; menara kastil

425 75 1
                                    

Disinilah mereka berdua berakhir, menara kastil tepat disebelah asrama Gryffindor. Tempat ini cukup romantis karena dari sini kau bisa melihat danau dan hamparan luas didepan sambil merasakan segarnya angin sore.

Sedari datang Mashiho dan Jihoon masih setia dalam diam. Mashiho yang begitu mencintai alam nampak menikmati bagaimana angin sore menerpa wajahnya. Sedang Jihoon sedang bergelut dengan pikirannya, bagaimana membuka obralan kali ini. Beruntung Mashiho melirik kearah Jihoon dan mendapati bekas kemerahan depergelangan tangan Jihoon.

"Oh kak! Tanganmu!" Pekik Mashiho sambil reflek mengambil tangan Jihoon.

Terkejut? Jelas. Jihoon sedang runyam dengan pikirannya akan tetapi sebuah pergerakan yang terlalu tiba-tiba membuatnya bingung.

"o-oh ee t-tidak apa-apa Mashiho"

Jihoon merutuki dirinya sendiri. Kenapa, kenapa dia selalu tergugup apabila sudah berada didepan Mashiho.

"syukurlah kalah begitu" Jawab Mashiho lega. "omong-omong panggil saja Mashi atau Cio, aneh sekali mendengar orang memanggilku Mashiho" Lanjutnya.

"Baiklah! Mashi~ Eum.. jadi bisa kau jelaskan kenapa kau terburu-buru dan langsung memberikanku tanaman tersebut?"

Mashiho mengangguk-anggukan kepala, kini mereka sudah berdiri saling berhadapan satu sama lain.

"Aku terlahir dari kedua orang tua yang tidak mengetahui sihir. Orang tuaku sangatlah sibuk, sampai akhirnya mereka selalu menitipkanku pada sepasang Kakek Nenek disebrang rumah.

Waktu itu aku berumur 5 Tahun ketika mengetahui bahwa Kakek dan Nenek tersebut ialah keluarga penyihir. Dari merekalah aku tau tentang ilmu sihir, satwa dan tanaman sihir. Dan diusiaku yang ke-6 mereka menceritakanku tentang Hogwarts.

Aku begitu tertarik, hingga aku berdoa semoga suatu saat nanti aku bisa bersekolah disini. Akan tetapi saat berusia 10Tahun 10Bulan, Kakek dan Nenek tak kunjung merasakan aura atau kejadian sihir disekitarku.. Mereka yang kasihan padaku akhirnya mengizinkanku mengantar barang seperti waktu itu, tentu saja diam-diam dibantu oleh Hagrid.

Dan hari itu, hari terakhir aku disini karena keesokan harinya aku harus berangkat ke Paris. Mama telah mendaftarkan aku ke sekolah biasa disana. Aku bersyukur sepertinya doaku didengar, tepat seminggu setelah pindah aku mendapatkan surat bahwa aku diterima di sekolah yang aku impikan, Hogwarts." Jelas Mashiho panjang lebar.

Jihoon begitu memperhatikan bagaimana Mashiho bercerita, bagaimana bibir itu tersenyum pada bagian yang menyenangkan, bagaimana bibir itu menukik kebawah pada bagian sedih dan cemberut dibagian yang membuatnya kesal. Bocah didepannya benar-benar membuat Jihoon gemas ingin mengantonginya.

"Ah seperti itu! ja—"

"OH DISINI KAU RUPANYA!"

Belum selesai Jihoon berbicara, tiba-tiba ada suara yang Jihoon sangat kenal memotong kalimatnya.

"OH SIAPA INI?! BUKANKAH KAU ANAK KECIL YANG WAKTU ITU!"

"HEI! Kim Junkyu kecilkan suaramu bodoh!"

Yoshi memukul mulut Junkyu pelan. Dan ya, dua orang yang tiba-tiba datang sore itu ialah Junkyu dan Yoshi yang sudah mencari Jihoon keseluruh Hogwarts.

"Kau! Kenapa tidak bilang sudah bertemu dengan...." ucap Junkyu terhenti sambil menatap Mashiho.

"Mashiho namaku kak"

"ya! Kenapa kau tidak bilang bila sudah bertemu dengan Mashiho?" Lanjut junkyu bertanya pada Jihoon.

"ya memang kau Ibuku yang harus aku beri laporan setiap waktu setiap saat"

Dan ya kegaduhan kecil terjadi dimenara sore itu. Yoshi yang sudah teramat hafal dengan tingkah Jihoon dan Junkyu hanya menggeleng pelan sambil menepuk bahu Mashiho untuk mengajak pergi diam-diam dari sana.

Hogwarts; JiMashiKyu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang