; topi seleksi

691 100 6
                                    

Jihoon, Junkyu dan Yoshi kini telah memasuki Aula Besar. Dan kini tidak hanya mereka bertiga, tapi seluruh anak tahun pertama terkagum-kagum dengan Aula yang beratapkan langit malam. Lilin-lilin mewah bergantung cantik diatas sana.

Meja panjang berisi seluruh makanan enak yang sungguh Jihoon pastikan tidak akan muat semua didalam perut. Para siswa lainnya tengah duduk bersama dengan beberapa hantu berterbangan diatas mereka, Jihoon sempat bertatapan dengan hantu Sir Nicholas. 

Kini seluruh siswa tahun pertama berdiri berbaris didepan tangga pualam, tempat para profesor duduk. Didepan mereka ada sebuah bangku yang diatasnya terdapat sebuah topi penyihir jelek dan kumal.

Tak lama setelahnya Professor Mcgonagall memulai upacara seleksi, topi itu menyanyikan sebuah lagu yang panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama setelahnya Professor Mcgonagall memulai upacara seleksi, topi itu menyanyikan sebuah lagu yang panjang. Lagu yang menjelaskan karateristik 4 Asrama di Hogwarts.

Ketika lagu itu usai Professor Mcgonagall mulai memanggil murid kelas satu untuk duduk dikursi dan dipasangkan Topi Seleksi itu di kepala.

Satu persatu siswa di panggil, dan tibalah saat dimana Kannemoto Yoshinori, Kim Junkyu dan Park Jihoon dipanggil berurutan.

"Hmm.. Tunggu, belum pernah kulihat yang secerdas ini. Cerdas, Rajin dan Indah.." Gumam topi seleksi ketika berada diatas kepala Yoshi.

Yoshi tegang bukan main bahkan sampai menahan nafasnya, dia berfikir bagaimana bila tidak ada asrama yang menerimanya.

"Ravenclaw!" Sambung Topi Seleksi dan detik kemudian suara riuh dari meja Ravenclaw terdengar, dengan perasaan lega Yoshi berjalan menuju meja asrama barunya.

"Hmm.. Darah murni yang cerdik, ambisius dan sedikit..." Topi seleksi menjeda ucapannya "licik".

Berbeda dengan Yoshi, Kim Junkyu tidak gugup sekali bahkan dia dengan santai duduk diatas kursi.

"Slytherin!" Tak kalah riuh, slytherin juga dengan bangga menyambut darah-murni baru ke asramanya.

Kini giliran Jihoon, dengan mantap dan berani Jihoon duduk diatas kursi dan dipasangkan topi seleksi.

"Apa ini?" gumam topi seleksi "Darah murni yang ambisius tapi tidak serakah? ... begitu setia dan berani..."

ada jeda sedikit lama setelahnya, aula begitu hening seluruh mata menatap lamat Jihoon yang ada didepan.

"sedikit sulit, tapi mungkin bersama mereka kau akan menemukan jati diri! Gryffindor!"

Riuh setelahnya, tidak ada yang menyangka bahwa Park Jihoon akan masuk asrama sang ibu daripada sang ayah.

Keesokan harinya Hari pertama Jihoon berjalan lancar, kini dia tengah berbaris dengan teman-temannya menuju rumah kaca untuk belajar Herbologi.

Dia berada didepan bahkan terlalu depan hingga akhirnya dia tiba terlebih dahulu di Rumah kaca. Jihoon cukup terkejut karena didalam sama ada seorang bocah kecil yang ditemuinya semalam.

"Oh Kakak!" Sambut bocah itu sambil tersenyum senang.

Senyum yang entah mengapa membuat jantung Jihoon nampaknya berhenti bekerja sejenak. Dia hanya mematung didepan pintu tanpa ada niatan untuk membalas atau masuk kedalam.

"Ah! Kelas Herbologi akan dimulai ya?" Sambung bocah itu kemudian terburu-buru melepaskan sarung tangan dan penutup telinganya.

Bocah kecil itu tidak menyadari perubahan pada Jihoon bahkan sampai dia pamit untuk pergi meninggalkan Rumah kaca.

"eum kak! Hari ini aku harus pergi bersama Mama dan Papa... aku tak bisa lagi mengurus ini semua. Jadi aku berikan padamu tanaman langkah ini! Jaga baik-baik... doakan aku bisa bersekolah disini agar bisa melihatmu memelihara tanaman itu!"

Setelah memberi Jihoon sebuah tanaman bocah kecil itu benar-benar pergi meninggalkan Jihoon yang masih terpaku karena senyuman manis bocah tersebut.

Hogwarts; JiMashiKyu. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang