Setelah selesai menidurkan junghwan sehabis memergoki keintiman haruto dan jeongwoo, mereka berdua sekarang berada di ruang tengah dengan ditemani 2 gelas coklat hangat
Bukan, mereka bukan mau ngelanjutin kegiatan tadi, mereka cuma mau bicara tentang bagaimana kehidupan yang mereka lalui selama 6 tahun kebelakang
"Ning-ning, 23 Oktober 2017 - 23 Oktober 2017" Haruto membaca tulisan yang dia foto dari batu nisan ning ning saat itu
Jeongwoo yang tadi sibuk meminum coklat hangatnya langsung mengalihkan atensinya pada haruto. Wajahnya berubah sendu, jeongwoo menaruh kembali gelas berisi coklat yang belum sempat dia minum ke meja di depannya
"Woo.."
"Seminggu setelah tiba di korea, aku ngerasain gejala gejala aneh haru. Gejala gejala yang sering dialami ibu hamil. Kak jaehyuk ngajak aku periksa kedokter, dan hasilnya nunjukin kalau aku positif hamil. Aku stress, aku bingung, aku takut. Selama 5 bulan pertama, aku gak pernah bener bener ngurusin diri aku. Aku cuna harap anak ini akan mati dengan sendirinya. Tapi beriring waktu, semuanya berubah, aku jadi sayang sama anak itu. Karna aku inget kamu haru, kamu selalu cerita sama aku kalo kamu pengen banget punya anak perempuan. Maka dari itu, saat aku periksa jenis kelaminnya dan menunjukan bahwa anak itu perempuan, aku benar benar mempertahankan anak itu. Sampai akhirnya, saat usianya 9 bulan. Kecelakaan itu..."
Jeongwoo gak bisa melanjutkan ceritanya, jeongwoo gak bisa tahan tangisannya saat mengingat kejadian 4 tahun yang lalu
"Kecelakann apa woo?" Haruto membawa jeongwoo ke pelukannya dan menenangkan jeongwoo dengan mengusap punggung dan rambutnya lembut
"Nyonya irene" bisik jeongwoo yang teredam pelukan haruto
"Mami? Kenapa sama mami?" Bingung haruto
Jeongwoo ngehela nafas kasar, melepaskan pelukan haruto lalu menatap haruto dengan perasaan yang campur aduk, antara marah, sedih, dan takut
"Dia tau aku di korea dan ngandung anak kamu, aku gak tau dia dapet info dari mana. Yang jelas dia marah dan gak mau aku ngelahiri anak kamu. Aku jelas nolak, dan dia tetep maksa. Akhirnya kejadian yang gak mau aku hadapin terjadi, dimana dia ngeluarin pisau yang cukup tajam dan menusukannya tepat ke perut aku" tangis jeongwoo lagi lagi pecah
Rahang haruto mengeras, ibunya benar benar gila, gak salah sekarang dia ada di rumah sakit jiwa
Haruto lalu memeluk jeongwoo lagi, mengecup keseluruhan wajah jeongwoo dengan kecupan ringan "maaf, kamu pasti benci banget sama mami. Begitupun aku woo, aku juga benci mami. Semua yang terjadi 6 tahun yang lalu murni rekayas mami. Dimana mami jodohin aku, buat kamu keliatan selingkuh sam kak jaehyuk. Semuanya, semuanya rencana mami. Maaf" haruto ikut meneteskan air mata yang sedari tadi mati matian dia tahan
"Maaf hiks... maaf karna gak bisa jagain anak kitaa hiks.." lirih jeongwoo
Haruto gelengin kepalanya "gak, kamu gak salah, semuanya takdir tuhan"
Jeongwoo ngedongakin kepalanya natap haruto dengan mata yang basah karna air mata
Tangan haruto terulur untuk mengusap jejak air mata di wajah jeongwoo lalu memberikan kecupan kupu kupu di seluruh wajahnya
"Sekarang aku disini, bakal jagain kamu, gak ada yang bisa lagi nyakitin kamu" ucap haruto tenang
Sejahat apapun dulu haruto padanya, jeongwoo akan selalu percaya pada ucapan haruto. Entah itu hanya sebagai penenang atau ucapan yang tulus, jeongwoo bakal selalu percaya. Karna rasa cintanya sama haruto emang sebesar itu
Mereka berdua berakhir dengan cudle di sofa dengan jeongwoo yang asik mendusel duselkan wajahnya di dada haruto
"Ayo menikah" ucap haruto setelah hening selama beberapa saat