Chapter 7.
Ketika aku masih sangat muda aku melihat ayahku menangis dan menyumpah pada langit.
Dan ibuku berjanji dia tidak akan pernah melupakannya.
Dan hari itu aku berjanji, tak akan menyatakan 'cinta' jika itu tak benar adanya.
Aku tau, jauh didalam lubuk hatiku aku mencintaimu.
Dan aku harus mencari jalan keluar tanpa harus menunjukkannya.
Dan aku sudah terbiasa hidup seperti ini,
Menjaga jarak nyaman dari siapapun.
Hingga hari ini aku tersadar bahwa aku memang ditakdirkan hidup dalam kesendirian.
..
Jeno menangkup wajah hangat Renjun menatap manik coklat yang tak lagi bersinar itu.
"Aku mencintaimu, Renjun."
Renjun menelan senyumannya mengenggam tangan Jeno diwajahnya.
"Aku tau."
"Tapi, bisakah kita menjadi seperti ini. Seperti remaja kebanyakan."
Jeno terdiam mendengar kalimat yang barusaja diucapkan Renjun. Ia benar benar kehilangan, ia kehilangan Renjun.
Jeno membuangnya dan kini tak sedikitpun tersisa yang dapat Jeno ambil kembali.
Renjun sudah berubah.
"Haechan bilang besok ujian." Senyum Renjun kikuk.
"Ya, aku akan membeli beberapa cemilan untukmu." Balas Jeno dengan wajah kecewa nya walaupun Renjun tak dapat melihatnya.
"Aku ingin tidur." Renjun berdiri dari tempatnya, ia akan tidur sekarang tidak akan memikirkan hal apapun seperti yang dikatakan Haechan.
Semuanya tak akan sepadan dengan resiko yang akan terjadi.
Renjun sudah kehilangan segalanya.
Ia tidak ingin memiliki apapun lagi jika hanya akan kehilangan diwaktu yang ia tidak tau kapan.
"Renjun, boleh aku tidur denganmu."
...
Renjun terbangun karena suara gemericik air dikamar mandinya. Jeno mungkin mandi dikamarnya.
"Kau tidak telat?." Renjun.
"Ini masih sangat pagi, aku ingin menghangatkan sarapan untukmu." Ucap Jeno mengusak rambut berantakan Renjun.
Renjun mengangguk dengan senyuman kecilnya.
Ia akan mandi sementara Jeno bersiap.
Renjun keluar dari kamarnya setelah 15 menit, aroma sup udang menguar keseluruh ruangan. Itu memang menu favorit Renjun.
"Jen, apa aku boleh pergi kesekolah dihari libur?."
Jeno menatap Renjun tak mengerti.
"Aku ingin berjalan-jalan." Lanjut Renjun.
.
.
.Jaemin mengecek bangku diujung cafe, seseorang duduk disana sedari tadi dengan earphone nya.
Renjun bosan sendirian dirumah jadi ia berkunjung ke cafe berkenalan dengan Hendery, staff baru yang menggantikan Renjun.
Mereka sangat akrab.
Renjun terlihat sangat ceria dengan semangkuk icecream dihadapannya. Jaemin setidaknya bisa bernapas lega melihat senyuman bahagia Renjun yang sudah lama hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK LIGHT ˚NORENMIN˚
Fanfiction[COMPLETE]☑️☑️ "Kau benci jika aku kembali?." "Untuk apa aku membenci sesuatu yang pernah kusukai, Jeno-ya." Senyum itu yang tak pernah berubah walau kehidupan pemiliknya 180˚ berputar. -Teruntuk kalian yang merasa dunia begitu kejam. Angst.