Haruto sama jeongwoo lagi duduk berhadap hadapan masih di dalam restoran tempat pertemuan tak sengaja tadi
Haruto ngulurin tangannya buat genggam tangan jeongwoo yang di taruh di atas meja
Jeongwoo hanya diam memperhatikan tanpa mau menolak ataupun menerima genggaman tangan haruto
"Maaf" setelah kurang lebih 15 menit, akhirnya haruto membuka suara
Pandangan jeongwoo beralih pada wajah haruto yang sangat tirus. Tatapan kerinduan benar benar tercetak jelas di mata haruto
Tes
Haruto gak bisa lagi nahan air matanya untuk meluncur bebas di pipi tirusnya
"Ternyata kamu masih disini woo, aku pikir kamu pergi. Pergi ninggin aku buat selamanya" ucap haruto
"Aku gak pernah pergi haru, aku selalu ada disini bukan?" Jeongwoo mengarahkan tangannya ke dada kiri haruto. Merasakan detak jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat
Haruto nganggukin kepalanya "selalu dan gak akan pernah pergi" jawabnya yakin
Jeongwoo senyum teramat manis kepada haruto. Tangannya terulur buat ngapus air mata haruto
"Woo aku kangen" haruto nahan tangan jeongwoo di pipinya
Jeongwoo tau itu, karna jeongwoo juga sama. Merindukan sosok haruto
Jeongwoo gak bales ucapannya haruto, yang dia lakukan cuma mengangguk dengan senyum indah di bibirnya
"Apa yang terjadi sama kecelakaan hari itu?" Haruto bener bener gatel pengen nanyain ini dari tadi
"Aku sama kak jaehyuk gak ikut penerbangan pertama haru, 10 menit sebelum naik pesawat, tiba tiba aja aku pingsan karna kecapean jadi kita gagal naik. Trus aku sama kak jaehyuk di suruh nunggu penerbangan selanjutnya" jelas jeongwoo
"Kamu pasti kecapean karna aku ya woo? Maaf" sesal haruto
Jeongwoo gelengin kepalanya pelan "engga, jangan salahin diri kamu kaya gitu. Kamu gak salah. Kalau aku jadi kamu, aku juga pasti marah haru" jeongwoo genggam tangan haruto erat
"Maaf karna aku gak tau kejadian sebenernya. Maaf karna aku udah nyakitin kamu. Aku juga minta maaf atas nama keluarga aku. Harusnya aku nyari tau dulu kebenarannya, bukan langsung nyakitin kamu" haruto bersusah payah menahan isakannya. Dia gak mau pengunjung yang lain malah fokusin mereka nantinya
Jeongwoo menghela nafasnya pelan "permintaan maaf di terima" ucapnya lalu tersenyum
Haruto gak percaya kalo jeongwoo bakal maafin dia secepat ini. Harusnya jeongwoo maki maki haruto dulu, seengaknya tampar lagi haruto kaya waktu itu
"Segampang itu kamu maafin aku woo" lirih haruto
Jeongwoo senyum makin lebar "haru- kamu tau kalo aku gak mungkin bisa marah sama kamu. Meski sempat kecewa, tapi kamu itu segalanya buat aku" balas jeongwoo
"Can i hug you?" Haruto gak berharap buat jeongwoo jawab iya, tapi anggukan yang diberikan jeongwoo berhasil bikin senyum haruto mengembang
Haruto lalu menghampiri jeongwoo dan memeluk jeongwoo dengan erat, menyalurkan semua kerinduannya akan lelaki manis yang sekarang di dekapnya
Tangan jeongwoo dengan perlahan ikut memeluk tubuh tinggi yang terasa sangat kurus milik haruto. Apa selama 6 tahun ini haruto hidup dengan baik?
"Appa-!" Panggil junghwan sambil menarik narik celana jeongwoo
Jeongwoo melepaskan pelukan haruto lalu berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan junghwan
"Nee?" Jawab jeongwoo mengusak rambut junghwan
"geu samchon-eun nugu-ibnikka (siapa paman itu)" tanya junghwan berbisik pada telinga jeongwoo
"appa-ui chingu (teman ayah)" jawab jeongwoo ikut berbisik
"geuneun aju jal saeng-gyeoss-eoyo, appa (dia sangat tampan, ayah)" ucap junghwan dengan tatapan memuja pada sosok haruto yang gantengnya emang kelewat batas
Jeongwoo terkekeh kecil "geuleohdamyeon jal saeng-gin samchon-ege insa (kalau begitu, beri salam pada paman tampan)" jeongwoo mendorong kecil badan junghwan agar berhadapan dengan haruto
Seperti yang jeongwoo lakukan tadi, haruto ikut mensejajarkan tingginya dengan si kecil junghwan dan mengusak gemas surai lembut junghwan
"Annyeonghaseyo, samchon. je ileum-eun park junghwan-ibnida (hallo paman. Namaku park junghwan)" junghwan menundukan badannya 90 derajat
"Annyeong junghwanie. Samchon-ui ileum, haruto" haruto tersenyum manis ke arah junghwan
Jeongwoo yang melihat interaksi junghwan dan haruto, gak bisa nyembunyiin lagi senyumnya. Dia teramat sangat senang melihat kedua orang di depannya ini saling melempar senyum
"Aku ketinggalan banyak hal ya woo?" Haruto menggendong junghwan dan membawanya duduk di kursi yang tadi dia tempati, diikuti jeongwoo yang juga duduk dihadapannya
"Ketinggalan hal apa?" Tanya jeongwoo bingung
"Semua hal tentang kamu. 6 tahun pergi, tau tau kamu udah punya anak segede ini aja woo" fokus haruto hanya tertuju pada junghwan yang ada di pangkuannya
Junghwan keliatan fokus memainkan makanan yang tadi di pesan haruto yang belum tersentuh sama sekali
Jeongwoo membatu mendengar ucapan haruto barusan. Haruskah dia memberitahu haruto yang sebenarnya?
"Kamu harus tau haru..." jeongwoo menjeda ucapannya membuat perhatian haruto teralih padanya
"Junghwan ini sebenernya anak ka-"
"Appa-!" Panggil junghwan memotong perkatan jeongwoo
"Nee?" Jeongwoo dan haruto teralihkan oleh panggilan junghwan yang tiba tiba
Junghwan menatap jeongwoo dengan tatapan memohon "igeo meog-eodo doelkkayo? (Bolehkan aku memakan ini)" junghwan menunjuk makanan di depannya
"Ani-yaa, igeo samchon-iissda (gak boleh, itu punya paman)" larang jeongwoo
Bahu junghwan terkulai, tatapannya berubah sedih
Haruto yang menyadari itu, mendekatkan piring makanannya pada junghwan "geunyang meog-eo, ne appaneun singyeong sseuji ma" ucap haruto berbisik di telinga junghwan
Mata junghwan langsung berbinar indah dan memekik giranh, dia membalikan badannya agar menghadap haruto
Cup
Junghwan mengecup pipi haruto, membuat haruto membeku karna perlakuam junghwan yang mengejutkan
"gomawo samchon" ucap junghwan lalu memulai memakan makanannya
Haruto yang tersadar dari kekagetannya, terkekeh gemas sembari mengelus rambut dan punggung junghwan pelan
Tbc.
Rujeongwoo
19-03-2021