongwoo ngehela nafasnya pasrah. Gaada yang bisa nolak permintaan tuan muda haruto dan jeongwoo harus inget itu. Tapi.... ini di rumah, gimana kalo ada yang liat? Bisa di pecat orang tuanya
Jeongwoo natap pahatan wajah di depannya dengan pandangan memuja, tuhan kayanya lagi dalam mood yang baik waktu ciptain haruto. Ganteng banget soalnya
Jeongwoo menyusuri wajah haruto dengan jari jari tangannya, rambut lebat yang halus, alis yang terbentuk sempurna, kelopak mata yang indah dengan hiasan bulu mata yang menawan
Secara perlahan turun ke arah hidung mancung yang membuatnya iri, lalu jari jari jeongwoo berpindah mengelus bibir yang selalu dengan kurang ajar mengobrak abrik mulutnya
"Haru bangun!! Udah lebih 2 menitt" bisiknya tepat di depan telinga jeongwoo
Haruto menggeram, membuka matanya lalu tersenyum saat indranya mendapati sang kekasih yang tersenyum manis ke arahnya
Cup
Haruto mencuri satu kecupan dari bibir menggoda jeongwoo
"Masih pagi, jangan mancing mancing ya" ucap haruto tiba tiba
"Mancing apaan?" Tanya jeongwoo bingung
Haruto berdecak "mending lo keluar deh. Gue takut gak bisa nahan lagi" titah haruto lalu melirik ke arah bawah dimana terdapat sesuatu yang menonjol di area selangkangannya
Jeongwoo ikut ngeliat arah pandangan haruto dan
Blushh
Pipinya memerah, jeongwoo langsung bangkit dan buru buru pergi dari kamar haruto "mesum" ucapnya lalu berlari
Haruto terkekeh kecil lalu bangkit dan mengambil handuk untu menenangkan si kecil dan bersiap pergi ke kampus
Setelah menetralkan wajahnya yang memerah, jeongwoo akhirnya kembali ke dapur untuk membantu sang ibu menyiapkan sarapan keluarga kecil pradipta
"Sayang, haruto udah bangun?" tanya sang ibu -wendy- begitu jeongwoo ada disampingnya
Jeongwoo nganggukin kepalanya "lagi mandi bu" jawabnya lalu dengan sigap membawa makanan yang udah jadi ke meja makan
"Kak yoonbin, pagi" sapa jeongwoo saat netranya melihat si sulung pradipta yang lagi mainin hp di meja makan
Yoonbin yang merasa dipanggil langsung mengalihkan atensinya ke arah suara "pagi woo" jawabnya dengan senyum ramah
Jeongwoo balas senyum ke arah yoonbin lalu permisi lagi ke belakang
"Yoonbin, kapan kamu mau mulai kerja di kantor papi nak" suara bass kepala keluarga pradipta ( papi suho pradipta) tiba tiba menyerang indra pendengaran yoonbin
"Pi, kita udah bahas masalah ini berkali kali. Dan jawaban yoonbin tetep sama, yoonbin maunya jadi produser pi" jawab yoonbin sedikit kesal
"Masih pagi, ko abang udah marah marah gitu sih?" Sang ibu (irene) yang baru sampai di meja makan merasa jengah dengan pertengkaran ayah dan anak sulungnya itu