Itu Terlalu Menyakitkan

1.6K 275 75
                                    




Setelah pertemuan denga orang tua haruto, jeongwoo kembali ke apartemen dan langsung membersihkan dirinya. Setelahnya jeongwoo membuat makan makan malam untuk dirinya dan haruto

Haruto bilang dia sebentar lagi bakal pulang, makannya jeongwoo buru buru masak karna dia yakin kalo haruto pasti belum makan malem

Saat sedang asik memasak, jeongwoo mendengar pintu apartemen terbuka. Dan tanpa perlu jeongwoo tebak lagi, itu udah pasti haruto. Ya karna siapa lagi emang yang punya kunci akses selain haruto dan jeongwoo?

Jeongwoo merasakan ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya disusul kepala yang bersandar di bahunya

Nyaman

Itu yang selalu haruto rasakan saat berada di dekat jeongwoo

Jeongwoo memilih acuh tanpa menghiraukan haruto, dia tetap bergerak kesana kemari meski kesusahan karna haruto yang keliatannya masih betah menempel

Cup

Haruto mencium leher jeongwoo lalu melepaskan pelukannya "aku mandi dulu" ucap haruto lalu mengusak rambut jeongwoo dan berlalu ke arah kamarnya

Jeongwoo berbalik dan menatap haruto dengan pandangan yang sulit di artikan

"Apa semuanya bakal tetap sama?" Tanyanya tanpa jawab

Tentu aja gak ada yang jawab. Lagian siapa juga yang mau jawab kalo jeongwoo nanyanya dalam hati? Malaikat?

Oke abaikan

Tak berselang lama, bertepatan dengan jeongwoo yang selesai menata makanan di meja, haruto keluar dengan baju tidur dan handuk di lehernya, ohh jangan lupakan rambutnya yang masih setengah basah

Setelah haruto mendudukan dirinya di meja makan, jeongwoo menghampirinya dan mengambil handuk di leher haruto lalu mulai menggosokannya pada rambut basah haruto

"Kebiasaan, nanti kamu bakal pusing kalau rambutnya gak di keringin" omel jeongwoo yang hanya dihadiahi kekehan kecil dari haruto

"Ayo makan" haruto narik tangan jeongwoo agar duduk di sebelahnya dan segera memulai makan malamnya

Mereka berdua lalu makan dengan tenang, gak ada pembicaraan selama makan seperti biasanya. Hanya suara dari sendok dan piring yang beradu. Entah kenapa, tapi jeongwoo merasa ada aura aneh yang menguar dari haruto. Tapi jeongwoo gak ambil pusing dan memilih fokus sama makanannya

Setelah selesai makan, jeongwoo langsung dengan segera mencuci piring bekas mereka makan dan haruto memilih diam memandangi punggung jeongwoo dari tempatnya

Dret drett

Getaran ponsel jeongwoo di atas meja mengalihkan perhatian haruto

Panggilan telfon dari kontak bernama "kak jae🦁" terlihat dalam layar ponselnya

Melihat nama itu, rahang haruto mengeras, tangannya bahkan terkepal marah. Saat ingin merai telfon itu, jeongwoo tiba tiba datang dan mengambilnya lalu menjauhkan diri dari haruto

Haruto menatap punggung jeongwoo yang memunggunginya dengan tatapan marah 'kenapa harus ngejauh? Gue gak boleh denger? Sialan apa mereka bene-"

"Haru" panggil jeongwoo

Lamunan haruto buyar karna jeongwoo yang secara tiba tiba udah duduk di sampingnya dengan segelas coklat hangat di tangannya

Haruto memperhatikan jeongwoo dengan lekat, tangannya terulur buat menyentuh wajah dengan senyum manis dihadapannya

"Kenapa pipi lo merah woo?" Tanya haruto begitu tak sengaja melihat tapak merah di pipi kecoklatan jeongwoo

"Ahh" jeongwoo ikut memegang pipinya dan menggerakan matanya gelisah

Verschil ᗩ RujeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang